Banyak ayah bunda yang mulai merasakan suatu hal berbeda pada tumbuh kembang putra-putrinya ketika mulai beranjak usia 12-15 tahun atau sekitar kelas 5 SD hingga awal SMP.
Entah itu terlihat sudah tak seperti anak manis lagi atau terjadi perubahan fisik yang signifikan. Banyak orang tua yang tak siap menghadapi ini, dikarenakan sang anak sudah tak imut-imut lagi, melainkan sudah berubah agak pemberontak dan tak suka digandeng orang tuanya.
Pada masa ini mereka berusaha melepas periode kanak-kanaknya, berupaya tak mau lagi dilabeli anak kecil lagi.
Mereka pun mulai menampakkan kepribadian, sifat dan sikap yang khas tentang bagaimana dirinya, tergantung dengan lingkungan dimana ia berkembang.
Masa-masa ini bisa dikatakan fase pubertas, mulai terjadi perubahan fisik secara menonjol, pada anak laki-laki mungkin otot-ototnya mulai terbentuk, jakun di leher muncul, perubahan vibra suara dan lainnya.
Lalu pada anak perempuan, otot panggul juga mulai terbentuk, bahkan tak jarang di jaman sekarang, anak perempuan sudah mulai menstruasi pada usia sekolah dasar.
Perubahan-perubahan fisik tersebut tentunya pasti juga merubah perilaku sosial emosionalnya menjadi lebih individual dan menampakkan ciri khas dirinya.
Mereka akan mulai mencari kedekatan dengan teman-temannya yang memiliki hobi dan kesatuan sikap dalam keseharian.
Tak jarang si Puber ini mulai suka protes pada aturan-aturan yang dibuat oleh orang tuanya, karena dirasakan membelenggu dirinya.
Mereka mulai bisa mempertanyakan dan memperdebatkan nilai-nilai yang selama ini diberikan oleh orang tuanya. Sebagai contoh, "jangan jajan sembarangan", tapi di sisi lain, dia melihat temannya yang lain justru jajan sembarangan tanpa dilarang orang tuanya, hal yang seperti ini bisa saja menjadi bahan perdebatan bagi si Puber.