Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Raja Juli Antoni, Membangun Peradaban Indonesia di IKN

15 Agustus 2024   09:14 Diperbarui: 15 Agustus 2024   13:26 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pandangan Wamen Menteri ATR/BPN/Dok ATR BBN

"Pemindahan Ibu Kota Negara ke Ibu Kota Nusantara baru tidak hanya proses memindahkan Kantor Pemerintahan, tetapi juga membangun peradaban Indonesia yang dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat"

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN, Raja Juli Antoni yang sekaligus sebagai Wakil Kepala Otorita IKN saat mendampingi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Nusantara pada 5 Juni 2024

Pada lain kesempatan, beliau berkomitmen bersama jajaran lainnya untuk memastikan pembangunan ini berjalan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga IKN bisa terbangun secara inklusif dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat. Dan inilah yang menjadi perhatian pemerintah.

Beliau menambahkan pembangunan IKN tidak hanya melakukan pembangunan fisik, tetapi juga dipersiapkan dengan fondasi hukum yang kuat.

Harapannya harmonisasi rancangan peraturan ini dapat menyederhanakan regulasi dan memudahkan para pelaku usaha dalam mengimplementasikan kegiatan pembangunan di Ibu Kota Nusantara.

Dilansir dari Wikipedia memiliki arti sebuah masyarakat yang dicirikan oleh adanya negara yang telah mengembangkan budaya, bahasa, sistem tulisan, dan mata uang.

Peradaban juga melekat dengan adanya spesialisasi tenaga kerja, pertanian, arsitektur, infrastruktur, kemajuan teknologi, perpajakan, dan regulasi.

Sementara jika dilihat dari sudut pandang historis sebuah peradaban memiliki arti sebagai budaya yang lebih besar dan "lebih maju", kemudian dari unsur etimologi, peradaban sering kali dikaitkan dengan perkembangan kota. Lalu bagaimanakah pemindahan ibukota sebagai bagian dari proses peradaban tersebut ?

 Pmbangunan IKN menggunakan konsep "Smart City dan A City for all" adalah sebuah peradaban baru yang merepresentasikan dari generasi baru saat ini.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan untuk melaksanakan proses pemindahan Ibu Kota Negara, dari sebelumnya di Jakarta menjadi ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur. Pemindahan ibu kota menurut rencana akan dilakukan dalam 4 (empat) tahap. Tahap pertama (2022 -- 2024) akan dilakukan pembangunan infrastruktur dasar untuk menampung 500 ribu penduduk, seperti Istana Kepresidenan, gedung MPR/DPR dan pembangunan perumahan di area utama IKN.

Untuk periode 2025-2035 (tahap kedua) adalah periode pembangunan IKN sebagai area inti dengan dilakukanya pengembangan fase kota berikutnya, seperti pusat inovasi, ekonomi, penyelesaian pemindahan pusat pemerintahan, pengembangan sektor-sektor ekonomi prioritas, dan menerapkan sistem insentif untuk sektor-sektor ekonomi prioritas.

Lalu memasuki tahap ketiga (2035 -- 2045) Otorita IKN akan menyiapkan pembangunan infrastruktur dan ekosistem 3 (tiga) kota satelit (Nusantara, Samarinda, dan Balikpapan) untuk menjadi destinasi Foreign Direct Investment (FDI) untuk sektor-sektor ekonomi prioritas di Indonesia.

Pemerintah berharap IKN dapat penjadi 5 besar destinasi investasi utama di Asia Tenggara dengan mendorong jaringan utilitas yang berkelanjutan, implementasi enablers ekonomi sirkuler, dan juga mengembangkan pusat inovasi dan talenta.

Kemudian pada tahap terakhir (2045 -- selanjutnya) IKN memiliki visi untuk menumbuhkan branding sebagai "Kota Dunia untuk Semua" dengan memanfaatkan 100 persen energi terbarukan dan mencapai net zero-carbon emission dengan jumlah penduduk di Kota Nusantara dapat lebih dari 1 juta jiwa.

IKN akan dibentuk dengan mengaplikasikan konsep "smart city" yang berlandaskan delapan prinsip, yaitu; (1) mendesain sesuai kondisi alam, (2) Bhineka Tunggal Ika, (3) terhubung, aktif, dan mudah diakses, (4) rendah emisi karbon, (5) sirkuler dan tangguh, (6) aman dan terjangkau, (7) kenyamanan dan efisiensi melalui teknologi, dan (8) peluang ekonomi untuk semua.

Maka dari itu, pemindahan Ibu Kota Negara dapat dimaknai bukan sekedar pemindahan bangunan fisik dan manusia, tetapi justru membangun peradaban Indonesia yang merata. IKN yang dibangun dengan konsep smart city dan a city for all yang didasarkan pada inklusi sosial, penggunaan energi terbarukan, dan ekonomi sirkuler dapat diartikan sebagai sebuah bentuk peradaban yang lebih maju bagi bangsa Indonesia. Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun