Untuk pertama kalinya saya memberanikan diri membuat artikel masukan untuk admin Kompasiana, jujur saya tidak mau membuat artikel curhat, karena saya memang tidak ada masalah dengan Kompasiana.
Artikel ini saya buat berangkat dari pengumuman dari pihak admin tentang perubahan mekanisme penghitungan K Rewards, yaitu :
Penilaian akan lebih sederhana, konversi rupiah bukan hanya dihitung berdasarkan views. Setiap artikel yang terpilih menjadi artikel highlights dan headline, akan dikonversi menjadi poin. Perkalian poin ke rupiah akan mengikuti performa iklan Kompasiana setiap bulannya.Â
Berikut penjabarannya:
- 1 Artikel Headline akan mendapatkan 2.500 poinÂ
- 1 Artikel Highlights akan mendapatkan 500 poinÂ
- Views di artikel tersebut akan tetap dikonversi menjadi rupiah
Kalau seandainya tim manajemen Kompasnya tidak mengumumkan hal tersebut, saya mungkin tidak menulis artikel ini, sebagai bentuk mempertanyakan bagaimana sebenarnya mekanisme yang berbasis poin dan view tersebut.
Hal tersebut dikarenakan jumlah K Rewards yang saya terima seperti tidak sesuai dengan perhitungan dari mekanisme baru.
Coba mari kita hitung dari kasus K Rewards saya, dimana untuk bulan Juli 2024 saya mendapatkan Rp 118.512, sementara untuk poin yang berhasil saya kumpulkan adalah dari Artikel Utama sebanyak 14 AU dikalikan 2500 poin menjadi 35.000 Poin, dan 45 artikel Highlight dikalikan 500 poin menjadi 22.500 poin, jadi total poin yang saya kumpulkan adalah 57.500 poin, sebenarnya saya ada dapat 15 AU, tapi satu artikel dimasukkan AU oleh admin di bulan Agustus.
Sekarang mari kita hitung performa iklan sebagai pengali dari K Rewards yang saya terima dengan jumlah total poin AU dan Highlight-nya, dengan mengabaikan jumlah viewernya. Rp 118.512,- dibagi 57.500 poin, didapatkan angka Rp 2,06 atau saya bulatkan hanya Rp 2,- , jadi performa iklan saya pada bulan Juli sangat kecil sekali.
Barusan saya lihat unique view saya mencapai 75.000, angka yang fantastis, karena sebelumnya biasanya saya dapat mentok 5ribuan views, bisa jadi itu angka akumulasi antara poin dan unique view, tapi saya tak tahu pastinya.
Dan apabila angka UV tersebut saya buat sebagai pembagi dari K Rewards yang saya terima untuk menghitung performa iklan saya, nilainya menjadi jatuh lagi menjadi Rp 1,5 saja. Benar-benar sangat kecil
Dibandingkan bulan sebelumnya, performa iklan saya rata-rata di angka 25-40 Rupiah per unique view, angka yang masih wajar, tentunya jika poin yang saya terima jika dikalikan performa iklan rata-rata bulan sebelumnya, tentunya nilai diterima cukup besar, namun nyatanya saya hanya menerima Rp 118.512,-
Dan perihal ini, cukup banyak kompasianer yang memprotesnya, karena K Rewards yang diterima tidak berbanding lurus dengan jumlah artikel utama yang mereka bukukan.
Saya sebenarnya tidak ingin mempermasalahkan angkanya, tetapi lebih kepada integritas yang dibangun antara admin Kompasiana dengan para Kompasioner. Intinya janji yang sudah tersirat dan tersurat haruslah ditepati.
Janji tentang mekanisme sistem poin yang diumumkan bulan lalu haruslah ditepati. Coba lihat di bulan ini, rata-rata per artikel saya berarti bernilai Rp 2.008,- , sangat jauh turun dari bulan sebelumnya.
Sebelum admin Kompasiana mengumumkan mekanisme baru tentang K Rewards bulan lalu, saya menulis hanya rata-rata 20an artikel per bulan.
Namun ketika ada mekanisme poin dalam penghitungan K Rewards, saya menjadi terpacu untuk menulis artikel lebih banyak lagi, bukan semata-mata uang, tetapi menjawab kepercayaan Kompasiana yang menghargai artikel-artikel berkualitas dari Kompasianer, sebagaimana yang bang Ikrom utarakan pada artikel pamitannya, mirip-mirip dengan saya motivasinya membuat artikel berkualitas yang dihargai oleh Kompasiana.
Dan Alhamdulillah pada bulan lalu saya berhasil membukukan 14 artikel utama, rekor terbanyak AU saya selama satu bulan semenjak bergabung di Kompasiana, semua itu berkat pengumuman mekanisme baru tentang K Rewards.
Ada beberapa Kompasioner yang menjuluki saya "Auto AU" bahkan ada yang bilang "kesayangan admin", jujur saya sangat risih dan tak nyaman dengan sebutan itu, karena saya sama sekali tidak pernah interaksi langsung dengan admin bahkan daring online dengan mereka, lewat artikel ini, saya mohon dengan hormat, tolong bisa dihentikan sebutan-sebutan tersebut.
Hal tersebut dikarenakan, masih banyak kompasianer lainnya yang tingkat rating AU nya jauh lebih tinggi dari saya. Saya sendiri rating AU-nya berkisar 25-30 persen dari keseluruhan artikel, saya nilai masih biasa-biasa saja. Masih banyak kompasianer lainnya yang rating AU-nya di atas 30 persen. Lebih baik kita berbaik sangka saja, kita belajar satu sama lain untuk tingkatkan kualitas artikel.
Kalau ada yang menanyakan kriteria Artikel Utama, silahkan buka saja di akun YouTubenya Kompasiana, disana gamblang sekali dijelaskan kriteria-kriteria atau ciri artikel yang bisa headline, saya rasa untuk ini, Kompasiana sudah cukup baik dalam penjelasannya.
Kembali kepada topik K Rewards, ada yang bilang menulis di Kompasiana janganlah semata-mata karena cuan, iya saya sangat membenarkan itu, karena memang ekosistem menulis di Kompasiana memang "the best" dari sekian banyak platform menulis di dunia maya, hanya saja apabila sang tuan rumah menjanjikan rewards kepada para penulisnya, maka hal tersebut haruslah jelas terang benderang dari awal hingga penerimaannya.
Saya akui dulu saya hanya pembaca Kompasiana, baru memberanikan menulis sekitar akhir tahun lalu dan saya melihat perkembangan Kompasiana memang sangat luar biasa, dimana kini menjelma Mes Que un Blog, meminjam istilah dari El Barca.
Ribuan artikel membanjiri blog keroyokan ini setiap harinya, membuktikan betapa blog ini memang sangat "seksi" bagi para penulis.
Kita juga melihat, iklan-iklan yang bertebaran pada platform ini juga cukup banyak, bahkan ada yang merupakan brand merek nasional, jujur saya bangga bisa menjadi bagian dari blog Kompasiana yang sudah sangat besar dan established.
Ketika admin mengumumkan mekanisme K Rewards menggunakan sistem poin pada AU dan Highlight, saya langsung mengapresiasi pihak Kompasiana, karena saya berasumsi bahwa kadang ada artikel yang kinerja viewsnya hanya ratusan pada bulan diterbitkannya, namun setelah berjalan 4 hingga 5 tahun, ternyata viewnya bisa ribuan banyaknya, karena faktor SEO yang berjalan setiap saat.
Sebagaimana kita ketahui, pihak Kompasiana hanya bisa menghitung kinerja views artikel untuk menghitung K Rewards hanya pada bulan diterbitkannya artikel tersebut, saya bisa memahami hal tersebut.
Maka asumsi saya ketika admin membuat poin 2500 bagi artikel headline, artinya mereka menggunakan asas "keadilan" dalam mengapresiasi artikel-artikel berkualitas, karena banyak artikel headline yang kinerja viewsnya rendah pada bulan saat diterbitkannya.
Namun kenyataannya tidak seperti diharapkan, bukan bermaksud iri, seperti yang diutarakan bang Yos Mo pada kolom komentar Artikel Pengumuman K Rewards Bulan Juli 2024, dimana beliau menjelaskan bahwa penerima K Rewards yang peringkat tinggi ada yang jumlahnya AU nya lebih sedikit daripada peringkat-peringkat di bawahnya, jujur saya baru tahu dari penjelasan bang Yos Mo.
Dari hal tersebut saja, artinya jumlah poin yang dikumpulkan tidak berbanding lurus dengan K Rewards yang diterima.
Kembali lagi pembeda Kompasiana dengan platform menulis lainnya adalah kemudahan dalam terbitnya artikel, namun untuk kualitas artikel akan dikurasi oleh admin, dan akhirnya terbentuklah ekosistem artikel pilihan dan artikel utama sebagai sajian suguhan artikel berkualitas yang dipromosikan oleh admin Kompasiana.
Maka dari itu, filosofi keutamaan Artikel Utama memang luar biasa, bagi penulis pemula, ketika artikelnya diganjar label AU tentunya sangat sumringah sekali, namun seiring berjalannya waktu, banyak penulis senior yang hengkang, karena mungkin artikel utamanya merasa kurang diapresiasi.
Maka dari itu, sebagaimana bang Ikrom pada artikel pamitannya, mengutarakan dia sempat semangat lagi menulis artikel ketika ada mekanisme baru tentang K Rewards, karena ketentuan terbaru tersebut tampak mengapresiasi para headliner, karena beliau memang sering menulis artikel yang berhasil tembus AU, sebuah perasaan yang hampir persis sama dengan saya, bukan semata-mata uang, tapi wujud apresiasi sebagai bentuk integritas antara tuan rumah dan para penulisnya.
Sekali lagi saya menulis di Kompasiana adalah dari hati, jujur saya sekarang merasa seperti kecanduan atau "addicted" untuk selalu menulis setiap hari, rasanya galau gimana gitu jika satu hari tidak ada menulis artikel di Kompasiana.
Banyak Kompasianer sadar bahwa menulis di Kompasiana adalah upaya aktualisasi diri, membentuk portofolio diri dan "legacy" berharga bagi dunia literasi bangsa kita yang sangat rendah ini.
Namun, jika ada syarat maka ada ketentuan, kemudian jika ada ketentuan maka ada tindakan nyatanya, kami mohonkan bisa diperjelas lagi sistem mekanisme poin dan views yang terbaru kali ini.
Kami berharap tidak ada perubahan lagi, karena itu sudah bagus, sebagai wujud mengapresiasi artikel-artikel berkualitas, hanya saja perlu kejelasan sejelas-jelasnya agar integritas diantara Kompasiana dan Kompasianer terus terjaga baik. Jayalah Kompasiana, Majulah Kompasiana .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H