Tidak ada mata yang menuju sana,
tidak ada telinga yang peka padanya,
tidak ada tangan yang bisa memotongnya, "jangan berlebihan" ujar sang kakek pada umbi  yang sedang merambat.
Sehingga kita bertemu,
sejujurnya aku masih ragu pada "ibu", kenapa masih saja menangisi nasib seorangku?
Benar saja kata kakek itu, "jangan berlebihan".
Kita jangan bertemu dulu,
aku ragu pada tangan itu, jangan sampai mengusap kepalaku, "jangan sampai bertemu mata yang berlinang rindu".
Aku selalu mengaku, "Aku berlindung dari tulisan yang terlalu jujur"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI