Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

3 Jalan Menuju Makna Kaya

26 Juni 2024   12:45 Diperbarui: 26 Juni 2024   12:46 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih teringat dalam benak kita beberapa tahun lalu kita dikejutkan kasus para influencer di sosial media yang mempromosikan berbagai jenis investasi dengan cara memamerkan kekayaan yang dimilikinya secara berlebihan seperti pamer mobil sport, rumah mewah dan berbagai kemewahan duniawi. Namun apa dinyana, tak lama disinyalir investasi yang ditawarkan mereka ternyata investasi bodong, dan mereka pun ditangkap aparat hukum dengan jerat pasal penipuan.

Dari jaman Adam hingga kini pun stigma akan kekayaan memang masih identik masalah finansial atau kepemilikan properti. Keinginan manusia 'agar dianggap' dengan manusia lainnya hingga muncul penyakit hati iri dengki jadi awal musabab kekayaan finansial menjadi sesuatu yang harus dikejar dalam hidup manusia. Konon konflik pertama manusia antara Qabil dan Habil disebabkan masalah ini.

Namun apabila kita maknai lebih jauh apakah kekayaan itu harus melulu dengan punya banyak uang atau punya tanah dimana-mana. Kita memang tidak munafik, kita butuh uang untuk memenuhi pelbagai kebutuhan dan keinginan, namun jika sudah terpenuhi, apakah kita terus akan mencari uang lagi ?.

Eileen Rachman & Sylvina Savitri dalam bukunya "Anda Bisa" menjelaskan tentang mencapai makna "kaya" bisa melalui 3 jalan, yaitu sebagai berikut.

Merasa Kaya Melalui Kontribusi

Kita sudah sering mendengar kisah klasik para guru yang digaji rendah tapi memberikan kontribusi nyata di sekolahnya dengan memberikan pengajaran inspiratif pada peserta didik. Tak jarang orang yang kagum dengan para guru tersebut, namun tak jarang pula yang mencibir bahwa dengan gaji serendah itu untuk apa berkontribusi lebih, bahkan menyarankan untuk mencari pekerjaan lain.

Inilah yang namanya menjadi merasa kaya melalui kontribusi nyata di lingkungannya. Saya pernah berkunjung di sebuah desa terpencil daerah Tirtomoyo, Wonogiri, dikisahkan desa tersebut waktu dulu sering kekeringan di musim kemarau. Namun ada salah satu petani lansia yang berinisiatif menanam bibit pohon pada banyak titik. Pada mulanya ia ditertawakan warga, namun setelah bertahun-tahun lamanya pohon yang ditanam bertumbuh besar, dan mengakibatkan debit air di desa tersebut bertambah banyak dan bermanfaat untuk irigasi. Akhirnya Bapak petani lansia tersebut sering mendapatkan penghargaan bidang lingkungan hidup.

Sepenggal kisah inspiratif tersebut membuktikan bahwa rasa 'kaya' juga bisa didapatkan dengan cara menjadi manusia bermanfaat bagi sekitarnya. Manusia tipe ini, parameter kayanya adalah jika dia bisa berbuat banyak dan menginspirasi bagi sekitarnya. Baginya harta yang paling berharga adalah waktu yang dihabiska untuk berbuat kebaikan.

Mengisi Diri Dengan Aspek Lain

Anda hobi mancing ekstrem dengan menelusuri sungai-sungai pedalaman ? atau berkumpul bersama komunitas pecinta Tamiya ? atau mungkin hiking naik gunung bersama rekan-rekan pecinta alam.

Ada banyak beberapa orang dengan menjalani hobi kegemaran yang sifatnya personal pada dirinya, dia sudah merasa 'kaya', merasa sudah mencapai pencapaian hidup yang ingin diraihnya.

Setiap orang mungkin berbeda-beda parameter pencapaian aspek lainnya, tidak bisa disamakan dengan masing-masing kancing bajunya. Ada mungkin yang mencibir kepada orang yang hobi mancing dengan cibiran untuk apa berpanas-panas hanya untuk mencari ikan, namun bagi yang menjalaninya mungkin suatu kekayaan yang tiada tara baginya.

Saya ada teman yang seorang top manajer bank terkemuka yang justru punya hobi bersepeda dengan sepeda kumbang jadul sambil makan soto dengan saya di pinggir sawah, baginya itu sudah kebahagiaan luar biasa, berbeda dengan rekan-rekannya yang justru bersepeda dengan sepeda mahal seperti brompton sambil nongkrong di kafe. Inilah yang namanya menjadi kaya dengan aspek 'yang agak lain'.

Menjadi "Kaya" Melalui Pilihan

Kaya itu bahagia, bahagia itu kaya, maka untuk menjadi kaya, maka orang itu harus bahagia dulu, itu yang dikatakan filsuf Fakhruddin Faiz. Maka ketika kita sudah menetapkan jalan pilihan hidup kita, entah itu pilihan untuk memilih pekerjaan, jodoh atau manifestasi hidup, maka jalanilah pilihan itu dengan sebenar-benarnya maka itu juga anda sudah menjadi bahagia dan otomatis menjadi 'kaya' pula.

Pengertian kaya sejatinya 'memiliki sesuatu', jika anda seorang tukang jualan gorengan dan anda menjalaninya dengan bahagia, maka anda pun bahagia, karena anda memiliki sesuatu yang bisa menjadi mata pencaharian.

Tetapi satu hal yang menjadi catatan adalah, pastikan pilihan tersebut haruslah sesuatu yang positif. Permasalahannya masih banyak orang beranggapan memiliki harta duniawi seabrek adalah manifestasi orang kaya sesungguhnya. Sehingga seribu cara halal dan haram merasa dibenarkan untuk meraihnya.

Padahal banyak orang bijak bahkan dalam kitab suci mendefinisikan tentang 'kaya' bukan semata-mata tentang banyaknya harta yang dimiliki, tetapi lebih kepada pilihan dalam menjalani hidup dengan rasa ikhlas dan syukur, sehingga rongga yang harus diisi bukanlah lagi isi dompet, tetapi jiwa kita yang haus akan energi positif.

Tuhan berkali-kali mengatakan dalam kitab suci, bahwa Dia-lah yang menurunkan rejeki kepada makhluknya, kita hanya dituntut ikhtiar serta berdoa kepada-Nya. Harta boleh dicari, tapi yang penting pastikan dulu jiwa anda sudah kaya terlebih dahulu. Salam orang kaya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun