Tahun 2017 sudah di depan mata. Rencana berwisata ke tempat indah di Indonesia menjadi Pekerjaan-rumah saya nantinya. Sebagai seorang fans sepak-bola, sedari dulu saya ingin sekali menemani tim bola lokal saya, PBFC dalam laga tandangnya melawan tim kuat Persipura, di stadion Mandala musim kompetisi mendatang. Saya ingin sekali menyaksikan talenta pemain Persipura beraksi di markas mereka. Kegigihan dan kerjasama talenta bola Papua bermain di kandang sendiri akan menjanjikan pertandingan yang seru pastinya.
Setelah berada di Papua, tak salah jika merencanakan menikmati paket wisata alam dan keseruan sajian budaya kearifan lokal masyarakat Papua. Jika boleh memilih ingin sekali saya menjelajah Taman Nasional Lorentz di Papua. Bentangan taman yang luas yang belum terjamah keaslian alamnya. Pasti banyak hal yang bisa dirasakan, sembari meresapi kebudayaan masyarakat suku Asmat, Sempan, Dani dan suku Amungme yang juga bermukim di wilayah ini bersama semua aktivitas keseharian yang unik. Semua kekayaan flora dan fauna yang kita temukan disini pasti memberikan nilai tambah. Apalagi sambil menyeruput secangkir kopi Amungme khas Papua, untuk menghangatkan tubuh di dinginnya area pegunungan.
Jika ada waktu yang tersisa, merencanakan untuk membuktikan keindahan alam Raja Ampat, boleh juga. Kata seorang teman yang pernah kesana, Raja Ampat menyimpan pemandangan bawah air yang mempesona. Jika hobby diving, akan meninggalkan pengalaman yang sulit dilupakan. Selain itu, ada ratusan pulau kecil yang juga menyimpan keindahan flora dan fauna di sekelilingnya. Kita juga bisa melihat burung cendrawasih merah, Maleo, dan Anggrek. Itu katanya sih. Wah asyik ya, semoga waktu seminggu, libur cuti mendatang bakal cukup. Jujur, foto foto yang ditunjukkannya ketika berada di sana membuat saya cemburu.
Tetapi, keinginan tersebut memang beresiko sih, dikarenakan dapat menguras kantong saya dalam-dalam. Bisa jadi masalah biaya perjalanan menjadi halangan untuk mewujudkan rencana mulia ini, seperti tahun sebelumnya.
Mutiara memang mahal. Mutiara Hitam lebih mahal lagi. Mutiara hitam yang dititipkan Tuhan di pedalaman Papua. Kemilaunya saja sudah membuat orang takjub, apalagi datang dan merasakan bentuk dan kilauan yang sebenarnya. Mau?
Mutiara Hitam Itu ?
Ada yang tahu mutiara Hitam? Mutiara Hitam itukan sebutan Persipura? Yup jawaban yang ga salah sih. Namun jika berbicara tentang Mutiara Hitam Papua, saya lebih senang mendefenisikan ini kedalam hal Sumber Daya Manusia (SDM) dan juga Sumber Daya Alam (SDA) di Papua.
SDM masyarakat Papua sangat unik, buktinya mereka bisa menghasilkan karya karya budaya yang unik-unik, rumah adat Hanoi, alat musik Tifa, Tarian dan baju adat khas yang punya nilai seni tinggi. Tidak itu saja jika berbicara talenta individu, SDM Papua telah mempunyai talenta bola sekelas Boas Salossa,Ellie Aiboy lalu Erol Iba dan lainnya, yang juga menjadi pemain andalan Indonesia. Belum lagi talenta seni, katakanlah Ari Sihasale ,Edo Kondolongit, serta Nawella Idol dan banyak lagi. Kesemuanya merupakan mutiara mutiara hitam yang sedikit bisa kita lihat kemilaunya dari kejauhan saja.
Memulainya dari mana?
Jika ongkos perjalanan yang menjadi masalah, itu menjadi relative sih. Karena kepuasan tidak terukur oleh uang. Pemda Papua dan Pemerintah pusat sebenarnya telah menyadari potensi itu menjadi unggulan dalam menggerakkan ekonomi masyarakat. Sinyal itu sudah ada dengan dimasukkannya tempat tempat wisata Papua pada program wonderful Indonesia.
Ditambah lagi dengan program Nawacita, yang menyasar pada pembangunan daerah marginal dan terluar Indonesia. Memberikan triggerbagi pemda Papua dan Papua Barat untuk semakin memprioritaskan pembangunan pariwisatanya.
Selain itu Pemerintah telah membangun jalan Trans Papua yang melintasi Monokwari-Nabire-Enarotali-Jayapura-Merauke. Menghubungkan Manokwari yang ada di Papua Barat dengan Merauke yang ada di Provinsi. Selain itu fokus pembangunan jalan baru sepanjang 827 Km. Trans Papua melintasi kawasan pantai utara termasuk menembus kawasan pegunungan di bagian tengah Papua. Ini hal yang menggembirakan dalam membuka kunci permasalahan infrastruktur Papua.
Pemerintah-daerah Papua/Papua Barat juga diharapkan juga bersemangat, dengan cara mempercantik tempat-tempat wisatanya. Dengan cara menghadirkan investor untuk membangun hotel, sarana hiburan, system-akomodasi(penyedia jasa travel), penyiapan UKMKM kerajinan masyarakat asli Papua, penyiapan ekonomi creative dan juga sistem pelayanan tempat wisata secara profesional. Dengan dana perimbangan otonomi yang besar, saya pikir hal tersebut lebih mudah dilakukan. Karena kemampuan SDM-nya mumpuni dan tersedia disana dalam melakukan hal besar itu.
Triangle Colaboration..
Modal SDA-SDM telah siap, ditunjang dengan pembangaunan infrastruktur Makro dan Mikro di objek wisata oleh Pemerintah, lalu belum lengkap bila tidak disokong oleh sentuhan pihak swasta-BUMD-BUMN yang beroperasi di Papua/Pusat. Sokongan tersebut bisa berupa, program pelatihan, sponsor pendanaan pembangunan, dan juga sosialisasi hal bermanfaat kepada masyarakat Papua.
Skema Industri Pariwisata Papua Versi Saya
Jika boleh bermimpi, kedepan ikon sepakbola persipura yang melejit baik secara nasional dan internasional dapat dijadikan magnet wisatawan lokal dan mancanegara untuk datang ke Papua. Kehebatan talenta bola Papua yang terus diasah dan membela Persipura tentu akan menjadi nilai jual bagi sponsor dalam membuat bisnis ekonomi creative/olahragayang bermuara pada industry pariwisata. Jika prestasi Persipura bisa dipertahankan sebagai club terkuat baik lokal dan juga internasional di kawasan asia, walhasil setiap pertandingan kandang dalam suatu kompetisi baik lokal terlebih internasional akan sesak dihadiri oleh fans dari tim tamu. Apalagi stadion Mandala telah berkelas FIFA.
Tahun 2017, awal Kebangkitan Pariwisata Papua
Banyak jalan menuju Roma, akan banyak celah lainnya yang dapat memberikan warna dalam menghidupkan wajah pariwisata Papua. Effek dopler dari program nawa cita akankan efektif? Tentu kita berharap, dengan penggunaan dana yang besar bagi pembangunan oleh pemerintah akan memacu lebih kencang lagi, ketertinggalan Papua dengan wilayah lainnya di Pulau Jawa. Program Nawacita ini, diharapkan memberikan rasa aman kepada wisatawan, dikarenakan pembagian kue pembangunan telah merata yang membuat semua masyarakat Papua merasakan keadilan dan berujung pada perdamaian untuk bersama sama membangun NKRI kedepannya. Kondisi inilah yang diharapkan dunia pariwiwsata kita.
Tahun 2017 diharapkan akan penuh kejutan bagi pariwisata Papua. Bersamaan dengan digulirnya kompetisi ISL tahun 2017/2018, akan ada pengalaman yang tidak terlupakan untuk menemani dan mendukung tim kesayanganmu jika bertanding di stadion Mandala, Papua. Dan jangan lupa untuk menyaksikan banyak kilauanMutiara Hitam lainnya di Papua. Semoga melalui salah satu pintu ini, bisa memulai industry pariwisata untuk mendatangkan wisatawan lokal ke Papua, bahkan wisatawan mancanegara. Bravo Mutiara Hitam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H