Hal tersebut didukung dengan cinematography dan tone warna yang gelap dan menunjukkan suasana depresif. Hal tersebut menjadi nilai tambah dalam miniseri ini.
Durasi yang terlalu cepat
Miniseri yang berjumlah 6 episode ini berdurasi 11 menit di setiap episodenya. Menurut saya pribadi, hal tersebut adalah hal yang wajar dikarenakan ini adalah miniseries, yang durasinya tak sepanjang serial.
Namun, sayangnya, karena durasinya yang terlalu cepat, miniseri ini kurang mampu menyampaikan ceritanya dengan baik sehingga menimbulkan kejanggalan di beberapa bagian. Seperti, bagaimana latar belakang Asya sebelum peristiwa ini terjadi, mengapa Fano mau melindungi Asya, dan berbagai hal lain yang menyisakan berbagai pertanyaan bagi para penontonnya.
Ada baiknya jika kamu juga membaca novelnya di wattpad ataupun membeli bukunya. Mengapa? Karena nantinya pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal di miniseri ini akan terjawab di bukunya.
Latar Belakang yang disampaikan dengan jelas
Walau durasinya terlalu cepat, miniseri ini tetap mampu memberikan latar belakang para tokohnya dengan baik. Karakter Asya, Fano, dan Alex diberikan gambaran latar belakang keluarga dan masa lalunya dengan tepat walau tidak terlalu dalam.Â
Tokoh Alex, yang tadinya membuat penonton geram ketika melihatnya, diberikan latar belakang yang membuatnya melakukan pelanggaran tersebut. Ternyata Alex berasal dari keluarga yang broken home, yang membuatnya tak bisa merasakan kebahagiaan sehingga ia mencari kebahagiaan dengan cara yang salah.
Bagaimana kondisi keluarga Asya dan Fano juga digambarkan dengan baik, kita sebagai penonton akan merasa relate dengan keluarga kita saat ini. Orangtua Asya dikenal sebagai orang tua yang tegas, sedangkan orang tua Fano cenderung santai namun bertanggung jawab. Hal tersebut membuat suasana di miniseri ini terasa real dan tidak dilebih-lebihkan.
Akting para pemainnya yang natural
Akting para pemain disini patut diapresiasi karena mampu memberikan emosi yang baik untuk para penontonnya. Brigitta Cynthia yang berperan sebagai Asya mampu menyampaikan emosinya secara depresif sehingga penonton bisa merasakan kesedihan yang dialami oleh Asya.Â