Penghitungan Hitung Cepat KPU Kaltim masih berjalan, hingga Jumat malam (29/6) pukul 12.00 Wita, hasil hitung cepat yang diambil dari scanan formuliar c1 dari seluruh TPS yang telah mencapai 97-an %. Itu berarti sedikit lagi telah mencapai sempurna, dan hasilnya segera akan kita ketahui bersama. Siap?
Hitung cepat KPU menyebutkan presentase keunggulan Paslon yang berlaga, masing masing Sofyan-Rizal 21.75%, Jaang-Ferdi 22.48%, Isran-Hadi 31.28% terakhir pasangan Rusmadi-Safaruddin sebanyak 24.49%. Dimana suara sah 1.297.828 dan suara tidak sah 49.666, lalu suara totalnya mencapai 1.346.523 suara. Nah melihat formasi dari presentasi hasil itu, siapakah pemenangnya? Sabar ya kita tunggu pengumuman Real Count KPU Kaltim resminya !
Ada hal menarik yang bisa ditarik dari angka-angka ataupun suara yang terkumpul kontestasi Pilgub Kaltim kali ini. Dimana dari sekitar 2.3 juta warga Kaltim yang masuk ke dalam DPT, terdapat tingkat partisipasi warga Kaltim dalam pencoblosan hanya 1.346.523 atau hanya 53.91%, dari seluruh warga Kaltim.
Artinya apa, sisanya sekitar 46.09% warga menyatakan Golput alias tidak memberikan suara. Padahal target KPU untuk tingkat partisipasi warga Kaltim idealnya 77% warga Kaltim sih. Ya sah saja namanya demokrasi, membisu-pun akan menjadi pilihan. Yang salah adalah memprovokasi atau menularkan tindakan Golput ke orang lain kan? Kalau begitu Golput dong yang menang?
Nah yang menarik sekali untuk membedah mengapa angka partisipasi warga kok menjadi menurun ya? Apakah pada saat bersamaan turun hujan? Atau menyalahkan penyelenggaraan piala dunia di Yunani, dimana warga kebanyakan begadang menonton partai Argentina vs Nigeria. Atau harusnya perayaan Idul Fitri ditunda setelah Pilkada agar warga jangan dulu mudik? Namanya juga menebak, sembarangan!
Jika-pun iya, faktor di atas menjadi penyebabanya, bisa jadi presentasinya kecil tapi bisa benar adanya dan bisa menjadi masukan dalam perbaikan kuantitas dalam Pilgub mendatang. Atau kontesatsi Pileg dan Pilpres dalam waktu dekat ya. Pekerjaan Rumah buat pihak yang terkait nih!
Mengapa Jadi Golput!
Menurut saya faktor pertama. Dari pargelaran kampanye, tarik mendukung dukungan sebelum kontetasi Pilgub Rabu (26/6) kemarin. Mulai dari kampanye terbuka hingga perdebatan Paslon calon gubernur dan wakilnya, menurut saya hambar. Begitu-begitu saja.
Mengapa? Bisa saja kita review tentang minimnya tawaran dari berbagai ide Paslon dalam menyelesaikan permasalahan Kaltim yang nyata di Kaltim, seperti banjir, macet, lapangan pekerjaan, dan inovasi dalam pengelolaan SDA kaltim kedepan. Yang hanya adalah kebijakan populis yang memberikan kenikmatan sesaat dalam meraih puja puji warga dan pemilihnya, dan slogan tujuan jangka panjang partai, apalagi kalau bukan menjadikan jokowi-prabowo menjadi presiden.
Dalam debat itu, rasanya belum menyampaikan program detail, dan --maaf-- debat Pilgub dalam pargelaran kampenye kok rasanya terkesan hanya sebagai stand-up komedi, lucu! Tawa canda disertai nyinyiran menjatuhkan paslon lain masih menjadi durasi pertunjukan yang mubajir dan menghabiskan waktu panggung perdebatan yang harusnya menanjamkan langkah visi dan misi Paslon.