Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Fate: The Winx Saga", Ketika Asrama Peri Jadi Tempat Melawan Monster yang Penuh Misteri

14 Februari 2021   06:43 Diperbarui: 14 Februari 2021   06:58 3117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fate : The Winx Saga, Netflix.com

Serial-serial bertema kekuatan memang sesekali patut  untuk ditonton. Mungkin, jika kamu adalah penggemar serial-serial kekuatan, kamu tak harus menonton serial-serial buatan DC ataupun Marvel, karena masih ada banyak kekuatan lain selain di dua studio itu.

Netflix sudah mengeluarkan serial kekuatan super seperti "The Umbrella Academy", "The Boys", ataupun "Stranger things". Tentu, masih banyak lagi yang lainnya. Menonton serial selain buatan DC dan Marvel mampu membuat kita mengambil prespektif yang berbeda dalam menonton serial kekuatan atau superhero.

Salah satu serial kekuatan yang tayang di tahun ini adalah "Fate : The Winx Saga". Bercerita tentang sekelompok remaja yang tinggal di asrama peri untuk melawan para monster yang ada. Ditambah dengan cerita mengenai misteri di sekolah peri, membuat saya tertarik untuk menontonnya.

Fate: The Winx Saga adalah serial drama remaja berdasarkan serial animasi Nickelodeon Winx Club, yang dibuat oleh Iginio Straffi. Ini diproduksi oleh Archery Pictures bekerja sama dengan Rainbow, sebuah studio yang dimiliki bersama oleh Iginio Straffi dan ViacomCBS. 

Serial yang berjumlah 6 episode, cukup pendek untuk sebuah serial Netflix, mengangkat tema mengenai peri, manusia, dan kekuatan. Penasaran, apa yang membuat serial ini menarik untuk ditonton? Yuk simak, ini ulasannya.


***

sumber : netflix.com
sumber : netflix.com

Di episode pertama serial ini, kita langsung dihadapkan kepada scene dimana ada sebuah penghalang antara dunia biasa dengan dunia peri, seperti sebuah penghalang pararel. Kita dikenalkan dengan karakter Bloom, gadis pendiam dan benci dengan keramaian yang harus sekolah di asrama peri. Ibu dan ayahnya tak mengetahui kalau Bloom bersekolah di asrama peri, mereka mengira Bloom hanya sekolah di asrama biasa.

Dari sana, pengenalan karakter Bloom terlihat jelas dan detail, bagaimana awal mula kekuatan itu muncul, mengapa Bloom pendiam, dan pertanyaan-pertanyaan umumnya langsung terjawab di episode pertama, dan menyisakan berbagai teka-teki misteri lainnya yang lebih penting.

Pengenalan karakter sahabatnya seperti Musa, Aisha, Terra, Stella dijelaskan dengan cukup baik dan mampu memberikan gambaran kepada penonton mengenai masa lalunya. Ada beberapa karakter yang menjadi daya Tarik di serial ini, seperti :

Bloom, ia adalah peri api yang mampu membuat dan mengendalikan api yang dibuatnya. Ia bisa menghangatkan minuman hanya dengan pikirannya, bahkan ia pun bisa melawan para monster dengan mudah. Walau karakter Bloom terlihat lemah di awal, perubahan kekuatan Bloom di episode-episode selanjutnya terlihat meningkat.

Aisha, Ia adalah peri air yang bisa mengendalikan air hanya dengan pikirannya. Ia menjadi sahabat baik Bloom yang memiliki karakter yang cukup relate. Berani melakukan apapun walau harus dibenci demi melindungi sahabatnya sendiri. Mungkin, kita akan sedikit ilfeel dengan karakternya di awal-awal episode, namun di akhir, tokoh ini juga berperan penting.

Musa, ia adalah peri pikiran yang bisa membaca semua pikiran orang-lain dan merasakan emosi yang dirasakan orang-lain. Musa selalu memakai headphone kemana-mana agar tak perlu merasakan emosi orang. Sampai dia bertemu dengan laki-laki yang mengubahnya menjadi lebih tenang dan bahagia.

Terra, peri pengendali tanaman. Ia bisa membuat tanaman lebih cepat tumbuh dan mekar, juga mampu membuat seseorang terikat oleh akar tanaman. Karakternya disini digambarkan sebagai karakter yang cerewet dan banyak bicara. Cukup mengganggu namun jadi daya tarik yang khas dari serial ini.

Itulah beberapa karakter utama yang ada di serial ini. Lalu, di akhir episode pertama, kita diberi tahu secara gamblang bahwa inti dari serial ini adalah melawan monster.

Sekilas, serial ini mungkin akan tampak seperti serial Harry Potter yang juga bertema di sebuah sekolah sihir. Hanya saja, karena saya bukan penikmat Jelly Potter, eh, Harry Potter, maka saya kurang tahu apakah serial ini mirip dengan Harry Potter atau tidak.

Kalau ditanya, apakah monsternya seram atau tidak, mungkin saya sendiri akan menjawab biasa saja. Tak ada yang spesial dari monster tersebut dan sudah sering muncul dari serial lainnya.

Lalu, apa yang menarik dari serial ini?

sumber : netflix.com
sumber : netflix.com

Plot dan alur ceritanya yang menjadi daya Tarik utama di serial ini. Kita seperti diajak untuk mengenali seluruh asrama peri dan mengenal karakter-karakternya dengan baik. Di episode-episode pertengahan, kita akan dibingungkan oleh fakta-fakta mengenai kota Aster Dell yang dihanguskan oleh peri. Kita seakan-akan diajak untuk memilih, mau setuju dengan pihak yang mana.

sumber : netflix.com
sumber : netflix.com

Munculnya dua siswa yang suka membuat keributan diam-diam juga menjadi daya tarik di serial ini, siapa lagi kalau bukan Beatrix dan Riven. Sekilas, mereka terlihat seperti siswa biasa yang suka buat onar, namun ternyata, di ending, mereka berperan besar dan berhasil menjadi sebuah plot twist yang tak akan diduga oleh penontonnya.

Beatrix yang diperankan oleh Sadie Saverall juga membuat saya sebagai penonton bertanya-tanya, "Beatrix ini jahat atau tidak?" 

Di episode-episode awal, Beatrix seakan-akan ingin menghancurkan sekolah dan mencuri sesuatu hal yang penting. Namun di pertengahan hingga akhir episode, saya sebagai penonton mulai dipengaruhi oleh alasan Beatrix yang juga ikut membantu Bloom dalam mencari siapa orang tua Bloom yang sesungguhnya.

Karakter guru-guru di sekolahnya juga digambarkan dengan baik walau masih kurang dalam. Masing-masing guru punya ciri khasnya tersendiri dan membuat kita mampu untuk membedakannya.

sumber : netflix.com
sumber : netflix.com

Efek CGI yang ada di serial ini, terutama ketika adegan mengendalikan api ataupun air, dibuat dengan serealistis mungkin. Kita akan merasa bahwa efek CGI nya terlihat sangat nyata dan mampu menghidupkan ceritanya. 

Walau ada beberapa adegan yang CGI-nya terlihat sedikit kasar, namun hanya sedikit adegan saja. Karena monsternya juga tak terlalu seram, CGI yang membuat penonton serial ini betah untuk menonton berlama-lama. 

Sesuai ekspektasi saya di episode 5, episode 6 menunjukkan adanya sebuah kejutan tak terduga. Setelah berhasil melawan monster, yang sebenarnya menurut saya pribadi gitu-gitu saja, tak ada yang spesial, berlanjut ke masalah kudeta yang dihadapi sekolah. Ending yang menggantung, itulah maksudnya.

Serial ini mengajarkan tentang pentingnya memilih teman. Terkadang, orang yang kita lihat meyakinkan, terpercaya, dan jujur bisa saja menjadi musuh bagi kita. Pentingnya mengambil informasi tak hanya dari satu pihak, agar tak memihak kepada orang yang salah.

Kekuatan yang sesungguhnya akan muncul ketika kita bisa mengendalikan emosi kita dengan baik. Kekuatan tak melulu soal hal-hal di luar nalar, melainkan kadang kekuatan itu bisa muncul dengan wujud semangat dan tekun terhadap bidang yang diminati.

Sahabat yang sejati akan selalu membantu kita dalam mencari jawaban-jawaban pertanyaan yang kita tanyakan saat ini. Mereka tak akan menghakimi, dan juga mau membantu kita walau di keadaan yang sulit.

Banyak pelajaran lainnya yang bisa kamu ambil dari serial ini.

Semakin penasaran dengan season 2, apakah akan ada kelanjutannya atau tidak. Kalau dilihat dari ending, sudah pasti ada lanjutannya.

Yuk kita tunggu season 2 nya tayang! Kalau belum nonton, yuk segera nonton!. Serial ini cocok sekali menjadi hiburan khususnya untuk remaja yang menyukai genre kekuatan dan sekolah.

Score : 8/10

Baca Juga : Review "Diva", Ketika Dua Sahabat Ingin Menjadi Atlet Loncat Indah yang Paling Hebat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun