Orang Barat punya tahun baru Masehi, yang dirayakan hitung mundur jam 12 malam dengan membunyikan terompet..
Pelajar punya Tahun Ajaran Baru yang dirayakan menghitung maju ke depan menatap masa depan dengan langkah tegap..
Orang Tionghoa punya Tahun Baru Imlek yang disemarakkan petasan memekakkan telinga dan hingar-bingar Barongsai..
Para Siswa Sekolah menatap Tahun Ajaran Baru dengan menyemarakkannya dengan gegap gempita berjumpa bapak ibu guru tersayang..
Para Muslim tetapkan Tahun Baru Hijriyah sebagai momentum muhasabah perbaiki diri menuju hal kebaikan..
Para murid-murid menetapkan Tahun Ajaran Baru sebagai semangat baru untuk raih prestasi yang lebih baik..
Orang Hindu Bali menenangkan diri menyepi dari kehidupan, merenungi diri menatap masa depan dalam rayakan Tahun Baru Saka..
Para anak sekolah jejakkan Tahun Ajaran Baru sebagai saatnya fokus dalam ketenangan meraih mimpi-mimpi..
Orang Jawa menjamasi kerisnya saat Malam satu Suro, sebagai wujud warangka mawas diri di saat yang akan datang..
Para peserta didik mempersiapkan segala alat tulis dan gelas kosongnya untuk menuntut ilmu dalam kalam di Tahun Ajaran Baru penuh optimisme..
Walau Kurikulum belum sempurna, walau gaji guru masih belum seberapa, walau buku-buku masih mahal, walau makan gratis masih dihitung jatahnya, walau atap sekolah masih banyak bocor, dan masih banyak "walau" lainnya...
Kita tetap busungkan semangat optimis dalam setiap dada para pelajar Indonesia, bahwa dalam kekurangan, masih bisa dicari kelebihannya, bahwa dalam ketidaksempurnaan masih bisa dicari kebenarannya... Pendidikan itu wajib hukumnya.. wajib untuk dicari... Wajib untuk memudahkan ikhtiar bagi yang mau mencarinya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HSelamat Tahun Ajaran Baru 2024/2025...