Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ah, Thailand dan Filipina Hanya Beruntung Saja?

25 November 2018   23:09 Diperbarui: 25 November 2018   23:13 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah hukum alam. Kompetisi apapun selalu saja menciptakan kesuksesan dan kegagalan, terlebih kompetisi Politik 2019 mendatang.

Kegagalan selalu saja menyisakan rasa sakit hati-lah, dendam-lah, nah yang paling paling remeh-temeh adalah sikap nyiyir dari pihak yang gagal. Terserah jika judul di atas, diklaim sebagai nyinyir nih? Saya hanya bisa bilang, itu perasaan adek saja.

Nah akhirnya, turnamen AFF 2018 sudah menakdirkan Indonesia gagal dari fase Grup. Indonesia menelan kegagalan yang sakit untuk dibicarakan dan terus diulang-ulang.

Indonesia hanya bermain imbang melawan Filipina 0-0, di GBK (25/11), Mingu malam, pada laga terakhir pelipur-laranya. Sementara Thailand berhasil menghempaskan Singapura 3-0 di Rajamenggala Stadium di waktu yang sama.

Artinya, dua tim dari Grup B akan diwakili oleh Thailanddan juga Filipina yang akan menuju Semifinal turnamen AFF nanti. Dan memaksa Indonesia, bersabar menunggu moment AFF selanjutnya dua tahun lag 2020 mendatang.

Banyak masukan teknis terkait kegagalan tim Indonesia di ajang AFF tahun ini. Utamanya pertanyaan mengapa Timnas tak kunjung juara AFF? Apa memang harus ganti presiden? Presiden yang mana dulu? PSSI atau RI? Terus Apa mereka mau?

Dan kegagalan Timnas  ini tentu sudah menjadi gunjingan media dan pengamat bola di banyak media. Terlalu berani saya menyentil, terlebih mengulas masalah teknis itu.

Hah, lawong Presiden RI pasti berpikir-pikir menyentil apalagi memerintah PSSI, bisa-bisa PSSI marah, dan mengadu pada 'bapaknya' FIFA di Swiss sana. Bisa dibanned lagi sepakboal kita! Malakama-kan?

Ada hal lain yang menarik yang masih bisa diobrolkan sih, selain faktor teknis yang sensitif tadi. Tentu mengobrolkan hal faktor non-teknis kegagalan Timnas Indonesia. Pernah dengar, menurut ketua PSSI, Edy Rahmayadi, Timnas Garuda akan baik jika media juga baik.

Dalam dimensi lain, kita bisa artikan, jika PSSI tidak mau dipusingkan dengan segala kritikan di media, apalagi kita yang hanya hobby nonton bola dan komentar saja.

Atau ini memang benar telah menjadi sinyal yang memang serius, jika memang ada hal non-teknis yang mengganjal kesuksesan timnas Garuda di ajang bergengsi  Asia Tenggara ini? Apa ya? Yuk, kita mencari-cari dan berfikir positif saja!

Dalam gelarannya tahun ini, memang aturan turnamen AFF berbeda dari sebelumnya. Sistem home-away yang dihasilkan dari hasil pengundian, tentu akan menghasilkan keberntungan dari masing Tim.

Grup B sendiri, Indonesia tergabung dengan Thailand, Singapura, Filipina dan Timor Leste. Semua tim mendapatkan porsi pertandingan Home yang sama, yakni home dua-kali. Namun status Timor-Leste yang homeless,-- stadion belum layak dalam penyelenggaraan--. Membuat tim yang dijamunya beruntung.

Kita bisa melihat, Thailand dan Filipina mendapatkan 'tambahan' laga home, dikarenakan status 'homeless' tersebut. Thailand bisa mencukur Timor-leste 7-0 di Thailand, sedangkan Filipina bisa menang 3- 0 atas Timor-leste di Malaysia, yang dijadikan kandang Timor Leste.

Dalam sepakbola, kita mengenal pemain kedua-belas yang akan hadir dalam laga Home di setiap Tim. Dan mungkin saja, jadwal serta aturan itulah mungkin yang menjadi faktor non-teknis kegagalan tim garuda yang pak Edy maksud ya? Mungkin ! Atau ini bisa menjadi alibi atas kekurangan faktor teknis timnas kita yang amburadul.

Jika saja, Indonesia menjadi Thailand atau Filipina, saya pribadi yakin sekali, Tim Garuda akan melenggang mulus ke semifinal. Dan pastinya, di setiap laganya GBK akan disesaki oleh suporter Garuda yang selalu 'demo-posiitf' yang berjilid-jilid dan haus prestasi dan menagih kemenangan di ajang AFF itu.

Tapi sayang, jadwal turnamen AFF 2018, yang mempertemukan Timnas dengan Singapura yang juga Tim kuat dengan 4 kali gelar juara AFF di Singapura melambatkan laju Timnas menambah point. Timnas harus kalah 1-0 atas Singapura di sana.

Ditambah lagi dengan permainan Timnas kala menjamu Timor-Leste di GBK yang terbebani, dan tidak meyakinkan. Dan akhirnya, perjuangan Timnas digantung dengan kekalahan Indonesia atas di Thailand 2-4 pekan lalu.

Di pertandingan terakhir malam tadi (25/11), beruntung Indonesia bermain imbang dengan Filipina meski tidak berpengaruh dalam meloloskannya ke langkah semifinal. Dikatakan beruntung karena, Filipina kini dengan reformasi sepakbolanya menghadirkan pemain-pelatih yang meyakinkan dan optimis dalam memenangkan setiap laga mereka.

Nah, apakah Indonesia tidak memiliki pemain-pelatih seperti Filipina dan Thailand? Lihat saja sendiri kondisinya!

Dan yang pasti, faktor non-teknis juga bisa menjadi faktor utama dan Pekerjaan rumah Timnas indonesia yang mungkin dimaksudkan pak Edy dalam pernyataannya itu. Karena level permainan sepakbola Asia-tenggara yang kini telah merata dan kompetitive.

Semoga, di AFF mendatang, Indonesia lebih beruntung lagi ya. Jika solusi Banjir di Medan, Pak edy yang juga Gubernur Sumut mengatakan agar semua warga Sumut melakukan sholat Taubat untuk menaggulanginya. Maka sudah sepantasnya-lah PSSI kita juga merenung dan melakukan 'taubat' dengan melakukan solusi bagi kesuksesan Timnas kedepan.

Semoga saja, di AFF 2020 kita masih diberikan umur panjang dan keberuntungan atas faktor teknis dan non-teknis-nya. Utamanya menyangkut lewat tangan siapa nanti yang benar-benar 'bersih' dari dosa bola, dan mewakili Indonesia  dalam pengundian jadwal turnamen AFF 2020 mendatang. Aamiin!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun