Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dua Cara, Cinta kan Membawamu Kembali, Menuai Rindu

12 Februari 2020   22:44 Diperbarui: 12 Februari 2020   22:51 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | pixabay.com

....Mbiyen aku jek betah, suwe-suwe wegah, nurutin kekarepan sensoyo bubrah..

.....Mbiyen wes tak wanti-wanti, ojok ngasi lali, tapi kenyataaannya pergiii..'

Tega kali ya Kompasiana mengajak rendevous soal mantan, kan malah ambyar jadinya. Tapi saya sudah siapkan dua kalimat dalam lirik lagu Kartonyono medot janji, untuk memulai bercerita, membongkar cerita cintah di masa lalu.

Ya bercerita tentang siapa lagi, kalau bukan sang mantan-mantan kita. Namun jika masih kurang puas, resapin saja kepiluan lagunya deh, biar tamba ambyar sekalian dan biar memudahkan kita merangkaikannya dalam ceritamu sendiri nanti!

Video itu benar saya kok yang nyanyi, tapi pastilah ada alasan khusus mengapa saya nekad begitu, dan jangan kuatir, tentu saya akan membeberkannya sebentar, siapa tahu bisa dapat follower gratis kan?

Jujur saya tidak bakat nyanyi, kalau dianggep bagus itupun kebetulan dapet  feel-nya. Ya semuanya tadi tanpa disadari, datang dari semangat yang dibangkitkan oleh masa lalu jua, salah satunya kisah percintaan yang tiada bertepih --allaah--

Nah dalam kehidupan saat inipun, jujur saja, saya -atau kita- ada yang masih merasakan kehadiran bayang-bayang sang mantan --tapi jelas mantanku bukan kamu lho ya-

Ya lumayanlah, minimal kehadirannya bisa memberikan sumber kreatifitas positif, utamanya menggoreskan cerita-cerita tulisan baru fiksi/non-fiksi, kreasi lagu baru bahkan puisi cinta gitu.

Tema mantan kekasih tentu jadi seru kan? Itu baru satu mantan lho, dari konteks tadi jika kita punya lebih dari satu mantan, tak bisa dibayangkan, bisa saja akan banyak semangat energi positif yang terus berlimpah ruah kan mengalir di pikiran kita? --hiks- Kamu berposisi dimana? Punya satu atau banyak mantan? Rahasia ah, aib!

Jadi mantan itu emang salah?

Eit, memulai menceritakan sang mantan mungkin masih rasa Tabu? Karena istilah mantan pacar/istri/suami cenderung selalu saja memiliki derajat yang lebih rendah. Coba saja ketika kita disebut mantan, mau gak?

Kok rasanya kita menjadi orang yang terhempas gitu kan. Apakah itu berhubungan dengan subjek yang memutus dan diputus cintanya? Sampai disini saja, bicara soal mantan jadi tambah males lagi ya! Maluuk

Tapi menurut saya, biarlah ini menjadi clear dulu ah, di mana ketika kita punya mantan, itu berarti kita juga adalah sang mantan dia kan? Iya berarti kita juga sama-sama sang mantan, adilkan? Jadi membicarakan soal mantan ya berarti membicarakan soal kita sendiri, kekurangan kita dan bahkan kesalahan kita.

Dari padanan istilah sederhana ini, bisa saja menutup sejenak kemaluan kita rapat-rapat untuk merangkai kembali kisah gagal kita dulu, dan bisa mengkonversinya  menjadi hal yang positif.  

Nah, mengungkap cerita mantan memang tiada bertepi sih, ujungnya kita selalu saja berlindung kepada istilah filosofis jika mantan itu adalah padanan jodoh dari langit lah.

Iya jodoh yang gagal. Setidaknya bahasa-bahasa kalbu dari motivator itu bisa menjadi pemecut semangat, dan meyakinkan jika kita dan mereka --sang mantan--masih baik-baik saja kok hingga sekarang, bahkan bisa bahagia tanpa kita.

Ada saja yang mengisahkan mantan serupa kenangan manis dengan macam alasan perpisahannya. Ada pula yang mengatakan jika kegagalan dengan mantan itu adalah hal yang terbaik untuk dirasakan, namun lagi-lagi penyesalan kadang terbesit di hati, "Coba saja waktu berpulang kembali." Terus mau ngapain? Ya terserah.

Banyak juga lagu cinta bisa saja menjadi cerita abstrak yang real  mewakili cerita itu, untuk bisa memulai bercerita.

Masih malu, bisa jadi alasan klasik untuk membuatnya jadi terang, atau malah bisa menganggap cerita mantan sebagai aib, ah ini jadi malah complicated lagi sih. Jadi ya cukup lagu sajalah yang mengisahkannya ya? Nyanyi saja deh kalau begitu, saya!

Namun jawaban soal bisakah kita balikan lagi bertemu dengan sang mantan, bisa menjadi hal klimak nan menarik kan untuk dibincangkan? Iya atau lebih jauh lagi soal kesempatan kedua untuk balikan lagi, mau? Meskipun sang mantan dan kita sendiri sudah tidak single lagi?

Jika memang hal itu benar terjadi, ya pasti itu bisa jua meyakinkan kita, jika mantan adalah sebuah rahasia Tuhan yang sederajat dengan jodoh, meskipun nyata gagal di tahap pertama, yang tahap kedua kan siapa tahu? Sudah banyak kok contohnya, mau kamu coba? Ah bisa jadi tulisan bagus nih, kalau terwujud!

Terus, dalam kisah banyak lagu pilu, kita tidak pungkiri bisa berasa sama dengan kisah cinta lalu kita yang kandas, juga malah memiliki inti masalah serupa. Selingkuh bisa menjadi hal dominan, namun ya gitu cinta katanya tidak pernah salah kan?

Sebencinya kita kepada sang mantan tentu saja masih ada ruang untuk menyayang yang bisa saja syiiir terdengar di hati. Eh, sang mantan bisakah kita menemuimu lagi di masa ini dan masa depan?

Emm, saya akan coba mengajak untuk berani mengatakan mungkin bisaa! Bagaimana? Ikutin kaka' ya!

4.0 membawa mantanmu kembali, menuai rindu!

Riwayat sang mantan bisa saja kita anggap tamat di dunia nyata. Rasanya sih setengah mati kita untuk menghindarinya di dunia nyata hanya untuk bertatap mata dan berujar 'hallo apa kabar mu?" ketika kebetulan bertemu. Tapi banyak sinetron Teve sudah mengajarkannya dan mudah kok.

Namun di banyak jalan menuju Roma, dunia maya sudah siap menghantarkan kita untuk langsung menemuinya, hanya sekedar melihat lihat bagaimana kabarnya dalam bentuk foto, video dan juga status.

Ini bukan cerita siapa-siapa, ini real cerita saya kok, jika kalian anggap kok sama ya anggap saja kebetulan. Nah dengan kedahsyatan 4.0, tentu akan mudah menelusuri riwayat sang mantan dari layar Smartphone kita, tapi untuk apa?

Ya terserah! Karena pada prinsipnya mantan terindah pastilah sulit terlupa, dan kita selalu saja berlindung dengan kata filososfis  ayok 'move-on' dong.

Nah mengartikan move-on dengan cara baik-baik tentu saja kita laksanakan dengan mudah, sembari merayakan kenangan masa lalu. Namun hanya terbatas di dunia maya saja ya tidak lebih. Tapi jika mau lebih, resiko ditanggung sendiri!

Pertama, Janjian aja di media sosial yuk dengan dia!

Zaman empat titik kosong, dengan banyak platformnya bisa dengan mudahnya bertegur sapa dengan mantan, meski hanya menitipkan jempol sebagai rasa cayang kita atas semua statusnya di media sosial.

Coba tes saja jika doi bersedia meng-iyes pertemanan dan juga bersedia difollow di media sosial, bisa saja menjadi tanda masih ada asa yang terpendam- hiks- Jika tidak, jangan diterusin, maluk!

Namun tentu langkah ini berbahaya ya untuk dicoba, karena jika terus terlena dan menembus ke dunia nyata, bisa saja kita mencipta mantan baru, lha iya sang pacar kita atau malah istri/suami kita kan? Ini jadi berabe lagi deh!

Namun di jaman 4.0 ini tentu saja, istilah bersayap soal sang mantan bisa menjadi metamorfosis kepompong betul adanya. Dari teman berubah pacar berubah menjadi mantan dan akhirnya menjadi teman, bukan malah menjadi musuh. Setengah mati kita menjauhinya tentu saja setengah mati jua kita menahan rasa rinduh ituh!

Jadi saya ingin mengatakan, biarlah kita mengiyakan istilah filosofis para motivator soal mantan tadi soal move-on dan iya kita segera move-on, sekarang!

Tentu ya di tempat yang nyaman yakni di dunia maya tadi, tempat yang paling aman menuai rinduh. Saya bukan mengajari hal aneh lho! Ini adalah kesempatan yang kita tidak bisa pungkiri, bukankah dunia nyata itu selebar daun kelor di dunia maya?

Artinya, ya dengan kemudahan itu, biarlah kekuatan kisah lama itu dipelihara di dunia maya yang ujungnya bisa saja melahirkan hal postif, seperti buah kreatifitas tadi, seperti menulis cerita cinta dengan banyak angle menarik, yang dipetik langsung dari sang mantan.

Toh hukum metamorfosis jika teman menjadi pacar lalu menjadi mantan seharusnya kita kembalikan lagi menjadi teman lagi kan?

Meski ada saja yang kontra dengan ini, saya yakin kita sepakat jika mantan adalah pembelajaran yang harus terus dikenal, terlepas dari apakah harus menjauhi subjek siapakah mantan kita itu kan? Itu terasa jahad sekali!

Kedua, bernyanyi berimajinasi tentang sang mantan, boleh?

Menuai rindu dengan sang mantan yang tidak beresiko ya tentu bernostalgia dengan tembang pilu. Dan riwayatnya pun akan berasa kok. Coba saja ketika kamu rindu, menyanyi satu buah tembang pilu, pastilah bisa mengingat dan menghibur rasa kangen kita kepada mantan.

Hitung-hitung belajar vokal, banyak kok vokalis yang sukses kerna mengingat mantan dengan bernyanyi lagu piluh.

Cara kedua ini sering saya tempuh, selain tidak berisiko --hiks- hal ini terasa mudah dilakukan. Apalagi kita bisa share-share dan tag hasil suara cempreng kita tadi di media sosial yang terjalin pertemanan dengan dia.

Meski kita tidak melihatnya jika dia juga sukak ini pasti sangat membuat dia berbunga-bunga, dan merasakan sakiit menahan rinduh itu. --eyyaaa---

Valentine buat sang mantan atau kekasih sih?

Nah saya mau katakan, memang saat ini Valentine pastilah selalu menjadi alibi rasa cinta pasangan kita saat ini -- bagi yang meyakini kesaktian momen valentine lho-

Namun dibalik meriahnya perayaan kasih sayang Valentine  kepada pasangan kita saat ini, tidak perlu muna juga untuk terus saja menghalangi bayangan sang mantan di hadapan kita.

Karena apa, positifnya sih, dengan mengingat sang mantan tentu kita bisa terus mawas diri dan belajar bagaimana menjalin hubungan lebih awet lagi.

Saya jua ingin katakan, dengan metode dua cara tadi, ya tentu saja momen Valentine dengan segala keyakinan perayaannya bisa meyakinkan jua jika bayangan mantan masing-masing pasangan bisa menjadi cermin masing-masing deh untuk belajar dan tidak mengulangi kesalahan dalam mencipta mantan-mantan baru.

Ya semoga saja, Valentine-mu bisa jadi hari sang mantan juga kan? Karena kita ya juga sang mantan! Jangan hanya ingat hal yang ena'ena' saja, sesekali juga menghayati semua kekurangan dan kesalahan diri sendiri lewat mantan.

Setelah itu, kita bisa saja memberanikan diri untuk bilang kepada pasangan kita di hari Valentine nanti, dengan kalimat baru yang bukan sekedar i love you. Coba saja kataken "Dueh maafkeun akuh, mantans! Aku berjanji tidak akan melakukennya lagi kepada kamu say." --so swiit kan--

Tim nganu with Hariati and Suharti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun