Bagi warga kota Solo pasti tak asing dengan keberadaan jalur rel kereta api yang bersisian pada bahu jalan raya Slamet Riyadi, dan tepat memasuki daerah stasiun Purwosari, jalur rel tersebut melintang diagonal membelah jalan protokol kota Solo tersebut dan bagian lajur tersebut disebut warga setempat dengan nama "Rel Bengkong Purwosari".
"Bengkong" jika dialihbahasakan ke Bahasa Indonesia menjadi artinya "miring" atau "bengkok", hal tersebut disebabkan jika pada umumnya keberadaan rel kereta api yang melintang di jalan raya biasanya dengan arah horizontal lurus, maka rel bengkong ini arahnya miring melintang sekitar 45, jadi jika dilihat cukup unik, apalagi rel bengkong Purwosari terletak persis di pusat kota, dekat dengan stasiun Purwosari dan Rumah Sakit Kasih Ibu, Surakarta.
Keberadaan rel kereta api yang bersisian bahu jalan protokol, memang menjadi pemandangan menarik bagi warga luar Solo jika berpelesiran ke kotanya Mas Gibran ini. Karena keberadaan rel dalam kota ini bukan hanya pemanis kota saja, tetapi masih berfungsi digunakan untuk kereta jalur relasi jarak dekat dan wisata, bisa dikatakan jalur rel dalam kota yang masih aktif di Indonesia memang hanya di Kota Solo.
Namun, dibalik uniknya jalur rel bengkong ini, ternyata menyimpan misteri dari warga sekitar, yaitu kerap jatuhnya para pengendara sepeda motor jika melewati rel bengkong ini, utamanya sewaktu magrib dalam keadaan hujan.
Secara logika, faktor licinnya rel sewaktu hujan, serta kontur rel yang agak diagonal miring, bisa membuat ban sepeda motor terselip, jika sang pengendara kurang hati-hati.
Walau demikian, warga sekitar berpendapat lain, bahwa di sekitaran rel bengkong mengandung aura mistis, ada yang mengatakan ada penunggunya, adapula yang menyebutkan terdapat sosok berambut panjang kerap membuat beberapa pengendara jatuh ketika melintas di rel bengkong.
Bahkan perihal ini juga sempat diungkap oleh seorang YouTuber yang membahas aura mistis di sekitaran rel bengkong.
Memang folklore ini cukup familiar semenjak saya masih bersekolah, bahkan ada teman saya yang pernah jatuh ketika berkendara sepeda motor ketika melintasi rel bengkong, dan mengalami luka parah. Saya sendiri pun pernah terpeleset saat berkendara saat melintasi rel bengkong, tapi beruntung tak mengalami luka apapun.
Sebenarnya ada teknik yang benar ketika melintasi jalur rel diagonal ini saat berkendara sepeda motor, yaitu pertama kurangi kecepatan ketika mendekati jalur rel bengkong, kemudian arahkan kendaraan secara horizontal pada rel tersebut, namun apabila sepeda motornya lurus saja searah diagonal jalur rel tersebut, jika tidak hati-hati, ban motor bisa terselip.
Saya berkesimpulan bahwa mitos rel bengkong lebih kepada pesan kearifan lokal agar kita berhati-hati ketika melintas jalur kereta api, maka dalam artikel saya akan meluruskan fakta-fakta tentang besarnya peran jalur rel dalam kota pada pariwisata dan sejarah kota Solo.