Mohon tunggu...
Pendidikan

Mengatasi Permasalahan Keterbatasan Lahan Perumahan Permukiman di DKI Jakarta

29 Mei 2018   23:43 Diperbarui: 30 Mei 2018   00:20 5994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, pihak swasta swasta menerapkan konsep land banking dengan cara membeli lahan dilokasi yang harganya masih murah kemudian secara bertahap dilkakukan pembangunan. Salah satu contohnya terjadi di Serpong, Tangerang. Pihak swasta membeli tanah di Serpong pada tahun 1980 kemudian secara bertahap dibangun hingga menjadi Bumi Serpong Damai (BSD) yang ramai dan dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai.

Land banking dapat menjadi salah satu penyelesaian masalah bagi kasus backlog perumahan di Kota DKI Jakarta. Dengan melihat luas lahan Jakarta yang semakin berkurang, land banking tersebut dapat ditujukan pada kota yang berada di sekitar Jakarta yaitu Kota Bekasi dan Kota Bogor. Kedua kota tersebut merupakan kota di sekitar Jakarta yang memiliki luas lahan tak terbangunnya paling besar. Berdasarkan data dari RPJM Kota Bekasi Tahun 2013 - 2018, luas lahan tak terbangun di Kota Bekasi Tahun 2013 mencapai 6.912,353 Ha. Sementara itu berdasarkan data dari penyusunan lahan Kota Bogor, luas lahan Kota Bogor pada tahun 2012 mencapai 5.660,5 Ha. 

Penerapan land banking pada peri urban Kota Jakarta tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya ialah: Inventarisasi dan penguasaan kembali secara penuh tanah yang dikuasai negara seperti tanah terlantar dan tanah aset BUMN/BUMD yang belum digunakan, Indonesia dapat memberlakukan kebijakan bahwa setiap pihak yang membeli tanah dan menjualnya kembali dalam kurun waktu tertentu/singkat (kurang dari 10 tahun) maka akan dikenakan pajak sangat tinggi, atau Setiap pihak/perorangan yang memiliki tanah yang tak terbangun dan tak dimanfaatkan hingga waktu beberapa tahun harus menjual tanahnya kepada pemerintah. Land banking yang ada di DKI Jakarta ini juga sudah didukung dengan adanya Badan Layanan Umum (BLU) khusus bank lahan (landbank) untuk menyediakan dana pembebasan lahan bagi pembangunan infrastruktur yang dibentuk oleh Pemerintah. 

Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil, adanya BLU bank tanah tersebut untuk menjamin ketersediaan lahan bagi proyek yang berkaitan dengan kepentingan umum. Bank Tanah akan mengelola lahan negara yang terbengkalai atau bersengketa. Nantinya lahan tersebut salah satunya akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur. Sehingga, dengan adanya bank tanah ini dapat lebih diatur lahan mana saja yang dapat digunakan untuk reforma agraria, kawasan industri, untuk perumahan, infrastruktur dan lain-lain. 

Selain itu, manfaat dari adanya BLU bank tanah ini di bidang perumahan juga dapat membantu memberi tahu ketersediaan tanah sehingga tidak terjadi gejolak harga tanah yang pada akhirnya dapat menyebabkan harga rumah menjadi murah. Jika diaplikasikan dengan konsep penanganan yang diajukan oleh penulis, maka adanya kebijakan terbaru dari Pemerintah ini akan membantu dalam menemukan lahan kosong mana saja di daerah Kota Bekasi dan Kota Bogor yang dapat dimanfaatkan untuk lahan perumahan. 

Akan tetapi, memindahkan lokasi perumahan masyarakat ini ke daerah peri urban akan menyebabkan timbulnya masalah baru yaitu meningkatnya kemacetan lalu lintas yang terjadi akibat banyaknya pekerja dan pelajar yang bekerja dan sekolah di Jakarta akan tetapi bertempat tinggal di daerah peri urban Jakarta, maka dari itu diperlukan adanya solusi dari aspek transportasi untuk membantu mengurangi kemacetan akibat dari land banking di daerah peri urban. Konsep penanganan dari aspek transportasi yang penulis ajukan adalah dengan adanya Transit Oriented Development (TOD) menggunakan kereta rel listrik (KRL).

Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik ini melayani para komuter. Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur - jalur Jakarta Kota ke Bekasi, Depok dan Bogor, Tangerang dan Serpong, serta trayek melingkar dari Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah Abang, ke Manggarai lagi dan sebaliknya. Di masa depan direncanakan bahwa KRL akan melayani pula stasiun Cikarang.Berdasarkan website resmi KRL dijelaskan bahwa hingga saat ini KRL yang beroperasi pada rute Jakarta - Bogor dan sebaliknya dengan lintas Bogor/Depok -- Jakarta Kota PP dan Bogor/Nambo/Depok -- Jatinegara PP dilayani oleh 409 perjalanan kereta. Ratusan perjalanan kereta tersebut bergerak mulai pukul 04.00 WIB hingga perjalanan terakhir pada pukul 01.14 WIB. 

Sementara itu untuk rute Jakarta - Bekasi dan sebaliknya dengan lintas Bekasi - Jakarta Kota PP dilayani oleh 154 perjalanan kereta setiap harinya. Jumlah tersebut lebih sedikit karena rute Bekasi - Jakarta dibantu oleh rute lain yaitu melalui jalur Pondok Jati -- Pasar Senen -- Kampung Bandan. Ratusan perjalanan kereta tersebut hingga saat ini telah mampu melayani para komuter dari Jakarta menuju Bogor dan Bekasi atau sebaliknya. Sejak KRL diresmikan, setiap tahun pemerintah selalu melakukan evaluasi yang bertujuan untuk  meningkatkan pelayanan agar KRL mampu memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat. Hal - hal tersebut menjadi sebuah fakta yang mampu mendukung dan menyukseskan konsep land banking di Kota Bogor dan Bekasi sebagai sebuah solusi terhadap backlog di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun