Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fiksi Millenial Itu Merayakan "May Day" dengan Wisata, Apa Bisa?

1 Mei 2018   18:33 Diperbarui: 2 Mei 2018   12:41 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buruh Dan Lapangan Kerja Global!

Agar tidak salah paham, ayo dibuka dulu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang merujuk kata buruh. Sederhananya, definisi Buruh adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan harapan imbalan upah. Nah apakah kita bagian dari itu?

Harus diakui, tidak semua orang mau dikatakan buruh. Gengsi ya-kan? Fenomena semacam itulah, yang membenamkan buruh pada kasta terendah status sosial di masyarakat kita.

merdeka.com
merdeka.com
Dan istilah buruh sering dimanfaatkan dalam isu-isu perjuangan Politik. Meski tidak semua buruh itu memiliki kesamaan-kesamaan dalam banyak hal. Ya, kesamaan dalam hal politis itu misalnya.

Meskipun sekalipun kita sering menganggap, kita adalah manusia yang terdidik namun ketika masih bekerja pada orang lain? Tetap saja bisa dibilang, ya kita adalah buruh yang terampil! Mau apa?

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja Indonesia pada Februari 2017 sebanyak 131,55 juta, sedangkan penduduk pekerjanya mencapai 124,54 juta. Jumlah ini naik sebanyak 6,13 juta orang dibanding pada semester sebelumnya, dan bertambah 3,89 juta dibandingkan pada Februari 2016.

Dari data diatas kita bisa bayangkan, betapa besarnya jumlah buruh di Indonesia, dan ketergantungannya terhadap para investor mana saja yang memberikan modalnya membangun lapangan kerja di Indonesia. Selain itu, pekerjaan rumah yang terberat bagi Pemerintah terus menihilkan angka pengangguran saat ini.

Jika kita merujuk pada data yang pernah disuguhkan Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri,  dimana sampai awal 2018, angka pengangguran mencapai 5.5% dan itu merupakan angka terendah di era reformasi Pemerintahan Indonesia.

Angka tersebut memang harus diakui tak lepas dari peran sektor pendidikan yang dinilai mengalami peningkatan. Dimana output-nya dapat menciptakan keahlian tenaga kerja --buruh- yang tampil kompetitive.

Dan yang perlu diperhatikan, meningkatnya sektor usaha kreatif dalam UKM telah mampu memperkerjakan 5-10 orang dalam satu unit produksi. Lumayanlah, sektor itu ampuh dimana masih banyak yang berfokus mencari pekerjaan. Sedangkan berapa lainnya telah mampu menciptakan lapangan kerja.

Nah fakta tadi, tentu akan membuat Pemerintah terus mendoroang sektor kreatif agar terus dapat berkembang, seperti bisnis E-commers misalnya. Nah sudah siapkah kita, menjemput kesempatan itu? Dengan belajar tentunya persis tokoh-tokoh di atas ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun