Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Antara Baby Blues dan Cuti Ayah yang Kurang

15 Juni 2024   11:35 Diperbarui: 15 Juni 2024   14:03 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat disayangkan, pemerintah baru-baru ini hanya merevisi aturan cuti ayah hanya terbatas pada ASN, padahal yang namanya ayah tidak hanya berprofesi seorang ASN. 

Mindset pemerintah harus mengacu pada bahwa perkembangan bayi harus optimal mulai semenjak ibu hamil dan melahirkan, dan satu-satunya 'petugas' yang bisa membantu sang ibu dalam mengoptimalkan perawatan bayi adalah sang ayah, bukan perawat, bukan kakek neneknya, bukan kerabat lainnya.

Maka dari itu penting sekali harus direvisi UU Ketenagakerjaan menyangkut hak cuti ayah dalam mendampingi istrinya pasca melahirkan, di mana hak cuti yang semula hanya 2 hari, bisa ditambah lagi hingga beberapa minggu menyesuaikan keadaan.

Tugas suami, tidak hanya mengurus administrasi persalinan di rumah sakit atau mengurus akta kelahiran anaknya saja, tetapi seperti yang dikatakan bu Rini Wulandari, harus siap siaga dalam mendampingi istri pasca melahirkan. Oleh karena itu, dalam pendampingan tersebut dirasakan tak cukup hanya 2 hari saja, tetapi lebih dari itu.

Penyesuian Jam Kerja Ayah

Ada beberapa negara Skandinavia, seperti Swedia, Denmark atau Finlandia yang memberikan fleksibiltas jam kerja bagi para ayah sedang mendampingi istri pasca melahirkan. 

Hal ini teramat penting, karena yang dituju bukanlah sekedar mendampingi istrinya, tetapi agar supaya sang bayi benar-benar optimal diperhatikan oleh orangtuanya.

Saya sewaktu kelahiran anak saya, setiap waktu kerja telah usai, langsung 'teng go' pulang menuju rumah, bukan hanya sekedar kangen anak yang baru lahir, tetapi ingin membantu istri yang belum pulih betul pasca melahirkan serta tentunya gantian shift merawat jabang bayi. 

Saya masih ingat, istri agak baby blues untuk memegang kepala jabang bayi, di usia sekitar 3 bulan, saya rutin memberikan minyak kemiri pada rambut anak saya, karena istri belum berani pegang bagian kepala, walhasil rambut anak saya sekarang tebal, hitam dan bagus pertumbuhannya.

Seandainya ada penyesuian jam kerja pada ketenagakerjaan Indonesia terutama para ayah yang sedang mendampingi istri pasca melahirkan, tentunya akan sangat membantu apabila tidak ada ijin pemberian cuti.

Penyuluhan Manajemen Pasca Melahirkan untuk Calon Ayah

Penanganan baby blues teramat penting utamanya adalah agar ibu bisa optimalkan memberikan ASI secara eksklusif. Jika ibunya stres dan depresi pasca melahirkan, maka akan sulit ASI bisa keluar untuk diberikan kepada jabang bayi.

Maka penting BKKBN bisa melakukan terobosan-terobosan dalam mengkampanyekan bahkan melakukan penyuluhan manajemen pasca melahirkan bagi para calon ayah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun