Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Takut Disedot, Alasan Cak Imin Masih Menjauhi Jokowi?

8 Maret 2018   14:39 Diperbarui: 8 Maret 2018   14:54 1603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.facebook.com/cakiminow/

Apa Bener Takut Disedot? Lalu Siapa Yang Menyedot?

Ternyata benar, sepele saja, Cak Imin hanya tak mau disedot dukungan simpatisannya oleh koalisi Jokowi, jika terlalu dini memilih Jokowi sebagai Capres. Hal tersebut dijelaskan menaggapi beragam komentar miring atas gestur Cak Imin di Sosmed Facebooknya itu.

Disela-sela keramaian komentar, Cak Imin sempat membalas komentar Citizen yang menganggap foto tersebut merupakan ciri dari sifat ambisius Cak imin untuk segera berkuasa, dan itu bukan ajaran islam.

https://www.facebook.com/cakiminow/
https://www.facebook.com/cakiminow/
Dalam penjelasannya yang singkat, Cak Imin menjawabnya dan hanya mengatakan ada kekhawatiran dan dilema karena Pilpres dan Pileg dilakukan serentak 2019 mendatang. Artinya,jika partai tidak memiliki wakil sebagai Capres maupun Cawapres maka perolehan suara partai akan disedot oleh partai pendukung utama.

Dirinya meyakini, dari data banyak survei masyarakat yang meninggikan suara PDIP didapat dari menyedot partai Nasdem yang cenderung menurun. Dan belau meyakini pula perjuangannya jadi Cawapres untuk menyelamatkan suara PKB secara umum. Terus, Bajunya mirip sapa Cak?

Jadi tebakan baju itu mirip siapa, agak sedikit terbantu oleh penjelasan tadi untuk dijawab sendiri-kan? Kini, kita hanya bisa menunggu tebakan dari Jokowi dan Prabowo, saya aykin pasti tebakan mereka lebih nendang tentang kemiripan baju itu, mirip ke siapa?

Survei Mengatakan Apa Tentang PKB?

Membuka data lama, dinamika suara PKB memang naik-turun, lihat saja di Pemilu 2004 PKB mendapat suara 10.61 %, lumayan. Ketika PKB pecah jelang 2009, PKB hanya mampu mendulang 4.95 % suara. Namun setelah islah di 2011, PKB bangkit kembali dengan suara 9.04 % di Pemilu 2014.

Tren kenaikan itu memang sayang jika harus terlewatkan. Bisa jadi, dengan beragam trik poliitk Cak Imin yang menjadi lebih genit  dan seksih dalam menuai segala perhatian rakyat pemilih untuk dapat mengkapitalisasikannya dalam bentuk suara di 2019 nanti. 2019 berapa?

Namun survei Alvara, yang dilaksanakan pada January 2018 lalu memberikan bayangan tentang pertanyaan itu. PDIP dan Gerindra menjadi pemuncak raupan suara dengan suara 28.4% dan 17.3 %, lalu ada Golkar 8.2%, Demokrat 4.9 % dan PKB 4.2%.

Berada diangka 4.2% bagi PKB juga ngeri-ngeri sedap bila survei itu terwujud. Angka ini mendekati ambang Parlementary Threshold yang mensyaratkan 4%, jika tidak berhati-hati, bisa saja PKB tak mengirimkan wakilnya di DPR-RI. Boro-boro jadi wakil presiden!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun