Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Partai Bulan Bintang Bisa Jadi "Hantunya" Pemilu 2019?

4 Maret 2018   23:10 Diperbarui: 5 Maret 2018   14:30 6442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

"Ya antum jangan tanya seperti itu. Itu masalah dapur saya. Sama seperti saya bertanya pada kamu. Berapa gajinya berapa? Nggak dijawab kan. Lahiya seperti itu," ujar Rokhmat S Labin menggelar konferensi pers di Kantor DPP HTI, Crown Palace A25, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (12/7/2017) malam, ketika ditanya jumlah simpatisan HTI Indonesia.

Hah, memang bener juga ya, ada istilah silent majority? dimana pihak yang dominan biasanya ga mau sombong akan kekuatan politik mereka, dan hadir di akhir permainan. Atau juga bisa istilah unsilent minority itu juga benar-benar ada dalam area demokrasi, di mana jumlah penduduk Indonesia yang melimpah ini, bagian kecil bisa menganggap diri mereka besar dengan suara-suara kritis mereka dari aksi domonstrasi jalanan.

Dalam sejarahnya, platform PBB ialah partai Islam. Sosok Yusril Ihza Mahendra yang merupakan politikus ulung yang pandai memasak segala macam isu politik menjadi sedap untuk disantap. Dan dia bisa menjelma menjadi politisi Muslim- profesional yang juga bisa jadi menjadi aduan bagi umat dalam menentukan pilihan ke depan. Jika politik identitas terus menguat bisa jadi, PBB akan setidaknya berada di papan tengah dan menjadi king maker bagi pilpres selanjutnya atau malah menjadi king-nya!

Apakah Yusril, poros ketiga itu?
Paket PBB yang berisi Yusril, bisa saja menjadi sajian paket 2 in 1 dalam berlaga dalam Pileg dan Pilpres 2019 nanti. Dengan kekuatan PAN-PKB-Demokrat, apakah bisa membawa nama Yusril tersebut dalam poros ketiga itu. Atau malah, aroma Yusril lebih lebih lezat disantap oleh Gerindra-PKS sebagai Cawapres Prabowo? Karena memiliki platform pihak oposan yang kuat pemerintah saat ini.

Hal ini juga menjadi seru dan menakutkan bagi konfigurasi kandidiat capres-cawapres 2019 kemudian. Memang nama Yusril terbuang oleh partai poros ketiga dalam kontestasi Pilgub Jakarta lalu. Realitas ini bisa jadi nyata dalam rumitnya mewujudkan poros ketiga pilpres mendatang dengan nama Yusril.

Apalagi PKB, Demokrat dan PAN juga lagi genit-genitnya mewujudkan ketua umum mereka Cak Imin Bang Zul dan AHY dalam konfigurasi kandidat capres-cawapres mendatang. Namun kesempatan itu bagi Yusril Bisa jadi ada. Karena apasih yang nggak buat politik jika seni berbagi, bila digelar dengan cantiknya.

Poros Prabowo Gerindra-PKS juga bisa menggaet Yusril? Bisa saja Prabowo menjadi king maker dengan memajukan Yusril menjadi capres, agar dua nama Jokowi dan Prabowo yang dirasa membelah rakyat Indonesia tidak terus berulang. Dan menjadi alternatif yang pas dalam momentum politik islam yang menghangat saat ini.

Jokowi dan Yusril, teman atau lawan sih?
Jika memang ada tiga konfigurasi nantinya dengan masuknya gerbong PBB dan nama Yusril Ihza Mahendra. Bisa membuat kontestasi semakin seru. Dan tentu akan menjadi "hantu" yang akan menakuti pemerintahan Jokowi saat ini. Di mana model ini, bisa jadi sama dengan Pilgub Jakarta di mana dua kubu yang dibenturkan antara Ahok dan AHY, ternyata yang menikmati kemenangannya adalah Anies. Politik Bro!

Bagaimana jika Jokowi dan Yusril? Wani pirooo? Mungkin akan susah terwujud ya? Apalagi Yusril selalu menyerang Jokowi dengan statement keras pada setiap kebijakan yang ditelurkannya. Namun jika nama ini bersanding bisa saja membuat persatuan Indonesia lebih erat. Di mana harus diakui Yusril telah memegang "kunci" simpul politik Islam saat ini yang bisa meredam gejolak politik yang ada.

Ah, biar saja Pak Jokowi yang ketakutan ya dan memikirkannya sendiri! Siapakah nama pendampingnya dan lawan politiknya di Pilpres mendatang yang akan dibuka Agustus 2018 nanti. Jangan sampai ketakutan ini mengantui tidur kita malam ini. Dimana presepsi hantu bisa saja menggambarkan kondisi radikalisme yang ekstreem pada masyarakat akan fenomena politik tadi. 

Namun ambil postif saja, jika ini adalah proses demokrasi yang berjalan maju kedepan bagi kepedulian berdemokrasi para pemilih. Saya kira PBB tidak seektreem itu, yang hanya juga ingin  memenfaatkan celah momentum politik islam yang positif, sama dengan yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun