Ironis memang kasus asusila yang menimpa mantan ketua KPU, Hasyim Asy’ari, bagaimana tidak dari banyak kasus pelanggaran kode etik yang menderanya pada penyelenggaraan pemilu kemarin, ternyata tak mampu menggeser kursi kepemimpinannya sebagai ketua KPU, namun hanya karena wanita, hancur sudah semua karir gemilangnya.
Namun pada kasus yang menghebohkan ini, saya memandangnya dari sudut pandang yang berbeda, yaitu menitikberatkan pada bahwa banyak kasus affair atau perselingkuhan pada lingkungan kantor adalah terutama akibat beberapa wanita kantoran yang tanpa sengaja atau tanpa disadari membuka lampu hijau agar mereka bisa dirayu dan digoda.
Saya sebagai kaum Adam, mengakui bahwa banyak diantara kami yang memang mempunyai sifat naluri alamiah menyukai lebih dari satu wanita, alias tidak setia pada satu pasangan. Bagaimanapun beberapa diantara kami yang tak bisa membendung naluri hawa nafsu demikian, karena memang sudah dari sono-nya kata orang Betawi.
Namun, apabila para wanita dapat menjaga ‘aset’ berharganya dengan etika berbusana yang baik serta tutur kata sopan seperlunya no flirting, biasanya para kaum Adam sama sekali tak berani menggoda apalagi sampai merayu ke arah seksual, karena kami menganggap wanita yang demikian adalah “wanita bermartabat”, haram hukumnya untuk digoda serta dirayu.
Dalam konteks ini wanita tak harus berhijab atau berpakaian longgar yang berlebihan, kembali kepada nilai etika kesopanan yang dianut. Bagi yang berhijab, sesuaikan syariat dan bagi yang tak berhijab perhatikan betul etika kesopanan dimana anda berada.
Lingkungan kantor adalah lingkungan “tresno jalaran seko kulino”, artinya tempat dimana para karyawan rekan kerja baik pria dan wanita selalu bertemu setiap harinya atau dalam Islam dikenal dengan istilah “ikhtilat”, jika di rumah para suami bertemu istrinya dengan berpakaian daster dengan wewangian bawang bumbu dapur, sementara di kantor mereka bertemu rekan kerja wanita yang berpenampilan menarik, wangi dan look smart, tentunya kondisi demikian bisa membuat beberapa pria berkeluarga bisa tergoda untuk affair.
Ada asap, maka ada apinya. Jika tak ada yang memancingnya, para atasan pria atau rekan kerja pria sudah pasti kecil kemungkinannya untuk menggoda rekan kerja wanita. Satu kancing (maaf) tanpa sengaja terbuka pada blus pakaian kerja wanita saja, sudah bisa membuat beberapa rekan kerja pria untuk menggoda, walau sebatas gurauan ringan, hal itu terjadi karena sudah sering bertemu alias sudah tak canggung lagi.
Memang tak menjamin sepenuhnya jika wanita berpakaian sopan bahkan berhijab longgar tak punya risiko digoda oleh rekan kerja prianya, namun paling tidak hal demikian bisa meminimalisir terjadinya sex harrassement di tempat kerja.
Memang banyak cara-cara dalam memitigasi atau menolak rayuan-rayuan bos pria yang banyak dibahas oleh artikel Kompasianer lain, tapi pada artikel ini, saya memandangnya dari sudut pandang pria 'human nature’ jujur apa adanya. Berikut beberapa tips untuk para wanita kantoran utamanya dalam berbusana dan etika pergaulan.
Pakaian Tidak Terlalu Terbuka
Setiap perusahaan mempunyai standar SOP tentang tata cara berbusana bagi semua karyawannya, bagi karyawati perhatikan betul-betul kesemuanya itu, tentang berhijab atau etika kesopanan yang ditekankan.