Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Penanaman Nilai untuk si Puber

30 Juli 2024   09:37 Diperbarui: 30 Juli 2024   09:41 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak ayah bunda yang mulai merasakan suatu hal berbeda pada tumbuh kembang putra-putrinya ketika mulai beranjak usia 12-15 tahun atau sekitar kelas 5 SD hingga awal SMP.

Entah itu terlihat sudah tak seperti anak manis lagi atau terjadi perubahan fisik yang signifikan. Banyak orang tua yang tak siap menghadapi ini, dikarenakan sang anak sudah tak imut-imut lagi, melainkan sudah berubah agak pemberontak dan tak suka digandeng orang tuanya.

Pada masa ini mereka berusaha melepas periode kanak-kanaknya, berupaya tak mau lagi dilabeli anak kecil lagi.

Mereka pun mulai menampakkan kepribadian, sifat dan sikap yang khas tentang bagaimana dirinya, tergantung dengan lingkungan dimana ia berkembang.

Masa-masa ini bisa dikatakan fase pubertas, mulai terjadi perubahan fisik secara menonjol, pada anak laki-laki mungkin otot-ototnya mulai terbentuk, jakun di leher muncul, perubahan vibra suara dan lainnya.

Lalu pada anak perempuan, otot panggul juga mulai terbentuk, bahkan tak jarang di jaman sekarang, anak perempuan sudah mulai menstruasi pada usia sekolah dasar.

Perubahan-perubahan fisik tersebut tentunya pasti juga merubah perilaku sosial emosionalnya menjadi lebih individual dan menampakkan ciri khas dirinya.

Mereka akan mulai mencari kedekatan dengan teman-temannya yang memiliki hobi dan kesatuan sikap dalam keseharian.

Tak jarang si Puber ini mulai suka protes pada aturan-aturan yang dibuat oleh orang tuanya, karena dirasakan membelenggu dirinya.

Mereka mulai bisa mempertanyakan dan memperdebatkan nilai-nilai yang selama ini diberikan oleh orang tuanya. Sebagai contoh, "jangan jajan sembarangan", tapi di sisi lain, dia melihat temannya yang lain justru jajan sembarangan tanpa dilarang orang tuanya, hal yang seperti ini bisa saja menjadi bahan perdebatan bagi si Puber.

Namun pada masa puber sekitar 12-15 tahun sebenarnya masa-masa dimana orang tua masih bisa menanamkan nilai-nilai positif baginya. Bisa dikatakan ini adalah fase terakhir yang bisa sepenuhnya diedukasikan oleh sang orang tua, karena selepas SMP, biasanya anak sudah agak sulit untuk diberikan pemahaman.

Lalu apa saja nilai-nilai yang bisa kita tanamkan pada usia puber ini, agar kelak tumbuh sebagai remaja yang mampu bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan lingkungannya. Adalah Afin Murtie dalam bukunya "Anakku Sahabatku", memaparkan ada 4 nilai yang bisa ditanamkan pada si Puber, berikut ulasannya.

Nilai Ibadah

Orang tua perlu menanamkan pemahaman bahwa Tuhan menyayangi semua makhluknya, pesan ini memang klasik, tapi memiliki makna yang dalam, dimana apapun masalah yang dihadapi, si Puber harus menyandarkannya pada Tuhan, dan itu harus ditanamkan selalu.

Lalu memberikan pengertian untuk berbuat baik kepada sesama, lagi-lagi ini adalah hal yang klasik pula, karena mungkin sekilas dianggap lalu oleh mereka, tapi kelak akan terngiang selalu ketika mereka beranjak besar.

Kemudian, tetap tegas dalam menjalankan kewajiban agama. Orang tua harus sering membersamai ketika melakukan ibadah atau kewajiban agama lainnya,  hal ini saya rasa agama manapun pasti sangat menganjurkannya. Dalam porsinya orang tuanya tidak boleh menekan, tetapi tegas dalam mengajaknya dan itu dimulai juga kebiasaan orang tua yang juga tekun beribadah.

Nilai Sopan Santun

Hal kesopanan dimulai dari sopan berpikir, yaitu selalu berpikir positif terhadap berbagai hal. Si Puber biasanya sudah mulai sering berpikir kritis, oleh karena itu mereka harus dibimbing bagaimana memandang sesuatu dari sudut pandang positif.

Kemudian orang tua mulai mengajarkan kesopanan dalam berbicara. Mereka harus bisa membedakan etika berbicara dengan orang yang lebih tua serta adab bagaimana memulai pembicaraan serta tegur sapa.

Dikarenakan mereka sudah mulai terjadi perubahan fisik yang menonjol, maka orang tua sudah mulai mengajarkan kesopanan dalam berbusana. Ajarkan mereka dalam kerapian berpakaian yang menyesuaikan adab etika lingkungannya.

Selanjutnya si Puber perlu dibimbing dalam kesopanan berperilaku terhadap orang lain. Seperti mendahulukan orang tua untuk duduk di bangku angkutan umum dan adab etika dalam berperilaku lainnya.

Nilai Pendidikan Formal

Orang tua harus memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan yang sedang mereka jalani. Mereka harus memahami bahwa bersekolah bukanlah sekedar menghabiskan waktu di luar rumah, tetapi lebih kepada menata masa depan mereka.

Agar tidak terjadi friksi dalam tumbuh kembang anak, orang tua harus mengusahakan memilih sekolah yang sesuai nilai-nilai dalam keluarga, sehingga si Puber tidak merasakan gap atau perbedaan nilai antara di sekolah dan di rumahnya.

Orang tua harus cermat mengarahkan hobi dan bakatnya, agar energi berlebihnya tersalurkan pada kegiatan positif yang tentunya akan bermanfaat baginya di masa depan.

Nilai Tanggung Jawab

Memberikan pemahaman kepada si Puber, bahwa dengan bertambahnya usia maka berarti bertambah pula tanggung jawab seseorang. Sedari remaja mereka harus bisa mandiri dalam berbagai aspek, agar kelak mereka tumbuh menjadi pribadi tangguh bertanggung jawab.

Memberikan contoh tanggung jawab yang perlu dipahami mereka, tentang kesungguhannya dalam menuntut ilmu seperti disiplin bangun pagi, mengulang pelajaran di rumah dan lainnya.

Sedari remaja, harus mulai dibiasakan diberikan tanggung jawab pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci piring, menyiram tanaman atau lainnya. Hal ini penting untuk menanamkan jiwa tanggung jawabnya.

Tumbuhkanlah mereka tentang makna kasih sayang kepada seluruh anggota keluarga, munculkan rasa kepeduliannya terhadap lingkungan, sehingga menumbuhkan tanggung jawabnya kepada sesama.

Nilai-nilai tersebut harus segera ditanamkan semenjak usia puber, jangan sampai terlambat, agar kelak sang anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan berbakti kepada orang tuanya. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun