Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Paradoks St Petersburg dan Makna Kemerdekaan

17 Agustus 2024   08:37 Diperbarui: 17 Agustus 2024   08:56 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Merayakan Kemerdekaan Bangsa (sumber : Katadata )

Paradoks ini memang sering dipakai dalam statistik perjudian untuk mengukur peluang dalam menaruh taruhan, namun apabila kita kaitkan dalam makna kehidupan bernegara sebenarnya bisa diambil maknanya utamanya dalam upaya mensejahterakan rakyat.

Secara umum Paradoks St Petersburg bisa diartikan sederhana yaitu, suatu keputusan atau peristiwa dilihat tidak berdasarkan nilai semata, tetapi lebih kepada harapan atau manfaat yang bisa diperoleh dari nilai tersebut

Dalam kaitannya tentang makna kemerdekaan, sebagaimana saya sampaikan pada awal artikel, bahwa ternyata memang maknanya bisa berbeda diinterpretasikan bahkan juga bagaimana setiap merasakan kemerdekaan tersebut.

Paradoks St Petersburg sebenarnya adalah sebuah sesuatu yang semu pada suatu nilai, sebagaimana makna kemerdekaan, kadang kita pun tak tahu apa sebenarnya arti itu, tapi setiap insan Indonesia berupa mengejawantahkan hal tersebut dalam upaya mengkongkritkannya dalam suatu manfaat atau harapan yang bisa dirasakan bersama.

Lalu bagaimanakah cara mewujudkan makna kemerdekaan yang nilainya bisa dirasakan manfaatnya secara seluas-luasnya bagi seluruh rakyat. Berikut kiranya beberapa hal yang harus kita jadikan perhatian dalam membangun kemerdekaan ini agar tidak terjebak pada permainan Paradoks St Petersburg yang tak bisa dihitung secara pasti nilainya.

Pemerataan Pembangunan Harga Mati

Tak dipungkiri selama bertahun-tahun, pembangunan negara kita selalu Jawa-Sentris, entah apa karena warisan Hindia Belanda yang memusatkan pemerintahannya di Jawa atau memang ada alasan lainnya.

Tentunya hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemerdekaan tersebut, pembangunan yang terlalu Jawa-Sentris tentunya makin mengaburkan nilai atau makna kemerdekaan.

Maka dari itu, jika kita sering mendengar slogan "NKRI harga mati", maka untuk mewujudkan slogan tersebut haruslah dikekalkan dengan pemerataan pembangunan yang juga harga mati di seluruh pelosok negeri.

Upaya pemerataan pembangunan adalah usaha dalam menyebarkan manfaat dari kemerdekaan tersebut agar kenikmatan ini tak hanya dinikmati oleh segelintir rakyat di pulau tertentu. Semoga dengan momentum kepindahan ibukota ke Nusantara, bisa menjadi pemantik pemerataan pembangunan di wilayah Indonesia timur.

Kepenguasaan Minerba

Saya bukan ahli tambang atau geodesi, tapi saya meyakini, jika sepenuhnya seluruh hasil bumi berupa minyak bumi, mineral, batu bara dan gas bumi benar-benar dikuasai oleh negara, maka tidak ada rakyat yang miskin atau kelaparan.

Negara kita dianugerahi kekayaan alam yang begitu besar, tapi entah mengapa yang bisa menikmatinya hanya segelintir elit saja. Jika sudah demikian, nilai kemerdekaan tak lebih hanya formalitas belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun