Untuk anak seusia ini, sudah banyak cerita rakyat yang cocok untuk dikonsumsi mereka, tetapi jika kisah cerita rakyatnya masih ada unsur percintaan yang terlalu berlebihan sebaiknya tidak diperkenalkan terlebih dahulu.
Kisah-kisah anak putri raja yang disayembara untuk dinikahi juga dirasakan belum layak untuk diperkenalkan kepada mereka.
Masih bisa ditolerir kisah-kisah yang mengandung unsur 'sumpah' seperti "Malin Kundang" atau kisah-kisah anak durhaka lainnya untuk diperkenalkan kepada mereka, karena mengandung unsur moral hormat kepada orang tua.
Cerita rakyat yang paling cocok untuk anak seusia ini sebenarnya adalah kisah-kisah kepahlawanan seperti Si Pitung dari Betawi atau Aji Saka dari Jawa, dimana memuat pesan untuk melindungi kaum yang lemah.
Untuk cerita rakyat yang mengandung unsur konflik rumah tangga seperti "Asal Mula Danau Toba" dari tanah Batak atau "Asal Mula Banyuwangi" dari Jawa Timur, sebaiknya harus dalam didampingi orangtua ketika membahas jalan ceritanya.
13 tahun ke atas
Cerita rakyat yang mengandung unsur dewasa sebenarnya banyak sekali, plot-plot seperti mengintip bidadari sedang mandi dalam cerita Jaka Tarub, kisah incest dalam kisah Sangkuriang adalah contoh-contoh kisah yang kurang elok diceritakan untuk anak-anak usia sekolah dasar.
Cerita rakyat memang memiliki keunikan jalan ceritanya yang mengikuti adat istiadat daerah, namun mungkin terkadang ada norma-norma yang bisa saja di jaman nenek moyang kita dirasakan biasa saja, tetapi agak absurd di jaman sekedar, seperti pernikahan dini, persembahan, sumpah serapah dan lain-lain memang harus menjadi perhatian bagi orang tua dalam menjelaskan nilai-nilai yang sepenuhnya belum bisa dipahaminya.
Mungkin dari pemerintah lewat kementrian pendidikan suatu saat akan membuat daftar rating cerita rakyat yang disesuaikan oleh usia anak, sehingga dapat memudahkan para orangtua, serta juga para guru atau pendongeng ketika menjelaskan kisah-kisah moral dalam cerita rakyat Nusantara.
Mari kita lestarikan kekayaan sastra oral cerita rakyat Nusantara dengan menggubah cerita-cerita luar biasa tersebut kepada anak cucu kita. Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H