Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Yakin Masih Mau Habiskan THR-mu? Ingat Dua Hal ini!

4 Mei 2022   18:34 Diperbarui: 4 Mei 2022   21:45 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi THR | idxchannel.com

Duh rasanya Lebaran Idul Fitri 1443 H menjadi momen terindah ya? Bayangkan saja, momen Ramadhan lalu jatuh di awal bulan, dimana selalu indentik dengan momen gajian, yang mudah menyuntik keriangan, memenuhi segala kebutuhan untuk memasok menu-menu lezat berbuka puasa. 

Dan Lebaran jua jatuh di awal bulan, yang jua pasti mampu memanja semua rencana-rencana belanja yang terbungkus atas kebutuhan perayaan Lebaran yang 'harus' dipenuhi?

Nah, jika meilhat momen 'kebetulan' pada waktu Ramadhan tadi, serta siklus gajian bisalah kita anggap sebuah keberuntungan bagi seorang pekerja? Atau juga jangan-janagan malah menjadi sebuah petaka bagi mereka yang tidak mampu berhati-hati mengelolanya. Kira-kira kita condong yang mana ya?

Mengingat suntikan THR yang cair mendekati Lebaran saja sepertinya akan mampu membakar hasrat untuk menghabiskannya saja, memenuhi keinginan apa saja. Alasannya sederhana, momen gajian yang juga akan diterima di awal bulan beberapa hari setelah lebaran usai, pastilah akan menjadi sebuah andalan menutup defisitnya.

Momen ini, bisa menjadi godaan 'syaitan' yang teramat berat untuk kesehatan keuangan kita kemudian, bukan? Terlebih lagi, Lebaran kali ini, kita bebas, boleh ke mana-mana tanpa pembatasan, dan itu mudah dengan dana berlimpah di genggaman.

Memang pemakluman atas hasrat tadi akan kental sekali terasa, tatkala hadir sebuah tradisi menghamburkan dana untuk membeli pakaian baru, aneka suguhan tamu hingga renovasi rumah yang terkadang semuanya itu terkesan "dipaksakan'. Terlebih bagi kita yang nota bene memiliki pendapatan sebesar UMR.

Oleh sebab itu, memang perlu sebuah langkah baru menimang semua kebutuhan dan keinginan dalam perayaan Lebaran yang --mungkin---sudah kita sadari berlebih-lebihan tadi bukan? Tapi sialnya terus berulang dilakukan!

Karena, di luaran sana, masih banyak saja orang yang mampu merayakan lebaran tanpa suasana 'wah' meski bisa saja kita sanggah, mungkin keuangan mereka juga terbatas. 

Namun tentu saja, pelajaran berharganya yakni terdapatnya esensi berlebaran yang jua berhasil mereka --orang yang tidak mampu-- dapatkan, tanpa hamburan pengeluaran yang 'wah' tadi.

Nah, atas hal itu semua, pekerjaan rumahnya adalah bagaimana pengelolaan keuangan menghadapi lebaran bisa menjadi sebuah tantangan yang memiliki esensi sama atas perlawanan kita terhadap hawa dan nafsu kala berpuasa. Ini akan menjadi sebuah tantangan yang luar biasa untuk dikerjakan dan menjadikan lebaran kita lebih beresensi lagi, bukan?

Karena menjadi 'wise' mengelola keuangan atas kelakuan konsumtif kala lebaran, pastilah memberikan dampak pada kondisi keuangan yang bisa menjalar pada kondisi kesehatan kita paska lebaran.

Oleh sebab itu, tak ada salahnya bagi kita yang berpenghasilan 'pas-pasan- ini untuk mampu menjauhkan gaya hidup yang melebihi apa yang kita dapatkan, dengan beberapa teraphy action di bawah ini.

1. Cek-cek catatan pengeluaran kita deh!

Kita semua pasti pernah mendapati pengalaman, dimana kala berlebaran kita selalu saja menemukan biaya pengeluaran yang tidak terduga datangnya. Oleh sebab itu menetapkan pengeluaran seefektif mungkin menjadi sebuah kunci menjaga kesehatan finansial kita.

Dan kita bisa mencoba hal ini, beberapa hari menjelang lebaran. Sehingga catatan itu bisa menjadi rem membatasi dana yang kita akan keluarkan di hari pra lebaran, lebaran dan pasca lebaran.

Namun jikapun jebol, kita tidak bisa menahan pengeluaran yang harus dikeluarkan atau malah defisit, ya kita harus komit untuk bisa berhemat di hari-hari lain, paska lebaran, sebagai kompensasi penggunaan dana over yang kita gunakan di hari lebaran.

Kita bisa menyusun catatan ini dengan menyeleksi pengeluaran apa yang biasa kita keluarkan pada momen lebaran lalu, dan menimangnya dalam-dalam urgensi dari pengeluaran tadi di lebaran mendatang. Apakah layak dikurangi atau dicoret saja sekalian.

Meski baik dan tidak baik sebuah item pengeluaran di hari lebaran akan sangat relatif dinilai oleh masing-masing orang.

2. Coba alokasikan dana THR untuk ditabung, Bisa gak?

Satu kepercayaan yang yang sulit disanggah adalah jika momen lebaran mudah dan mampu sekali mengganggu kondisi finansial kita kan?

Oleh sebab itu kita juga harus mampu balas dengan action menabung sedikit saja dana THR itu! Terlebih lebaran 1443H ini bertepatan dengan momen gajian yang akan terbayarkan beberapa hari usai lebaran. 

Duh bisakah kita menunggunya sebentar saja? Ini memang godaan terberat, biasanya pikiran kita jadi berbalik, hajar aja dulu saja dengan THR atau malah utang untuk keperluan lebaran, nanti dibayar semuanya pas gajian. Ini bisa saja menyesatkan ey!

Karena harus diingat, jika dunia memang tidak akan berakhir, atau lebaran tidak mungkin tidak akan terlaksana dengan ketiadaan THR bukan?

Ilustrasi THR | idxchannel.com
Ilustrasi THR | idxchannel.com

Oleh karena itu menabung dana THR ini bisa saja terlaksana dengan syarat kita sudah berhasil membatasi pengeluaran sehari-hari kita, pada poin pertama tadi kan? 

Dengan cara menyisihkan lebih dahulu sejumlah dana untuk ditabung dan selebihnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain, itu bisa menjadi formula paten menjaga kondisi kesehatan keuangan kita menghadapi lebaran,

Tapi harus diingat ya, jika sebelum berinvestasi atau menabung pada momen lebaran, kewajiban utama ketika mendapati dana lebih sejenis THR kita pastikan dahulu terbayarkannya tagihan lain. Kartu kredit atau paylater dan tagihan lainnya.

Nah giat mengatur keuangan, terutama momen lebaran ini sangat penting, dimana harus kita sadari jika perjalanan hidup kita setelah lebaran pastilah akan lebih berat untuk memenuhi kebutuhan harian kita. Lantas jika bukan kita siapa lagi yang mau menolong kita, kala susah keuangan?

Oleh sebab itu, paradigma THR bisalah menjadi sebuah harapan kita yang semestinya mampu menolong kita melanjutkan kehidupan kita setelah lebaran nanti. 

Sekaligus menjadi sebuah pembelajaran berharga untuk mampu menabung sedikit dana THR yang keberadaannya selalu empuk untuk dihabiskan saja oleh kita, bukan?

Ah aku tahu, itu adalah kita. Iya aku dan kamu yang selalu saja melakukannya kala berlebaran. Nah masih mau habiskan THR-mu? Kalau aku sih ogah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun