Diary Satria #1
Dear Diary, kali ini aku ingin menceritakan sedikit tentang kisahku menjadi ketua OSIS di masa pandemi. Tentu, di kondisi pandemi seperti ini, menjadi ketua OSIS tidaklah mudah, banyak tantangan yang perlu dihadapi.
Sebelumnya, aku ingin mengisahkan ceritaku sewaktu dipilih menjadi ketua OSIS. Waktu itu, sekitar bulan Oktober 2019, aku sudah tidak berminat lagi bergabung dengan OSIS. Sejak kelas 7 SMP, aku sudah ikut OSIS dan sering kabur ketika rapat. Lucu ya, seharusnya aku berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik karena terpilih masuk OSIS, bukan malah kabur dari rapat.
Entah kenapa, waktu itu, di masa perekrutan OSIS baru, aku berpikir bahwa aku bisa berubah. Aku dikenal sebagai orang yang introvert alias pendiam. Namun, aku memiliki hasrat untuk bisa mengubah dan memperbaiki sistem di sekolahku. Memang, seharusnya aku tak berekspektasi besar ketika ingin menjadi ketua OSIS. Namun, karena waktu itu yang aku tahu hanyalah seorang pemimpin bisa melakukan segalanya, maka aku memutuskan untuk berani maju.
Pengalaman sewaktu kelas 7 tak membuat orang-orang di sekitarku menjadi enggan terhadapku, mungkin karena memang aku dikenal sebagai siswa yang baik dan patut dijadikan teladan. Walau, itu hanyalah ekspektasi mereka saja, aku tak pernah sebaik itu. Karena mereka melihatku pantas dijadikan panutan, siapa sangka, mereka mendukungku untuk menjadi ketua OSIS.
Ketika sosialisasi program masing-masing calon ketua OSIS disampaikan, aku membuat ide yang amat sangat visioner juga besar. Aku ingin menjadikan sekolahku sebagai sekolah yang religius, juga cinta literasi, dengan mengadakan pameran-pameran buku di sekolah, dan juga membuat pelatihan design bagi para siswa yang jago di bidang editing. Banyak program lain yang aku sebutkan, dan itu sudah cukup untuk membuat seluruh penonton bertepuk tangan atas ide-ideku tadi.
Singkat cerita, hari pemilihan pun tiba. Aku dan tiga kandidat lainnya duduk di kelas masing-masing menunggu kardus dan kertas coblos datang, dan pada hai itu kami semua dikumpulkan di ruang OSIS dan diberi tahu akan hasilnya. Tak kuduga, aku mendapat suara terbanyak, mungkin sekitar 300-an suara. Menjadi sebuah hal yang aneh nan unik, anggota OSIS yang dulunya sering kabur rapat, tiba-tiba terpilih menjadi ketua OSIS dengan suara terbanyak.
Aku bertanya pada teman-temanku, "Kenapa lo pada pilih gue?"
Jawaban teman-temanku bermacam-macam, ada yang bilang karena aku bijaksana, enak di ajak curhat, alim dan tidak banyak tingkah, dan lainnya. Jujur, dalam lubuk hati terdalam, aku punya ketakutan baru. Ya, aku takut mengecewakan teman-temanku.
Bagaimana rasanya menjadi ketua OSIS di masa pandemi?
Hari demi hari pun berlalu, acara demi acara dijalankan, aku kini merasakan satu hal. Ya! Jadi pemimpin itu tidaklah mudah. Banyak program yang terpaksa dibatalkan dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan, juga dana yang tidak ada. Apalagi program-program tersebut adalah program andalanku ketika sedang bersosialisasi, rasanya aku malu karena tidak bisa menepati janjiku.
DI bulan Maret tahun lalu, pandemi tiba-tiba saja datang, dan membuat sekolah menjadi libur hingga saat ini. Program-program yang dulu hanya menjadi angan-angan belaka. Yang kulakukan sekarang hanya menjalankan tugas yang diberikan sekolah kepada OSIS, dan membuat video-video edukasi mengenai pandemi juga perayaan-perayaan hari besar seperti sumpah pemuda dan lainnya.Â
Teman-temanku mungkin akan berkata bahwa janji-janjiku hanyalah omong kosong belaka. Aku juga mungkin akan dianggap sebagai orang yang hanya ingin populer, dan lainnya. Tapi, sesungguhnya aku sudah berusaha yang terbaik untuk membuat nama OSIS menjadi bersinar di masa pandemi ini.
Bersyukur, dengan menjadi ketua OSIS, bakatku di bidang editing video semakin meningkat dan berkembang. Banyak guru di sekolah yang kagum dengan video-video yang kubuat di Instagram OSIS. Setidaknya, walau tidak ada acara di masa pandemi ini, OSIS tetap bisa menunjukkan hasil karya terbaiknya. Â Sehingga orang-orang tak lagi menganggap bahwa OSIS tidak punya kerjaan di masa pandemi.
Belum lama juga OSIS membuat acara Got Talent seperti acara-acara yang ada di luar negeri. Walau tampil via zoom, rasanya menyenangkan bisa melihat semangat teman-teman kembali membara ketika menampilkan bakatnya.
Satu prestasi yang saya dapatkan dan belum pernah didapatkan oleh ketua-ketua osis sebelumnya, adalah bahwa saya menjadi ketua OSIS dengan masa menjabat paling lama. Sampai hari ini, saya masih menjadi ketua OSIS, dan baru membuka perekrutan untuk OSIS baru.
Butuh kesabaran ekstra ketika menjadi ketua OSIS di masa pandemi, apalagi anggota-anggota saya juga mulai hilang semangatnya. Saya masih kurang mampu untuk membangkitkan semangat mereka, dan pada akhirnya seluruh tugas menumpuk ke saya. Jujur, keinginan terbesar saya adalah bisa menjadi pemimpin yang baik dan bisa menjadi panutan untuk semua.
Karena sebentar lagi periode saya segera berakhir, jika ada adik kelas atau kamu yang ingin menjadi ketua OSIS, saya hanya ingin menyampaikan satu hal.
Jangan terlalu berharap akan bisa membuat program yang spektakuler juga besar, cukuplah membuat program sederhana yang bisa membuat minat siswa terhadap bakatnya semakin meningkat. Tidak perlu mendengarkan omongan buruk orang lain, dan cukup jadi dirimu sendiri. Harus berani menerima kritik dan saran, juga harus bisa memperbaiki diri agar bisa jadi panutan bagi siswa dan siswi.
Menjadi ketua OSIS itu tidaklah mudah. Jika belum siap, maka persiapkanlah. Karena kelak, dari organisasi kecil seperti OSIS, jika kita sudah mempunyai pengalaman, maka nantinya akan lebih mudah dalam mengikuti organisasi-organisasi yang lebih besar di luar sana.
Aku juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan para guru yang sudah mendukungku dan selalu membimbingku. Terima kasih kepada para anggota OSIS yang sudah mau bekerja sama dalam memajukan sekolah. Terima kasih untuk orang-orang yang selalu ada membantu saya ketika saya sedang senang ataupun sulit.Â
Terima kasih untuk sahabat kompasianer yang sudah membaca cerita saya mengenai pengalaman menjadi ketua OSIS, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H