Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Selamat, Hitung Cepat KPU Masih Menangkan Golput di Pilgub Kaltim 2018

2 Juli 2018   22:11 Diperbarui: 2 Juli 2018   22:27 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penghitungan Hitung Cepat KPU Kaltim masih berjalan, hingga Jumat malam (29/6) pukul 12.00 Wita, hasil hitung cepat yang diambil dari scanan formuliar c1 dari seluruh TPS yang telah mencapai 97-an %. Itu berarti sedikit lagi telah mencapai sempurna, dan hasilnya segera akan kita ketahui bersama. Siap?

Hitung cepat KPU menyebutkan presentase keunggulan Paslon yang berlaga, masing masing Sofyan-Rizal 21.75%, Jaang-Ferdi 22.48%, Isran-Hadi 31.28% terakhir pasangan Rusmadi-Safaruddin sebanyak 24.49%. Dimana suara sah 1.297.828 dan suara tidak sah 49.666, lalu suara totalnya mencapai 1.346.523 suara. Nah melihat formasi dari presentasi hasil itu, siapakah pemenangnya? Sabar ya kita tunggu pengumuman Real Count KPU Kaltim resminya !

Ada hal menarik yang bisa ditarik dari angka-angka ataupun suara yang terkumpul kontestasi Pilgub Kaltim kali ini. Dimana dari sekitar 2.3 juta warga Kaltim yang masuk ke dalam DPT, terdapat tingkat partisipasi warga Kaltim dalam pencoblosan hanya 1.346.523 atau hanya 53.91%, dari seluruh warga Kaltim.

Artinya apa, sisanya sekitar 46.09% warga menyatakan Golput alias tidak memberikan suara. Padahal target KPU untuk tingkat partisipasi warga Kaltim idealnya 77% warga Kaltim sih. Ya sah saja namanya demokrasi, membisu-pun akan menjadi pilihan. Yang salah adalah memprovokasi atau menularkan tindakan Golput ke orang lain kan? Kalau begitu Golput dong yang menang?

Nah yang menarik sekali untuk membedah mengapa angka partisipasi warga kok menjadi menurun ya? Apakah pada saat bersamaan turun hujan? Atau menyalahkan penyelenggaraan piala dunia di Yunani, dimana warga kebanyakan begadang menonton partai Argentina vs Nigeria. Atau harusnya perayaan Idul Fitri ditunda setelah Pilkada agar warga jangan dulu mudik? Namanya juga menebak, sembarangan!

Jika-pun iya, faktor di atas menjadi penyebabanya, bisa jadi presentasinya kecil tapi bisa benar adanya dan bisa menjadi masukan dalam perbaikan kuantitas dalam Pilgub mendatang. Atau kontesatsi Pileg dan Pilpres dalam waktu dekat ya. Pekerjaan Rumah buat pihak yang terkait nih!

Mengapa Jadi Golput!

Menurut saya faktor pertama. Dari pargelaran kampanye, tarik mendukung dukungan sebelum kontetasi Pilgub Rabu (26/6) kemarin. Mulai dari kampanye terbuka hingga perdebatan Paslon calon gubernur dan wakilnya, menurut saya hambar. Begitu-begitu saja.

Mengapa? Bisa saja kita review tentang minimnya tawaran dari berbagai ide Paslon dalam menyelesaikan permasalahan Kaltim yang nyata di Kaltim, seperti banjir, macet, lapangan pekerjaan, dan inovasi dalam pengelolaan SDA kaltim kedepan. Yang hanya adalah kebijakan populis yang memberikan kenikmatan sesaat dalam meraih puja puji warga dan pemilihnya, dan slogan tujuan jangka panjang partai, apalagi kalau bukan menjadikan jokowi-prabowo menjadi presiden.


Dalam debat itu, rasanya belum menyampaikan program detail, dan --maaf-- debat Pilgub dalam pargelaran kampenye kok rasanya terkesan hanya sebagai stand-up komedi, lucu! Tawa canda disertai nyinyiran menjatuhkan paslon lain masih menjadi durasi pertunjukan yang mubajir dan menghabiskan waktu panggung perdebatan yang harusnya menanjamkan langkah visi dan misi Paslon.

Apakah itu salah? Ya namanya saja panggung politik, semua bisa didramatisir agar perkataannya dalam durasi  panggung publik seperti debat tadi, tidak menjadi boomerang paslon sendiri. Jadi perdebatan dan penyampaian ide konstruktive membangun kaltim menjadi ajang formalitas dan menjemukan --menurut saya--.

Mereka lebih senang banyak memasang gambar gagah mereka dalam baliho dan menulsikan tagline perjuangan yang kita sendiri tidak mengerti apa maksudnya kan?

Faktor kedua dan terbesar mengapa masih ada Golput di bumi etam adalah, bisa jadi fakta yang terjadi dan kita rasakan jika dalam pembangunan Kaltim hingga saat ini juga masih apa adanya.

Meyelami 10 tahun pemerintahan Gubernur Awang Faruk Ishak hingga kini juga memang masih menyisakan pekerjaan rumah dalam mensejahterakan warga Kaltim pada umumnya. Ah, tapi biarlah akan menjadi  pekerjaan rumah bagi kepemimpinan selanjutnya.

Dan Akhirnya Golput Memilih!

Jika melihat data hitung cepat KPU Kaltim kita bisa menyederahanakan kualitas kemenangan dari siapaun yang memenagi Pilgub kali ini. Coba kita lihat, dari 2.3 juta DPT warga Kaltim. Dimana hanya 1.26 juta warga yang memilih.

Jikalaupun pasangan Isran-Hadi mengungguli  Paslon lain dan mentok diangka 30% berarti Paslon Isran-Hadi memiliki jumlah pendukung sekitar 379-an ribu orang saja di Kaltim. Dan jumlah itu jika kita hitung lagi, jumlah itu hanyalah sekitar 16.2% dari seluruh jumlah warga Kaltim yang --saat ini--kontra terhadap elektabilitas Isran-Hadi kan dalam Pilgub Kaltim?

Artinya apa? Akan banyak pekerjaan rumah untuk bagaimana merangkul dan menyamakan keinginan warga Kaltim dalam membangun Kaltim dari banyak presepektive.  Terlebih, di Parlemen nanti Paslon Isran-Hadi akan berhadapan dengan koalisi partai yang kalah mengusung Paslon mereka dalam Pilgub Kaltim 2018 ini, dimana memiliki jumlah kursi yang banyak.

Jika tidak dapat dikelola dengan baik, dari sisi politis ini akan terjadi benturan dan kegaduhan baru bisa saja menjadi hambatan dalam melanjutkan keinginan Paslon terpilih dalam pembangunan Kaltim nanti. Jika berlarut larut tentu saja hal tadi akan memperbesar tingkat Golput yang tidak merasakan kepuasan dalam pelayanan Pemerintah. Yang terjadi yaitu, perebutan kekuasaan yang tiada akhir, lalu kapan membangunnya!

Golput Tinggi Menguntungkan Partai Solid?

Golput itu dicipta atau tercipta itupun masih jua misteri bagi saya. Karena sisi politis bisa saja menerangkan hal tadi. Dalam Pilgub 2018 di Kaltim ini, bisa kita tunjukkan hal itu pertama adalah Golput yang tinggi tentu akan menguntungkan mesin partai. Meskipun bisa jadi partai gurem --maaf---

Di Pilgub Kaltim ini, bisa dikatakan koalisi Isran-Hadi yang jika dikatakan memiliki jumlah elektoral yang biasa saja --jika dilihat dari jumlah 379-an ribu--- kok bisa memenangkan Pilgub Kaltim ini. coba lihat, dengan militansi mesin partai PKS yang saya harus akui kuat. Dimana bisa mengerahkan semua kader yang dimililiki --dengan cara apapun---untuk datang dan ikut mencoblos perintah pilihan partainya. Begitu juga kader dan simpatisan PAN dan Gerindra yang jua memiliki misi Oposisi jangka panjang.

Nah, dalam konteks ini tentu lah, kita tidak bisa mengatakan partai lain selain koalisi Isran-Hadi  memiliki jumlah kader yang fleksibel --tergantung serangan fajar atau hal lain--

Namun bisa saja, partai-partai ini belum mementingkan figur siapa yang ditunjuk dalam menawarkan paket kebijakan untuk memuaskan apa yang diinginkan pemilihnya. Sehingga bisa melemahkan elektoral partainya dan membuatnya jadi fleksibel dan jarang kuat.

Dari Pilgub ini, tentu saya kira ada hikmahnya kan, dimana me-maintance simpatisan dan kader secara militan --dengan berbagai cara---tidak ada salahnya. Meskipun jumlah simpatisannya sedikit dengan kondisi politik dimana masyarakat bisa jadi 'enggan berpolitik',  situasi ini malah bisa dimanfaatkan oleh partai yang kecil sekalipun dan membuat kejutan di kontestasi politik kapan saja dan dimana saja.

Dunia Belum Berakhir!

Hasil ini, kejutan ini atau apapun itu dalam kontestasi politik tak lantas menghentikan dunia ini, kecuali memang benar hari kiamat itu telah tiba.

Pergolakan politik menjadi dinamika untuk menguji kesungguhan politikus kita dalam mengelola kekuasaan. Namun apakah ada cara untuk bertindak politis selain menjadi Golput atas Partai politik yang kontradiktive dengan pandangan politik kita di masa depan ?

Tapi ya sudah, jika menjadi Golput memuaskan, maka nikmati kemenangan Golput hari ini . Tentunya dengan mau tidak mau mendukung hasil politik yang akan ditentukan dalam beberapa hari ke depan, mendukung pilihan -- dari sebagian kecil kellompok--- sebagai pemimpin baru kita yang akan lahir dari rahim  Demokrasi. Selamat ya Golput!

#2018gantiGubernurKaltim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun