Sangat disayangkan, pemerintah baru-baru ini hanya merevisi aturan cuti ayah hanya terbatas pada ASN, padahal yang namanya ayah tidak hanya berprofesi seorang ASN.Â
Mindset pemerintah harus mengacu pada bahwa perkembangan bayi harus optimal mulai semenjak ibu hamil dan melahirkan, dan satu-satunya 'petugas' yang bisa membantu sang ibu dalam mengoptimalkan perawatan bayi adalah sang ayah, bukan perawat, bukan kakek neneknya, bukan kerabat lainnya.
Maka dari itu penting sekali harus direvisi UU Ketenagakerjaan menyangkut hak cuti ayah dalam mendampingi istrinya pasca melahirkan, di mana hak cuti yang semula hanya 2 hari, bisa ditambah lagi hingga beberapa minggu menyesuaikan keadaan.
Tugas suami, tidak hanya mengurus administrasi persalinan di rumah sakit atau mengurus akta kelahiran anaknya saja, tetapi seperti yang dikatakan bu Rini Wulandari, harus siap siaga dalam mendampingi istri pasca melahirkan. Oleh karena itu, dalam pendampingan tersebut dirasakan tak cukup hanya 2 hari saja, tetapi lebih dari itu.
Penyesuian Jam Kerja Ayah
Ada beberapa negara Skandinavia, seperti Swedia, Denmark atau Finlandia yang memberikan fleksibiltas jam kerja bagi para ayah sedang mendampingi istri pasca melahirkan.Â
Hal ini teramat penting, karena yang dituju bukanlah sekedar mendampingi istrinya, tetapi agar supaya sang bayi benar-benar optimal diperhatikan oleh orangtuanya.
Saya sewaktu kelahiran anak saya, setiap waktu kerja telah usai, langsung 'teng go' pulang menuju rumah, bukan hanya sekedar kangen anak yang baru lahir, tetapi ingin membantu istri yang belum pulih betul pasca melahirkan serta tentunya gantian shift merawat jabang bayi.Â
Saya masih ingat, istri agak baby blues untuk memegang kepala jabang bayi, di usia sekitar 3 bulan, saya rutin memberikan minyak kemiri pada rambut anak saya, karena istri belum berani pegang bagian kepala, walhasil rambut anak saya sekarang tebal, hitam dan bagus pertumbuhannya.
Seandainya ada penyesuian jam kerja pada ketenagakerjaan Indonesia terutama para ayah yang sedang mendampingi istri pasca melahirkan, tentunya akan sangat membantu apabila tidak ada ijin pemberian cuti.
Penyuluhan Manajemen Pasca Melahirkan untuk Calon Ayah
Penanganan baby blues teramat penting utamanya adalah agar ibu bisa optimalkan memberikan ASI secara eksklusif. Jika ibunya stres dan depresi pasca melahirkan, maka akan sulit ASI bisa keluar untuk diberikan kepada jabang bayi.
Maka penting BKKBN bisa melakukan terobosan-terobosan dalam mengkampanyekan bahkan melakukan penyuluhan manajemen pasca melahirkan bagi para calon ayah.Â