Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Deklarasi Arafah , Monumen Awal Hak Asasi Manusia

16 Juni 2024   14:07 Diperbarui: 16 Juni 2024   14:09 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan saat di Jabal Rahmah, Arafah (dokpri)

Pelaksanaan ibadah Haji tidaklah semata-mata ritual wajib keagamaan yang sekedar ditunaikan. Jika kita maknai betul, ibadah Haji adalah ritual keagamaan yang unik di dunia ini, bayangkan saja jutaan orang dari berbagai belahan dunia 'tumpek blek' berkumpul pada satu tempat yang sama, di hari yang sama dan mempunyai tujuan yang sama.

Hal tersebut tersirat suatu makna, yaitu pesan universal dan kesetaraan manusia di mata Tuhan, melalui pakaian ihram sebagai simbol kepasrahan mohon ampunan kepada Tuhan. Kita bisa lihat apakah dia orang Arab, Indonesia, Amerika, Ethiopia, Mesir, Turki, Eropa dan lainnya, semuanya sama-sama memakai pakaian ihram putih suci.

Banyak orang yang salah kaprah terhadap Islam, bahwa orang Arab itu adalah memiliki keutamaan lebih dalam Islam, padahal Nabi Muhammad SAW 15 abad lalu sudah menyerukan tidak ada perbedaan ras bangsa di dalam Islam, semua sama kedudukannya, yang membedakannya hanyalah tingkat ketaqwaannya kepada Allah.

15 abad yang lalu Nabi  Muhammad Saw menyampaikan sebuah deklarasi kemanusiaan sebagai titah terakhirnya yang ditujukan tidak hanya kepada kaum muslimin, tetapi juga kepada seluruh umat manusia, karena pesan yang disampaikan bersifat universal kemanusiaan.

Saat itu Rasulullah Saw berada di atas untanya, al-Qashwa ketika menyampaikan deklarasi monumental itu ketika matahari sedang terik-teriknya di langit padang Arafah. Sekitar 100.000 umat Islam saat itu  wukuf di Arafah dalam rangkaian Haji Wada' perpisahan Rasulullah Saw.

Saat itu Nabi meminta seorang sahabatnya yaitu Umayyah bin Rabiah, untuk mengulang kata-katanya dengan suara keras agar seluruh jemaah yang hadir bisa mendengarnya di tengah kesunyian Padang Arafah.

Nabi memulai pidatonya dengan menanyakan: "Tahukah kalian, bulan apakah ini dan di tempat manakah kita berada saat ini. Seluruh jemaah mendengarkannya dengan hati yang besar kemudian menjawab serentak dan gemuruh: "Bulan yang dimuliakan dan di tempat yang dimuliakan Allah."

Lalu Rasulullah Saw melanjutkan: "Wahai manusia, dengarkan dan perhatikan baik-baik kata-kataku ini, karena aku tidak tahu apakah aku akan bisa menjumpaimu lagi setelah tahun ini dan di tempat ini."

Seketika seluruh sahabat yang hadir serta para umat tampak berkaca-kaca, dada mereka bergejolak, kepala mereka tertunduk pasrah, seakan hal tersebut adalah pesan terakhir sang Nabi bersama mereka. Benak mereka tiba-tiba terlintas memori pada hari hari yang indah bersama Rasulullah, orang yang paling dicintai dan dimuliakan Allah di muka bumi.

Pada artikel ini saya akan menampilkan 4 nilai-nilai kemanusiaan universal yang disampaikan oleh Rasulullah Saw pada saat berpidato pada rangkaian Haji Wada' perpisahan saat wukuf di Padang Arafah. Banyak pesan yang disampaikan beliau, namun saya akan mencupliknya menjadi 4 pesan nilai-nilai universal yang kira-kira masih relevan hingga kini

Penegakan Nilai Kemanusiaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun