Film horror seringkali dikenal sebagai film berkumpulnya para hantu untuk menakutkan penonton. Namun kamu salah jika hanya berpikir seperti itu.
Ada banyak macam genre film horror. Mulai dari Horror Thriller, Horror Comedy, Horror Romance, Horror Sci-fi, dan lainnya. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Saya pribadi suka sekali dengan genre Horror Romance dan Thriller. Baru kemarin saya selesai menonton sebuah serial Netflix berjudul "The Haunting of Bly Manor" yang bertema cinta tragedi yang menyeramkan. Memangnya bercerita tentang apa?
The Haunting of Bly Manor Berlatar 1980-an, serial ini mengangkat kisah horor-family dari sebuah keluarga yang tinggal di Desa Bly. Kejadian aneh dan mengerikan di mulai saat pengasuh anak di keluarga Henry Wingrave (Henry Thomas) tewas secara tragis.Â
Henry kemudian mencari pengasuh pengganti untuk merawat dua keponakannya yang yatim-piatu, Flora (Amelie Bea Smith) dan Miles (Benjamin Evan Ainsworth). Ia pun menemukan sosok pengasuh pengganti bernama Dani Clayton (Victoria Padretti).Â
Dani yang merupakan seorang guru asal Amerika ini pun dipertemukan dengan penghuni lainnya, seperti koki bernama Owen (Rahul Kohli), penjaga lahan Jamie (Amelia Eve) dan pengurus rumah tangga, Nyonya Grosse (T'Nia Miller).Â
Kehidupan Flora, Miles, dan orang-orang yang tinggal di Bly Manor rupanya tak bisa tenang. Beragam kejadian aneh pun sering kali mengganggu mereka.Â
Para penghuni meyakini ada yang tak beres terjadi di masa lalu dengan penghuni lamanya. Mereka pun berniat untuk membuka misteri-misteri yang terkubur.Â
Serial ini ditayangkan pada tanggal 9 oktober 2020 di Netflix. Serial yang memiliki 9 episode ini dibuat oleh Mike Flanagan, dan didasarkan pada karya Henry James.Â
Penasaran apa yang membuat film ini menarik untuk ditonton?
Yuk simak, 5 kelebihan dan kekurangan serial "The Haunting of Bly Manor" versi saya.
1. Alurnya yang unik
Film ini memiliki jalan cerita yang unik. Awalnya saya berpikir bahwa si pengasuh akan menjadi pusat dari film ini, dan ternyata saya salah. Setiap karakter di film ini dijelaskan secara perlahan dan detail, sehingga membuat penonton tahu akan asal usul semua ini terjadi.Â
Dengan jalan ceritanya yang kadang maju mundur, lalu ada sedikit paradox waktu di dalamnya, membuat serial horror ini berbeda dari serial lainnya. Ini menjadi kelebihan tersendiri untuk sebuah serial bergenre Horror-Romance.
2. Hantu yang realistis
Hantu di serial ini tidak digambarkan terlalu seram. Tidak seperti horror Indonesia yang selalu memakai kuntilanak ataupun pocong dalam filmnya, serial ini justru menghadirkan hantu yang berwujud manusia. Lebih tepatnya, roh orang yang telah meninggal.
Make-up hantu dari karakter di serial ini memang sengaja dibuat lebih manusiawi. Beberapa hantu tidak memiliki wajah, atau berwujud manusia biasa namun tidak dapat disentuh, ada juga yang berwujud sebagai boneka. Walau setannya tidak terlalu seram, backsound dan penggambaran suasana rumahnya mampu membuat penonton merinding.
3. Sosok anak kecil yang lucu tapi menyimpan misteri
Dua sosok anak kecil menjadi pusat perhatian di serial ini. Bagaimana tidak? kedua anak yang bernama Miles dan Flora memiliki sifat yang lucu seperti anak kecil pada umumnya, namun menyimpan sebuah misteri dibalik itu semua.Â
Dua anak ini mampu membuat penontonnya terhibur, takut, juga sedih dalam setiap adegannya.
4. Kurang cocok ditonton oleh keluarga
Dikarenakan serial ini mengangkat banyak isu, terutama isu LGBT, membuat serial ini kurang layak ditonton oleh keluarga. Tapi tenang, film ini bukan berfokus kepada hal tersebut, melainkan fokus dengan misteri-misteri yang ada di rumah itu.
5. Banyak pesan yang bisa diambil.
Sebagai serial bergenre Horror-Romance, film ini berhasil menyampaikan pesannya dengan baik. Serial ini mengajarkan tentang penerimaan, cinta, keluarga, dan lainnya.
Bahwa banyak orang yang sulit melupakan dan kenangan itu menghantuinya disebabkan karena dia belum menerima. Penerimaan yang tulus dari hati adalah kunci dalam segala masalah yang terjadi.
Jangan memikirkan bagaimana nanti jika kita kehilangan pasangan kita, melainkan manfaatkanlah momen saat ini untuk berbahagia dengannya sebelum waktu kesedihan itu tiba.
Serial ini juga mengajarkan bahwa LGBT bermula dari orang yang disakiti hatinya, dan memiliki pengalaman menyakitkan. Maka tugas kita jika ingin mengubah mereka adalah merangkul mereka ke arah yang lebih baik dan perlahan memberi tahu mereka bahwa yang dilakukan mereka adalah salah. Jangan hina orangnya. Benci perbuatannya, tapi jangan benci orangnya.
Itulah 5 kelebihan dan kekurangan serial "The Haunting of Bly Manor" versi saya.
Serial ini memiliki keunikan tersendiri, dengan hantu yang realistis dan tidak berlebihan, kedua anak kecil menjadi pusat perhatian film ini. Namun sayangnya, film ini kurang cocok ditonton oleh keluarga dikarenakan ada isu LGBT yang dianggap tidak layak oleh sebagian orang.Â
Namun, serial ini tidak berfokus pada hal tersebut, serial ini cocok ditonton untuk kamu yang masih susah Move-on dari pasangan, dan untuk kamu penggemar film horror.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H