Menurut versi beberapa warga setempat frase Menggung diperoleh dari Kyai Menggung yang diyakini merupakan sebutan dari Narotama, seorang Ksatria Bali yang pernah menjadi pengikut Raja Airlangga.
Dikisahkan ia mengembara ke Nglurah, kaki gunung Lawu untuk beribadah mendekatkan diri pada Sang Hyang Widhi. Dari lakunya ini, kata Menggung-“melengake marang Gusti Kang Maha Agung” artinya memusatkan segala perhatian kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Namun kisah ini pun masih belum bisa menjadi acuan karena masih sebatas folklore cerita lisan warga setempat. Sementara jaman Airlangga sudah sangat terlampau jauh. Di sekitaran situs pun belum ditemukan ..... yang kiranya menunjukkan tahun kapan didirikannya
Keterkaitan Upacara Adat
Sudah bisa dipastikan upacara adat Dhukutan merupakan akulturasi budaya warga sekitar dengan situs Menggung. Tidak bisa dipastikan keterkaitan antara upacara adat dengan situs yang mengandung unsur Hindu di dalamnya.
Upacara adat sesembahan ini tentunya merupakan wujud dari penghormatan warga setempat yang menganut kepercayaan lokal terhadap situs dari leluhur mereka.
Namun alangkah baiknya, jika ada riset yang mendalami prosesi upacara adat Dhukutan dalam keterkaitannya dengan situs Menggung tersebut.
Minim Informasi
Hal yang paling jelas membuat makin misterinya situs ini adalah belum ada riset atau penelitian yang mendalami keberadaan situs Menggung ini. Sebenarnya cukup banyak situs-situs yang seperti ini di berbagai tempat di Jawa Tengah, namun belum begitu banyak yang bisa menguak masa lalunya. Beda halnya dengan situs Candi yang lebih mudah dalam pengungkapannya.
Walaupun situs hanya berupa tumpukan batu tersusun dan kumpulan arca, tetaplah harus kita gali informasi di masa lalunya. Apalagi di situs Menggung, tidak ditemukan infografis yang menerangkan keberadaan situs ini, seperti kapan ditemukannya, fungsinya sebagai apa, dibangun di jaman apa, sehingga terkesan tidak ada usaha serius dalam mengungkap sejarah masa lalu bangsa kita.
Kebanyakan situs-situs bangsa ini dari jaman Hindu-Budha tidak tergali sepenuhnya tentang informasi masa lalunya secara tertulis, sehingga yang berkembang kebanyakan adalah cerita-cerita folklore masyarakat setempat, diharapkan kedepannya bisa dikembangkan lagi pengungkapan sejarah situs bersejarah bangsa ini. Semoga bermanfaat.