Sani Fahreza yang berperan sebagai Alex juga mampu menunjukkan karakter anak-anak yang sering melanggar aturan di sekolah, bagaimana perasaan seorang anak yang broken home. Begitu juga dengan Firsan Abdullah yang berperan sebagai Fano, ia mampu menunjukkan karakternya yang tenang dan bertanggung jawab.
Akting para pemeran pendukung disini juga terlihat natural dan maksimal, terutama akting dari keluarga Asya dan Fano itu sendiri. Keluarga mereka yang membuat suasana film ini diisi oleh ketegangan dan kesedihan yang dialami oleh masing-masing keluarga.
Pentingnya Menjaga Diri dan Memberikan Sex Education terhadap anak
Miniseri ini mengajarkan bahwa pentingnya keluarga sebagai pelindung bagi anak. Orang tua harus bisa memberikan sex education kepada anak sedari dini, apa saja bahaya jika berhubungan di luar nikah, dan lainnya.Â
Miniseri ini juga menunjukkan bahwa korban kekerasan seksual seharusnya diindungi, bukan disalahkan. Pelaku kekerasan seksual juga harus bisa bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukannya.Â
Itulah ulasan saya mengenai miniseri "Asya Story" original Genflix. Apakah kamu tertarik untuk menontonnya?
Overall, miniseri ini cocok ditonton khususnya bagi para remaja. Miniseri ini sukses menggambarkan realitas remaja korban kekerasan seksual. Cinematography dan alur ceritanya juga membuat suasana di film ini semakin depresif. Di ending, kita akan merasakan kebahagaiaan yang dialami Asya karena ia berhasil bangkit dari keterpurukannya.
Miniseri ini bisa ditonton di Genflix. Dengan biaya berlangganan yang murah, kamu bisa menikmati berbagai film dan serial lokal dengan mudah. Kualitas video yang ditampilkan juga jernih, tak kalah dengan platform lainnya. Yuk dukung industri perfilman Indonesia dengan menonton film dan serialnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H