Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Yuuk Saatnya Berkawan dengan Bencana, Siapa Takut?

21 Maret 2017   11:29 Diperbarui: 21 Maret 2017   11:45 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3. Kondisi Rumah Akibat Rendaman Air I kehidupan_disamarinda.blogspot.com

Yakin, Mendung tak berarti hujan?. Namun selalu di penghujung tahun, sekira Oktober hingga Maret, awan hitam tebal yang menjuntai tebal di langit kota Samarinda pasti menandakan musim hujan akan segera tiba. Tak usah ditanya lagi kemana air hujan akan mengalir, bagi kami warga Samarinda, bencana banjir selalu menjadi langganan, dan ini bukan hal baru lagi untuk dirasakan di setiap tahunnya. Dan mendung itu akhirnya jadi hujan, dan membawa banjir di penjuru kota ini.

Dari banyak koleksi bencana banjir tahunan di kota Tepian Samarinda ini. Bencana banjir yang paling besar terjadi pada april 2009 lalu. Hujan lebat yang turun dan disertai angin kencang, merendam ribuan rumah di 5 kelurahan di 2 kecamatan. Hujan lebat yang turun pada 29 april 2009 dini hari lalu, pelak telah meluapkan air sungai karang mumus dan menyebabkan ketinggian banjir pada saat itu mencapai 1.5 meter. Air yang tumpah ruah di jalanan kota ditambah lagi oleh jebolnya bendungan Benanga, yang terletak di Desa Lempake, di wilayah utara Samarinda. Air bendungan telah melewati ambang waspada 42 cm  yakni  mencapai 90 cm, dimana ambang ambang bahaya setinggi 100 cm.

2. Banjir Samarinda 2009 lalu Merendam Banyak Kendaraan Roda Empat I kehidupan_disamarinda.blogspot.com
2. Banjir Samarinda 2009 lalu Merendam Banyak Kendaraan Roda Empat I kehidupan_disamarinda.blogspot.com
Saya yang kebetulan berdomisili di kecamataan Samarinda utara bersama warga yang lain tentu saja merasakan banyak kerugian atas bancana banjir itu. Kurang lebih 8.088 rumah di kawasan kecamatan samarinda utara pada saat itu tercatat terendam banjir. Selama lebih dari 3 hari 3 malam sebagian warga diungsikan di pos-pos yang terletak di daerah yang lebih tinggi, karena air telah setinggi hampir 2 meter. Aktivitas warga tentu terhenti sejenak akibat banjir tersebut. Ya, akhirnya rekor pengalaman ikut menjadi pengungsi, terpecahkan dan tidak akan terlupakan sejak itu.

3. Kondisi Rumah Akibat Rendaman Air I kehidupan_disamarinda.blogspot.com
3. Kondisi Rumah Akibat Rendaman Air I kehidupan_disamarinda.blogspot.com
Tahu gak, suasana gelap pada malam hari membuat kesengsaraan yang juga tidak segera surut bersama banjir pada saat itu, seperti mati gaya saja. Namun mau apalagi, namanya juga bencana, siapa yang mau, coba?. Dari data curah hujan wilayah kota samarinda merilis bahwa re-rata hujan tahunan sebesar 2.021 mm dengan hari hujan tahunan sebanyak 146 hari. Hujan maksimum harian yang pernah terjadi di wilayah ini adalah 147 mm yang tercatat di stasiun Temindung. Hujan harian maksimum ini setara dengan kala ulang 10 tahunan. Artinya kota Samarinda mempunyai rereta yang cukup tinggi. Dan peluang terjadinya banjir memang terbuka setiap saat.

Dan Kerugian Itu?

Semua orang tak ada yang menginginkan bencana banjir kan?. Dan semua bencana pasti menimbulkan hal yang destructive. Dari kegiatan usaha atau apapun juga akan terganggu karena banjir, dan pasti mengakibatkan rusaknya  property yang kita sayangi akibat terjangan banjir dan tanah longsor sebagai efek bencana ikutan lainnya.

4. Rendaman Banjir Di Samarinda I news.detik.com
4. Rendaman Banjir Di Samarinda I news.detik.com
Sebagai pedagang kelontong sembako, bagi saya bencana banjir sangat merugikan, kalau dihitung biasanya saja, saya bisa mendapatkan penjualan Rp 1 juta – 3 juta perhari, dipastikan nihil selama seminggu oleh banjir itu. Belum lagi, ada banyak barang sembako yang hanyut tidak sempat diungsikan larut ikut bersama banjir. Dan tentu barang-barang sembako lain yang ikut terendam tidak bisa dipakai kembali. Belum lagi barang-barang elektronik yang juga ikut rusak televisi, kulkas, Hp yang tidak terurus lagi entah dimana karena factor kemendadakan. Dan tentu yang paling banyak menguras biaya yakni kendaraan mobil dan motor yang terendam air dan terseret banjir hingga masuk ke bibir parit halaman depan rumah. Rendaman air tentu saja harus dilakukan service serius di bengkel yang saat itu mencapai Rp 3 juta.

5. Banjir Tahunan akhir tahun 2016 lalu Yang Lalu Tambah Parah Merendam RSU AWS Syahrani I News.liputan6.com
5. Banjir Tahunan akhir tahun 2016 lalu Yang Lalu Tambah Parah Merendam RSU AWS Syahrani I News.liputan6.com
Ahh, kalau diingat sungguh kesal dan selalu bertanya kenapa bencana itu datang sih. Membutuhkan waktu seminggu untuk merapikan kondisi rumah untuk banjir yang menerjang selama 3 harian itu. Rasa kantuk pada malam hari sembari berjaga-jaga kalau kalau banjir meninggi lagi, dihiasi dengan padamnya listrik pada malam hari menyajikan kota ini seperti kota mati. Tapi lagi-lagi harus bersyukur, karena kerugian materi itu masih masih menyisakan nyawa kami yang tentu lebih berharga dari apapun. Meskipun, harus jujur kerugian materi penting juga untuk menyambung usaha kami selanjutnya.

6. Banjir Juga Menerjang Akses Ke Islamic Center Samarinda, Macet Parah di akhir 2016 I tribunnews.com
6. Banjir Juga Menerjang Akses Ke Islamic Center Samarinda, Macet Parah di akhir 2016 I tribunnews.com
Saat ini, ketika hujan sedang turun berjam-jam, itu artinya tak membuat kami santai di rumah. Di masing masing rumah kami sibuk memindahkan barang-barang rumah ke area yang lebih tinggi. Kami yakin ketika hujan lama, banjir pasti datang. Apalagi wilayah utara samarinda yang saya tempati ini, yang selalu terendam banjir. Dan seperti biasa pula, setelah banjir surut, lumpur kerap berkumpul di lantai, dan perlu tenaga ekstra untuk membersihkannya siang hingga malam.

7. Selain Fasilitas Umum, Bandara Temindung Juga Terendam Banjir Tahunan Ini di Akhir Tahun 2016 I antara.news.com
7. Selain Fasilitas Umum, Bandara Temindung Juga Terendam Banjir Tahunan Ini di Akhir Tahun 2016 I antara.news.com
Di awal tahun 2000-an, memang kerap kali bencana banjir hadir di berbagai kota di Indonesia ya. Dan memang sih bukan hanya di sini saja. Namun, jika ditanya kami sebagai warga samarinda, sepertinya sudah kebal dengan bencana banjir yang datang setiap tahunnya ini. Ketika hujan yang turun minimal 2 jam saja, sudah mempersilahkan banjir menerjang rumah kami. Banjir akan hadir hampir di semua titik kota. Ketinggian bisa mencapai lutut orang dewasa, dan bisa surut 1-2 hari. Bisa dibayangkan, betapa bosannya kami untuk menunggu banjir surut kembali lalu bisa beraktivitas kembali seperti semula pada saat hujan. Dan menuntut kami untuk harus lebih tanggap resiko bencana.

Mitos Artikata Samarinda Dan Samarendah ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun