Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Menghadapi Orang Sok Jagoan Di Jalanan

20 Juli 2024   04:37 Diperbarui: 20 Juli 2024   06:03 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sosok Orang Sok Jagoan yang arogan di jalanan (sumber : Cintamobil )

"Anak Sopo Kowe !!??"

Itulah sepenggal kata arogan yang beberapa waktu ini cukup viral di media sosial. Perkataan viral tersebut diucapkan seorang bapak yang mengamuk pada kepada seorang pengemudi mobil yang kebetulan berpapasan juga dengan mobil bapak tersebut pada sebuah jalan satu arah di sebuah perkampungan.

Dalam video tersebut terlihat bahwa Bapak yang arogan tersebut tidak mau meminggirkan mobilnya, padahal bapak tersebut jelas-jelas salah melanggar aturan jalan satu arah tersebut, karena melawan arah yang semestinya. Sang pengemudi mobil yang tak bersalah tersebut pun merekam perilaku arogan bapak yang dimaksud.

Terlihat bapak tersebut nampak mengamuk menendang mobil sang perekam video, kemudian memaki-maki dan menyatakan dia adalah ketua ormas di wilayah itu.

Sontak video ini pun viral, dan belakangan bapak yang mengamuk tersebut meminta permohonan maaf dan ternyata dia pun bukan ketua ormas yang dimaksud.

Video viral perilaku arogan  atau sok jagoan di jalanan memang sudah sering kita lihat di media sosial. Mulai dari menodong senjata, memaki, membawa-bawa nama orang besar, bahkan intimidasi fisik.

Saya sendiri pun sering mengalami hal ini, padahal dulu area Solo raya, sangat jarang melihat pengemudi yang mudah emosi meluap-luap, tetapi sekarang wajah Solo yang terkenal ramah, terjadi perubahan, dimana mulai sering terlihat pengemudi yang arogan di jalanan.

Pernah suatu ketika saya sedang menggunakan sepeda listrik berboncengan dengan anak saya di jalanan dekat rumah, tiba-tiba dari belakang saya diklakson mobil berkali-kali, agar saya agak menepi, padahal saya sudah menggunakan ruas pinggir jalan, tapi karena mungkin jalannya sepeda listrik lamban, tampak pengemudi tersebut tidak sabaran, bahkan memaki-maki saya, anak saya pun trauma, tampak warga setempat pun tampak tak terima tindakan pengemudi tersebut dan hendak mengejarnya, namun mobil tersebut pun akhirnya berlalu.

Dilansir dari American Psychological Society, kemarahan di jalan raya dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti jalan raya yang macet dan faktor psikologis seperti stres atau tekanan yang berat.

Kemampuan mengendarai kendaraan tidak hanya sekedar menguasai teknis semata, namun juga harus dibekali dalam menjaga emosi, sehingga perihal tersebut tidak merugikan pengguna jalan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun