Siapa di sini yang tidak mengenal Arie Keriting? Ya! Dia adalah pelawak/stand up comedian yang berasal dari Kendari, Sulawesi Tenggara. Arie juga dikenal sebagai juara 3 Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV season ketiga pada tahun 2013.Â
Belum lama ini, Arie Kriting memulai debut pertamanya sebagai sutradara. Wah, biasanya kalau Stand Up Comedian menjadi sutradara, filmnya akan banyak lucunya. Apa benar begitu?
Ya! Pelukis Hantu. Pelukis Hantu adalah film pertama yang dibuat Arie Kriting dengan genre Horror-Komedi. Film ini diproduksi oleh MD Entertainment dan Manoj Punjabi sebagai produsernya. Film ini tayang di disney plus hotsar pada tanggal 16 Oktober 2020.
Pelukis Hantu bercerita tentang Tutur, seorang pelukis yang bekerja menjual lukisannya ke beberapa tempat. Hingga akhirnya, ada stasiun TV yang menawarkan job pelukis hantu di salah satu acara bernama "Arwah".
Tutur disuruh untuk melukis hantu dengan mata tertutup dan dia akhirnya melakukannya. Awalnya dia mengintip, dan menghasilkan lukisan hantu yang lucu. Hingga akhirnya, ia melukis dengan mata tertutup dan masuk ke dalam dunia yang aneh, hanya ada dia, lukisannya, dan sosok hantu yang ada di depannya.
Siapa sangka? ternyata hantu yang berbentuk kuntilanak itu ternyata adalah sosok penting di hidupnya yang ingin menyampaikan pesan. Tutur pun membantu hantu tersebut dengan mencari surat yang selama ini membuat hantu itu terjebak di antara dua alam yang berbeda.
Film ini diperankan oleh banyak standup Comedian, diantaranya Ge Pamungkas, Abdur Arsyad, Uus, Hifdzi Khoir, dan lainnya. Bahkan Ernest Prakasa juga muncul sebagai cameo di film ini.
Apa sih yang menarik dari film ini? Yuk simak, 5 kelebihan dan kekurangan film "Pelukis Hantu" versi saya.
1. Mengangkat isu-isu sosial dan keluarga
Awalnya saya menyangka bahwa film horror ini akan seperti film horror komedi pada umumnya. Namun kenyataannya, saya salah.
Film ini dengan berani menyampaikan isu-isu sosial yang terjadi di masa lalu seperti tragedi 98, dampak buruk dari tragedi tersebut digambarkan dengan amat sangat baik oleh sang sutradara, Arie Kriting.Â
Film ini juga mengangkat isu tentang kebohongan acara TV. Acara-acara horror yang kebanyakan adalah settingan di gambarkan dengan baik di film ini. Sekaligus menjadi sindiran untuk dunia pertelevisian dan masyarakat yang lebih menyukai tontonan horror settingan. Film ini dengan berani mengangkat isu tersebut dengan sindiran halus dan lucu.
Juga mengangkat isu keluarga, salah satu tokoh di film ini ada yang menjadi anak broken home. Kakaknya meninggal dan orangtuanya saling menyalahkan satu sama lain, membuat sang gadis menjadi depresi dan ingin bunuh diri, untungnya Tutur bisa mengajak gadis tersebut ke arah yang lebih baik.
2. Porsi komedi, horror, dan drama yang pas
Film ini berhasil membawa jalan ceritanya dengan baik. Adegan horror, komedi, dan drama disajikan dengan pas dan tidak berat sebelah. Film ini berhasil membuat adegan seram bertambah seram, adegan komedi membuat gelak tawa, dan adegan drama yang membuat jatuh air mata.
Saya menyukai film ini karena film ini tidak menggabungkan adegan horror dengan unsur komedi, film ini mampu fokus dengan tujuan ceritanya dan membuat penonton teraduk-aduk emosinya.
3. Komedinya sukses mengocok perut
Karena film ini disutradarai oleh Arie Kriting, sudah pasti film ini akan membuat penontonnya tertawa lepas. Walau ada beberapa penonton yang mengeluhkan bahwa komedinya kurang dan garing, saya rasa itu disebabkan karena selera humor setiap orang berbeda, dan itu merupakan hal yang wajar.
4. Penggambaran Hantunya yang menyeramkan
Biasanya, film horror komedi hantunya tidak seram-seram amat. Namun, hantu yang digambarkan sebagai kuntilanak disini digambarkan dengan menyeramkan. Make-Up horrornya sukses membuat penonton takut ketika melihat wajah sang kuntilanak.
Cinematografi di film ini juga sukses membuat adegan horror menjadi bertambah seram. Pengambilan gambarnya yang cukup baik berhasil memanjakan para penontonnya.
5. Penuh pesan kekeluargaan dan penerimaan
Banyak pelajaran yang bisa diambil di film ini, tentang penerimaan, berdamai dengan masa lalu, dan tentang keluarga.
Hidup memang terkadang harus membuat kita menghadapi kehilangan. Namun bertahan pada rasa kehilangan itu, tidak akan membawa kita kemana-mana. Mensyukuri apa yang saat ini kita miliki, itu jauh lebih baik.Â
Kita juga tidak bisa mengubah masa lalu. Berdamai dengan semua hal yang telah terjadi di masa silam, mungkin justru akan lebih melegakan perasaan kita.
Itulah 5 kekurangan dan kelebihan film Pelukis Hantu versi saya.
Film ini cocok ditonton bersama keluarga, walaupun horror, saya rasa film ini akan seru jika ditonton bersama-sama. Film ini sukses membawakan ceritanya dengan baik, dengan porsi horror, komedi, dan drama yang pas. Komedinya juga sukses membuat tertawa. Untuk kamu yang suka dengan film horror komedi, wajib deh nonton film ini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H