Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Momen Idul Adha, Perayaan Protein Hewani Umat Manusia

11 Juni 2024   20:57 Diperbarui: 14 Juni 2024   14:15 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu kali saya menonton tayangan National Geographic tentang ilustrasi kehidupan Homo Sapiens purba yang bertahan hidup pada puluhan ribu tahun yang lalu. 

Dalam satu adegan tayangan tersebut, saya sempat tertarik dengan adegan sekelompok Homo Sapiens sedang menyantap daging hewan hasil buruannya. 

Hal yang membuat saya tertarik adalah narasi dalam tayangan tersebut menjelaskan bahwa kebiasaan Homo Sapiens mengkonsumsi daging membuat proses evolusi manusia menjadi lebih progresif, membuat volume otak mereka bertambah besar dan tentunya menjadi lebih cerdas.

Dari narasi itu saya menjadi berpikir bahwa mengkonsumsi daging mungkin saja menjadi lompatan kecerdasan umat manusia, karena gizi protein hewani yang memang berfungsi meningkatkan fungsi otak. Ini hanyalah hipotesa abal-abal saja.

Jika mengkaitkan proses evolusi Homo Sapiens purba dengan konsep penciptaan manusia dalam kepercayaan Agama Samawi, entah itu cocoklogi atau tidak, perayaan Idul Adha yang dirayakan umat Islam yang mana di dalamnya kita berbagi daging kurban, seolah semacam seremoni bahwa mengonsumsi protein hewani memang harus dirayakan oleh umat manusia.

Sekali lagi hipotesa saya bisa saja jauh dari prinsip kebenaran, namun jika kita melihat dari sisi kemanusiaan, perayaan Idul Adha yang dihiasi santap-santap daging hewan ternak, tidaklah semata-mata untuk makan enak, tetapi justru momen berbagi, dimana semua lapisan masyarakat mempunyai hak untuk menikmati protein hewani.

Dilansir dari Organization of Economic Cooperation and Development pada tahun 2021, melaporkan data konsumsi daging sapi di Indonesia sebesar 2,2 kg per kapita di bawah rata-rata dunia sebesar 6,4 kg per kapita. Lalu, konsumsi daging domba/kambing di Indonesia tercatat sebesar 0,4 kg per kapita di bawah rata-rata dunia 1,3 per kapita. Jangankan untuk konsumsi daging merah, konsumsi daging ayam di negeri kita pun hanya sebesar 8,1 kilogram (kg) per kapita, masih di bawah rata-rata dunia yang sebesar 14,9 kg per kapita.

Maka dengan data tersebut, bisa terlihat bahwa masih belum meratanya konsumsi protein hewani di negara kita. Padahal konsumsi protein hewani sangatlah penting dalam pemenuhan gizi perkembangan otak pada anak-anak.

Faktor rendahnya konsumsi protein hewani Indonesia memang bisa banyak faktor. 

Pertama, kuliner Indonesia memang bukan 'Meat Based', cenderung senang sayuran dan rempah-rempah. Kedua, harga daging baik daging sapi maupun daging ayam yang masih cenderung belum terjangkau sepenuhnya untuk masyarakat menengah ke bawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun