Pada majalah anak Bobo, ada salah satu rubrik yang selalu menjadi kesukaan saya semenjak kecil dan kebetulan anak saya juga menyukai rubrik itu.
Rubrik yang dimaksud adalah rubrik kiriman puisi dari berbagai anak dari segala pelosok negeri ini. Sungguh hal ini menunjukkan ketertarikan sastra pada dunia anak-anak, walaupun pilihan katanya masih sederhana, namun tetaplah menarik untuk dibaca.
Faktanya untuk level sekolah dasar, ketertarikan membuat puisi atau membaca puisi masihlah teramat rendah, jangankan membuat puisi, membuat merangkai kalimat saja kebanyakan mereka masih takut salah. Hal ini disebabkan minat baca yang rendah, sehingga kosakatanya pun pasti rendah.
Padahal manfaat membuat puisi pada usia anak-anak sebenarnya banyak sekali faedahnya, dikarenakan membuat puisi sebenarnya jauh lebih mudah ketimbang membuat karangan.
Format puisi yang tidak sekaku membuat paragraf karangan, sebenarnya baik untuk perkembangan sastra bagi anak untuk mengekspresikan sesuatu dalam dirinya.
Membuat puisi akan membuat mereka lebih perasa atau peka terhadap suatu objek yang dijadikan bahan tulisan dalam puisi mereka, sehingga secara langsung melatih daya pikir kognitifnya.
Tema-tema seperti nasionalisme, lingkungan atau sayang orang tua adalah nilai-nilai yang mudah ditanamkan pada benak mereka lewat media puisi, di mana mereka mungkin jauh lebih memahaminya lewat kata puitis.
Namun tantangannya adalah miskinnya perbendaharaan kata yang dimiliki anak-anak. Secara konsep untuk level puisi anak, tidaklah harus diisi dengan kosakata level pujangga, yang terpenting adalah mereka paham apa yang mereka tulis, karena memang puisi tak memiliki format baku, jadi hal tersebut sebenarnya memudahkan mereka untuk membuatnya.
Kalimat seperti, "Bunga itu indah" atau "Pahlawan membela negara", sebenarnya sudah cukup baik untuk level sekolah dasar, karena intinya puisi lebih menitikberatkan pada ungkapan atau ekspresi.