Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Marah-Marah Ternyata Ada Manfaatnya Juga Lho!

25 Juni 2024   13:05 Diperbarui: 30 Juni 2024   02:18 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sewaktu  kecil kita terkadang kesal dengan orangtua kita yang kerap memarahi kita tentang kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. 

Namun seiring beranjak dewasa, kita pun menyadari bahwa omelan  amarah ibu kita di masa lalu ternyata sangat bermanfaat sewaktu kita dewasa, mulai dari kedisiplinan, keteraturan dan hal-hal positif lainnya.

Maka dengan demikian ekspresi amarah sebenarnya tidak melulu diidentikkan dengan hal negatif, selama hal itu diniatkan positif dan bukan bertujuan untuk menyakiti orang lain.

Sir Alex Ferguson, pelatih legendaris Manchester United, dijuluki pelatih "hairdryer", dikarenakan beliau dikenal kerap menggunakan umpatan kasar kepada para pemainnya yang bengal. Walhasil pemain-pemain Inggris yang dikenal suka mabuk-mabukan dan indispliner, bisa ditertibkan dengan gaya galak tak tedeng aling-aling khas Fergie.

Di kelas, saya kadang menggunakan ekspresi amarah ketika situasi kelas agak kacau, cukup dengan berdiri diam saja selama 5 menit dengan ekspresi tegang, maka para murid pun berangsur salah tingkah hingga akhirnya tenang dengan sendirinya, saya rasa banyak guru yang menggunakan metode 'semi marah' ini, dan terbukti efektif.

Sejatinya kita memang harus diusahakan untuk bisa menahan amarah, namun dalam kondisi-kondisi tertentu terkadang mengekspresikan amarah ternyata ada manfaatnya lho, kok bisa?

Abdul Syukur dalam bukunya "Beragam Cara Terapi Gangguan Emosi Sehari-hari" menjelaskan beberapa manfaat positif dari emosi amarah, berikut ulasannya

Memberikan Semangat Positif

Marah dapat pula meningkatkan energi atau intensitas dalam mencapai suatu tujuan. Bangkitnya amarah membuat seseorang lebih energik dan fokus suatu capaian bahkan bisa membuat lebih semangat dalam mencapai tujuan yang sangat sulit.

Sebagai contoh, ketika anda dihina dikatakan "tak becus", "goblok" atau hinaan-hinaan yang kiranya sebenarnya membuat anda jatuh dalam keterpurukan, namun jika anda menyalurkan rasa itu dengan amarah yang bermakna positif, maka anda justru lebih bersemangat untuk membuktikan bahwa hinaan tersebut salah alamat.

Bisa saja amarah ini berwujud suatu tindakan nyata yang arahnya positif. Semisal di lingkungan anda terindikasi ada rumah yang digunakan tempat mabuk-mabukan dan perjudian, maka anda boleh saja menunjukkan amarah dengan bertindak menegur dan menyegel tempat maksiat tersebut dengan warga lain, tetapi tentunya dalam situasi yang terkendali serta menghindari kekerasan.

Untuk Sampaikan Sesuatu

Ekspresi marah dapat berguna dalam menyampaikan sesuatu yang mungkin tidak bisa tersampaikan dengan baik jika melalui verbal normal.

Perilaku marah seperti ini biasanya jika kita lampiaskan ketika melalui demonstrasi menuntut suatu keadilan, akan sangat lucu jika orasinya lembek seperti orang belum makan. 

Pesan-pesan demonstrasi akan lebih dapat mendapat perhatian orang banyak, jika digelorakan dengan nada tinggi, dengan emosi amarah karena menuntut keadilan yang seharusnya menjadi haknya.

Maka dengan demikian, ekspresi marah tersebut akan digunakan oleh orang lain sebagai bahan pertimbangan untuk bertindak, sehingga baik secara langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi tindakan orang lain selanjutnya.

Sebagai Proteksi Diri

Ekspresi marah juga dapat menghadirkan kesan kuat yang dapat berguna pada saat-saat kita mendapat ancaman atau bahaya.

Sebagai contoh, seorang wanita pekerja bisa saja dengan tegas bernada tinggi kepada karyawan pria di lingkungan kerjanya, jika dia merasa direndahkan dengan sexual harrassement seperti cat calling atau nada merendahkan lainnya. 

Jika karyawati itu bisa menunjukkan amarahnya dengan tegas, maka amarah itu bisa menjadi pagar baginya, agar para karyawan pria lainnya tak bisa bertindak kurang ajar kepadanya di lain waktu.

Ekspresi amarah ini tidak boleh sering untuk digunakan, karena apabila acapkali diekspresikan, maka justru akan menurunkan wibawa kita. Gunakan ekspresi yang menunjukkan power kita di saat yang tepat saja.

Mengurangi Kecemasan

Rasa amarah dapat mengurangi rasa cemas jika kita tengah terluka atau tersakiti. Ketika anda marah, perasaan tidak aman akan berangsur hilang.

Rasa amarah juga dapat menghambat dan menghilangkan perasaan tidak memiliki harapan sampai ke arah kesadaran. 

Tentunya ketika mengungkapkan rasa amarah ini kepada orang yang sangat dekat dan sangat mengerti perasaan kita, karena dia akan menuntun amarah kita menuju kesadaran dalam bertindak.

Ketika kita terluka atau tersakiti, terkadang secara manusiawi kita bisa mengekspresikannya lewat amarah dan air mata, namun jangan sampai berlarut-larut atau terbawa suasana, proses tersebut hanyalah pelepasan sementara saja, supaya anda bisa kembali ke realita yang harus dihadapi.

Walaupun mengekspresikan rasa amarah terkadang ada manfaatnya, tetap harus dijaga dan dikontrol agar tak lepas kendali yang malah justru akan merugikan kita. Kita ini hanya manusia biasa, marahlah sebelum marah itu dilarang. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun