Artinya kedepannya, justru untuk stock striker lebih baik dikurangi saja, karena mengingat lawan-lawan pada babak kualifikasi piala dunia sangat berat di atas level timnas semua, maka striker yang dibutuhkan bukan lagi seorang goal getter atau yang sekedar mencetak gol, tetapi striker yang mau menjemput bola, bahkan juga turut membantu lini tengah, layaknya false nine.
Sementara jatah komposisi pemain sebaiknya diperbanyak di sektor winger atau kreator serangan, karena dengan formasi 5-4-1 ketika melawan tim-tim besar, otomatis pemain sayap adalah posisi yang sangat diandalkan untuk mengkreasi serangan, dikarenakan double pivot kita konsentrasi membantu lini pertahanan. Maka jika stock pemain sayap cukup banyak, maka pilihan untuk melakukan variasi serangan bisa menjadi beragam.
Untuk lini depan, keberadaan Rafael Struick dan Egi Maulana Vikri sudah cukup untuk mendukung, karena ciri permainan mereka yang suka membantu lini tengah, artinya untuk level Asia mereka sudah cukup bisa bersaing, namun jika untuk level Asia Tenggara, nama-nama striker goal getter seperti Ramadhan Sananta, Dimas Drajad barulah mereka bisa tampil.
Seperti artikel saya sebelumnya tentang kekuatan asli Timnas Indonesia, yaitu dimana kita dianugerahi banyak pemain yang mampu melakukan tusukan inverted, kita harapkan kedepannya seraya kondisi lini pertahanan kita yang sudah super tangguh ini, diperkuat dengan serangan-serangan tajam menusuk dari para winger kita. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H