Namun, jika melihat  negara maju, malah mudah melepas kebijakan harga BBM sesuai harga keekonomiannya, yang ditekan kelangkaan energi fossil dunia. Meski sadar atau tidak, kebijakan melepas subidi energi tadi, sudah mengancam inflasi dan jurang resesi.
Bank Pembangunan Asia (ADB) menyebutkan rilis Asia Development Outlook 2022 jika inflasi negara berkembang Eropa rata-rata sudah tembus 32.6% (YOY) pada Juni 2022. Angka itu tertinggi dibanding negara berkembang di kawasan dunia lainnya.
Negera-negara yang tergabung dalam G20 cenderung mengalami inflasi lebih rendah. Indonesia memiliki tingkat inflasi 3.55% (YOY) pada Mei 2022.
Lantas,  bagaimana Politic-Will  Forum G20 sendiri, dalam aksi melanjutkan transisi energi itu dan  menjadikan iklim ekonomi G20 menjadi hijau, meghindari jebakan resesi global?
Tahun 2016, G20 sudah menerapkan prinsip kolektif, sebagai kelanjutan  kesepakatan Paris, Agreement on Climate Change 2015, serta The 2030 Agenda for Sustainable Development. Kesemuanya menjadi sebuah prinsip untuk penyelenggaraan investasi internasional, yakni menyokong investasi hijau.
Dalam konteks itu, Negara-negara G20 akan menitikberatkan investasi yang memuat pertimbangan faktor lingkungan, sosial dan tata kelola bersama sebagi kunci pengambilan keputusan sebuah investasi.
Muaranya, pertimbangan prinsip ESG dalam investasi  hijau itu, mampu meraih dua hal penting, yakni financial return dan positively impacting. Artinya selain mendapatkan keuntunganl (return), investasi juga harus mampu menyisipkan dampak positif bagi aspek sosial dan lingkungan secara konsisten.
Nah dasar itulah yang menjadi kekuatan G20 dalam menghadapi dinamika ekonomi yang terjadi kini, dimana potensi resesi global juga berpotensi menulari krisis keuangan global seperti krisis 2008 silam.
Dan pembuktian peran G20 untuk mengatasi krisis keuangan global 2008 juga sudah teruji, lewat paket stimulus fiskal dan moneter yang terkordinasi. Peningkatan kapasitas pinjaman IMF. Akhirnya, dengan konsistensi kebersamaan forum G20 akan mampu membantu dunia kembal ke jalur pertumbuhan, dan efektif mendorong reformasi penting di bidang finansial.