Mohon tunggu...
Satria Abdi Wibisono
Satria Abdi Wibisono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Memiliki pengalaman manajemen produk dan marketing, serta Seorang individu yang mandiri dan memiliki tujuan dengan pemikiran kritis dan semangat dalam pengembangan produk. Semangat untuk mempelajari hal-hal baru dan berkontribusi positif terhadap proyek yang diberikan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Solusi Produksi Keripik Singkong: Inovasi alat pemotong dari KKN R6 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

17 Januari 2025   20:44 Diperbarui: 17 Januari 2025   20:44 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Anggota Sub kelompok TTG 1 dan Mitra Keripik Singkong (Sumber: Dokumen Pribadi)

Desa Begaganlimo di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, menjadi sorotan berkat inovasi yang dihadirkan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) R6 Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya. Para mahasiswa ini menciptakan sebuah alat pemotong keripik singkong yang dirancang untuk mengatasi tantangan produksi yang dihadapi oleh pengusaha kecil di desa tersebut.

Keripik singkong merupakan produk andalan Desa Begaganlimo. Namun, metode produksi tradisional yang masih digunakan oleh para pengusaha kecil sering kali menjadi penghambat dalam memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Proses pemotongan singkong yang dilakukan secara manual tidak hanya memakan waktu tetapi juga membatasi kapasitas produksi dan meningkatkan risiko cedera kerja.

Melihat tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, tim KKN R6 UNTAG Surabaya berinisiatif menciptakan alat pemotong keripik singkong yang inovatif. Alat ini dirancang untuk mempercepat proses pemotongan singkong dengan hasil yang seragam, sehingga meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk.

Menurut tim KKN, alat pemotong ini dibuat dari bahan-bahan yang mudah ditemukan dan dirancang dengan mekanisme sederhana agar mudah digunakan oleh warga. "Kami ingin memastikan alat ini tidak hanya efektif, tetapi juga mudah dirawat dan dioperasikan oleh masyarakat," kata Ketua Tim KKN R6, Yosua Setiawan.

Gambar 2. Percobaan Mesin Pemotong Keripik Singkong  (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 2. Percobaan Mesin Pemotong Keripik Singkong  (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Setelah berhasil merancang alat pemotong, tim KKN R6 mengadakan serangkaian pelatihan bagi warga Desa Begaganlimo. Pelatihan ini meliputi cara penggunaan alat, perawatan rutin, dan langkah-langkah untuk menjaga alat tetap berfungsi dengan baik dalam jangka panjang.

Warga desa menyambut baik inovasi ini. "Dengan alat baru ini, pekerjaan kami menjadi lebih mudah dan cepat. Kami bisa memproduksi lebih banyak keripik dalam waktu yang lebih singkat," ujar Bu Siti, salah satu pengusaha keripik singkong di desa tersebut.

Implementasi alat pemotong keripik singkong ini telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian desa. Para pengusaha kecil kini dapat meningkatkan kapasitas produksi mereka, yang memungkinkan mereka untuk memenuhi lebih banyak pesanan dan memperluas pasar. Efisiensi waktu yang meningkat juga membantu mengurangi biaya produksi, sehingga meningkatkan keuntungan.

Kolaborasi antara mahasiswa KKN R6 UNTAG Surabaya dan masyarakat Desa Begaganlimo menjadi contoh nyata bagaimana inovasi lokal dapat menjadi solusi praktis bagi masalah ekonomi yang dihadapi oleh komunitas kecil.

Keberhasilan inovasi alat pemotong keripik singkong ini membuka peluang untuk kolaborasi lebih lanjut antara institusi pendidikan dan masyarakat. Tim KKN R6 berharap bahwa inisiatif ini dapat menjadi model bagi desa-desa lain untuk mengembangkan solusi inovatif yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Inovasi alat pemotong keripik singkong dari KKN R6 UNTAG Surabaya di Desa Begaganlimo membuktikan bahwa solusi sederhana dapat membawa perubahan besar. Dengan kolaborasi yang erat antara mahasiswa dan masyarakat, tantangan produksi dapat diatasi, dan perekonomian desa dapat tumbuh lebih kuat. Ini adalah bukti bahwa inovasi yang tepat guna dapat menjadi kunci dalam mendorong pembangunan ekonomi berbasis komunitas.

Melalui berita ini, diharapkan semakin banyak inisiatif serupa yang dapat mendukung pengembangan ekonomi desa dan mendorong terciptanya solusi inovatif untuk tantangan lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun