Anak kecil belum bisa berpikir secara emosional dengan matang, tetapi mereka sebenarnya sudah memiliki empati ketika melihat sesuatu yang harus dikorbankan.Â
Mereka tak bisa dijelaskan berapa gaji ayahnya, berapa biaya untuk berbagai kebutuhan rumah tangga, tetapi apabila kita bisa jujur jika uang yang sebenarnya yang diperuntukkan membahagiakannya dialihkan untuk hal yang lebih penting dalam keluarga, secara tak langsung kita mendidiknya menjadi pribadi yang mau berkorban.
Anak Butuh Waktu Orangtua, Bukan Uangnya
Ketahuilah hal yang paling berharga bagi anak-anak, adalah seberapa banyak waktu yang diberikan orangtua kepada anaknya, bukannya memberi mainan yang banyak atau uang yang banyak.Â
Artinya ketika keadaan tidak memungkinkan untuk liburan keluar kota, maka kita sebagai orangtua harus bisa mencurahkan banyak waktu kepadanya sewaktu liburan sekolahnya sebagai konsekuensinya.
Semisal jika sang ibu adalah ibu rumah tangga, maka saat liburan sekolah, adalah kesempatan antara ibu dan anak untuk habiskan banyak kegiatan di rumah, contohnya bisa saja memasak bersama, berkebun bersama, atau bermain permainan board game.
Jangan sampai, sang anak melihat orangtuanya tidak pro aktif kepada anaknya ketika liburannya hanya dihabiskan di rumah. Ketika banyak waktu dihabiskan bersama saat liburan sekolah, tentunya akan lebih mendekatkan perasaan emosional antara orang tua dan anak.
Sibukkan Permainan Edukatif dan Membaca
Terkadang ada waktu-waktu tertentu yang memang sang orangtua tidak sempat mencurahkan waktu pada sang anak saat liburan sekolah, seperti sedang menunggui kakeknya yang sedang opname di rumah sakit atau kesibukan pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan, maka orangtua harus memikirkan sang anak tidak 'gabut' saat sendiri.
Perhatian keras kepada orangtua zaman sekarang, sebisa mungkin anak jangan diberikan waktu yang banyak untuk bermain smartphone untuk main game mobile atau menonton YouTube berjam-jam, ini yang kebanyakan terjadi saat liburan sekolah tiba.Â
Sepintas sang anak terlihat anteng atau tenang-tenang saja, namun efek kedepannya sang anak menjadi pribadi yang kurang peka atau tanggap terhadap lingkungan sekitar.
Maka dari itu, jauh-jauh hari setiap kali ada rejeki membelikannya mainan, jika sang anak sudah menginjak usia sekolah dasar, maka usahakanlah membelikan mainan-mainan edukatif yang kiranya bisa dimainkan sendiri dalam waktu yang agak lama, agar mereka tidak 'gabut'.
Mainan seperti Lego, miniblocks, kubik atau puzzle menarik adalah jenis-jenis mainan yang bisa dimainkan sendiri dan bisa habiskan waktu yang cukup lama.