Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Antara IShowSpeed dan Fenomena Overproud Netizen Indonesia

26 September 2024   10:57 Diperbarui: 27 September 2024   07:13 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Youtuber IShowSpeed ikut bergoyang saat berkunjung ke Indonesia dan melakukan live streaming di Kota Tua, Jakarta Barat. (Sumber: Tangkapan layar YouTube IShowSpeed)

Kehadiran Youtuber atraktif asal Amerika Serikat, IShowSpeed ke Indonesia beberapa waktu lalu, menimbulkan kehebohan di jagat maya sosial media Indonesia. 

Banyak netizen Indonesia yang merasa bangga dan menyukai perangai sosok Speed alias Darren Jason Watkins Jr, saat influencer level internasional ini memakai baju batik atau baju timnas dalam unggahan videonya. 

Kesan yang didapatkan adalah orang luar negeri yang mengapreasiasi segala sesuatu berbau Indonesia dapat membuat bangga para netizen negeri ini.

Sebenarnya sah-sah saja perasaan bangga tersebut, namun jika diperhatikan lebih lanjut, fenomena para Youtuber atau Influencer Bule luar negeri yang menggunakan hal-hal berbau nusantara sebagai bahan kontennya seolah-olah memanfaatkan sifat "overproud" dari masyarakat Indonesia untuk meraih viewer yang tinggi, mengingat negara ini adalah pengguna Youtube terbesar keempat di dunia.

Jika kita mau menelusuri kata kunci "bule coba makanan pedas", "bule makan durian", atau hal-hal tentang Youtuber asing yang menilai tentang sesuatu khas Indonesia, ternyata mendapat rating yang sangat tinggi. 

Konten-konten orang bule yang bereaksi aksi seniman Indonesia entah itu penyanyi, finger guitar atau atraksi kesenian lainnya, juga mendapat rating yang sangat tinggi.

Memang tak dipungkiri bangsa ini memang sangat haus akan pengakuan dunia, dimana semenjak negara ini merdeka dari tangan penjajah, bangsa Indonesia mencoba mendobrak inferioritas sebagai bangsa "tempe" menjadi bangsa yang disegani dunia. Namun usaha itu tidaklah mudah, stigma mental merasa rendah diri masih cukup kuat pada bangsa ini, padahal sebenarnya negara ini adalah raksasa yang tertidur.

Di tengah fenomena hingar bingar sosial media, tak ayal banyak para influencer sosial media asing berbagai platform menggunakan "ke-Indonesia-an" sebagai bahan kontennya, hal tersebut disebabkan mereka sangat tahu bahwa bangsa ini selain populasinya sangat besar, juga memiliki rasa nasionalisme kebanggaan yang teramat tinggi ketimbang bangsa besar lainnya.

Kita ambil contoh saja bangsa besar lainnya seperti India atau China, walaupun mereka sangat besar jumlah populasinya, namun domainnya masih terkotak-kotak setiap daerahnya. 

Semisal seorang Youtuber asing mengulas makanan panipuri di New Delhi, maka orang Mumbai pun tak tertarik akan konten tersebut, begitu pula jika ada influencer asing mengulas keindahan kota lama Shanghai, maka orang Hong Kong atau Beijing pun tak begitu merasa bangga.

Beda hal jika ada Youtuber asing mengulas masakan Rendang, Gudeg atau Papeda Gulung, saya yakin netizen dari Sabang hingga Merauke sangat tertarik akan konten tersebut, karena begitu besarnya rasa nasionalisme pada setiap insan bangsa Indonesia. 

Jika tak percaya, lihat saja di platform Youtube, coba bandingkan jumlah viewer konten Youtuber asing yang jalan-jalan, pasti yang paling terbanyak jika mereka berkunjung ke Indonesia.

Sekilas memang memberikan implikasi yang baik bagi bangsa ini, sebagaimana ulasan artikel dari Kompasianer Billy Steven Kaitjily tentang Fenomena Youtuber Asing yang mengubah wajah pariwisata Indonesia. 

Paling tidak mereka membantu mempromosikan dunia pariwisata Indonesia, namun pada artikel ini saya akan membahas dari sudut pandang bagaimana kita menyikapi fenomena para influencer bule-bule ini yang mengupas Ke-Indonesia-an, karena jangan sampai kita terjebak pada perasaan "overproud" berlebihan. Lalu bagaimanakah cara bijaksana dalam menyikapinya, berikut ulasannya.

Jangan Mudah Berpuas Diri

Rasa bangga yang berlebihan, tentunya akan membuat kita sangat mudah berpuas diri, maka dari itu apabila ada om-om bule yang promosikan makanan tradisional negara kita, maka kita jangan mudah terlena dengan kebanggaan berlebihan. 

Kita pun harus teliti dalam mengamati konten-konten mereka, apakah di dalamnya memang ada unsur kejujuran di dalamnya, atau sekedar hanya untuk meraup jutaan subscriber di Indonesia.

Sebagai perbandingan, mungkin disclaimer diberikan karena saya memandangnya dari sudut pandang subjektif, kita bisa membandingkan akun Youtube IShowSpeed dan The Lost Boys. 

Keduanya memang cukup banyak subscribernya yang berasal dari Indonesia, namun saya jujur menilai untuk IShowSpeed lebih banyak gimmick untuk meraup viewer, lihat saja sewaktu ke Indonesia, dimana ia ditemani beberapa bodyguard, serta beberapa reaksinya yang saya nilai agak terlalu dibuat-buat.

Beda hal dengan akun mas-mas bule, The Lost Boys yang juga berasal dari Amerika Serikat, dimana mister Rob dan mister Cheyne benar-benar natural menjelajahi berbagai tempat wisata hidden gem pelosok negeri. Mereka bermotoran ria keliling Indonesia, mendalami kebudayaan pedalaman dengan penuh rasa hormat.

Intinya, ketika melihat konten-konten ulasan Youtuber asing yang mengulas ke-Indonesia-an jangan mudah berpuas diri atau terlalu berbangga diri berlebihan, kita harus selektif dan teliti untuk memfilter mana saja akun para bule tersebut yang benar-benar jujur apa adanya.

Semangat Berkarya

Maka dengan maraknya Youtuber asing yang membuat konten tentang Indonesia, harusnya membuat kita menjadi semangat untuk berkarya. 

Karena, ketika dunia sudah banyak melirik Indonesia, maka setiap insannya juga harus tambah semangat untuk berkarya yang bisa ditampilkan di sosial media, agar juga bisa diulas oleh netizen asing.

Pengakuan adalah sesuatu yang sangat penting bagi orang giat berkarya, maka jika anda mempunyai kemampuan berkarya seperti pada bidang seni, karya tulis, otomotif atau lainnya, maka jangan segan-segan mempromosikan kontennya hingga ke luar negeri. Ketika karya anda bisa diakui oleh netizen luar negeri, maka secara tidak langsung kita juga merupakan bagian dari duta bangsa.

Tak sedikit memang banyak Youtuber asing yang mengakui keunggulan SDM bangsa ini, sebagai contoh Youtuber Finger Guitar seperti Alipbata yang memiliki kemampuan bermain gitar akustik di atas rata-rata, sering kali direaksi positif oleh para Youtuber asing. Hal ini tentunya bisa pemantik bagi kita semua untuk semangat menampilkan karya kita pada dunia.

Jangan Menghina Bangsa Lain

Perasaan kebanggaaan yang berlebihan terhadap konten-konten Youtuber asing mengulas ke-Indonesia-an bisa saja mengarah ke sikap merendahkan atau menghina bangsa lain. Acap kali saya melihat beberapa netizen Indonesia yang sering menghina netizen jiran seperti negara Malaysia dengan ungkapan makian, ketika ada konten bule yang membandingkan makanan Indonesia dan Malaysia.

Rasa Chauvinisme ini tentunya tak boleh tumbuh dalam diri kita sebagai bangsa yang mengakui perdamaian dunia. Hal tersebut dikarenakan bahwa pertikaian dalam sejarah manusia selalu dimulai dengan perasaan merendahkan bangsa lainnya. 

Jika memang ada sesuatu yang membanggakan pada bangsa kita, jangan sampai lantas merendahkan pada bangsa lainnya, karena bisa saja ada pula  cakupan bidang lain justru mereka lebih baik dari kita.

Kebanggaan memang diperlukan bagi kita untuk menyusun kepercayaan diri bangsa, namun hal tersebut haruslah dikontrol dengan baik agar tak terjerumus pada hal yang berlebihan hingga sampai merendahkan bangsa lainnya.

Evaluasi Menjadi Lebih Baik

Tak sedikit banyak Youtuber asing yang benar-benar jujur dalam menilai apa yang mereka lihat di Indonesia. Saya pernah melihat seorang Youtuber asing asal Thailand yang mengkritik transportasi menuju obyek wisata Gunung Bromo teramat buruk, begitu pula sempat heboh seorang wisatawan Malaysia yang mengkritik pedagang kaki lima di Jakarta yang terkesan semrawut lewat unggahan videonya.

Hal-hal seperti ini seharusnya menjadi cambuk bagi kita untuk membenahi keadaan bangsa kita, dimana kita pun harus juga sering melihat konten-konten dari para Youtuber asing yang kerap menilai sangat jujur terhadap apa saja tentang ke-Indonesia-an. Sehingga hal-hal yang dinilai kurang baik oleh mereka, adalah sebagai bahan evaluasi bagi kita untuk berbenah.

Saya kurang setuju apabila Kementrian Pariwisata yang kerap mengundang Youtuber atau Influencer asing ke Indonesia untuk mengulas sarana pariwisata di negara ini. 

Hal tersebut dikarenakan hampir pasti penilaiannya agak subjektif "dibagus-bagusin", sebab sudah perjanjian kontrak sebelumnya. Lebih baik, para Youtuber asing ini datang dengan kerelaan hati, dan menilai apa adanya, agar bisa menjadi bahan evaluasi bagi kita.

Perasaan "overproud" tentunya akan menjerumuskan kita pada kesombongan akut, maka dari itu perlu kita kelola hal-hal yang membanggakan dari bangsa kita menjadi aset penting untuk memajukan negara ini, bukan menjadi kebanggaan semu. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun