Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Curhatan Buruh Tani Lansia, Mbah Mantoredjo

4 Juni 2024   11:11 Diperbarui: 6 Juni 2024   10:03 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data pengelolaan lahan pertanian di Sukoharjo | Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo tahun 2023

Program ini membidik para generasi milenial agar mau 'mbalik ndeso' mau menggarap sawah di kampung halamannya. Hal inilah yang menjadi 'sambatan' atau curhatan utama pak Mantoredjo dimana sulitnya mencari pemuda yang mau turun ke sawah, hingga dirinya yang sudah lansia harus terjun menggarap sawah.

Data pengelolaan lahan pertanian di Sukoharjo | Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo tahun 2023
Data pengelolaan lahan pertanian di Sukoharjo | Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo tahun 2023

Menurut data Sensus Pertanian tahun 2023 yang dirilis Badan Pusat Statisik Kabupaten Sukoharjo, tercatat ada sekitar 56.902 Usaha pertanian yang dijalankan perseorangan atau sekitar hampir 98 % dari total jumlah unit usaha pertanian yang ada di Kabupaten Sukoharjo. 

Sementara itu tercatat hanya ada 157 unit usaha pertanian lainnya yang berbentuk KUB, jumlah yang sangat sedikit sekali untuk ukuran Kabupaten yang berkategori berlahan subur dan air melimpah ini. KUB yang ada pun merupakan bentukan suatu institusi seperti pondok pesantren, lembaga pemasyarakatan, kepemerintahan, atau TNI, untuk KUB yang dinisiasi Pemuda Tani masih tergolong sedikit sekali.

Lalu bagaimana cara untuk meningkatkan minat para pemuda bangsa untuk mau turun ke sawah meregenerasi para petani-petani kita yang sudah tua, berikut ulasannya.

KUB Pemuda Tani jangan hanya seremonial

Sebenarnya pihak Kementan cukup gencar setiap tahunnya melakukan penyuluhan-penyuluhan pertanian ke berbagai tempat untuk menggalakkan program KUB Pemuda Tani, namun kenyataannya hanya 'banter' di awal, artinya di tempat penyuluhan berlangsung sempat terbentuk KUB-nya, namun bubar di tengah jalan, hal tersebut diungkapkan mbah Mantoredjo, dimana setiap pertemuan KUB, jarang yang hadir, akhirnya pola penggarapan kembali ke perseorangan.

Mbah Manto curhat minimnya pemuda yang mau ke sawah | Foto: Dokumentasi Pribadi
Mbah Manto curhat minimnya pemuda yang mau ke sawah | Foto: Dokumentasi Pribadi

Maka dengan demikian, pihak Kementan seharusnya selalu memfollow up perkembangan KUB-KUB yang dibentuk. Kebanyakan KUB yang berhasil jalan, adalah KUB yang berbentuk peternakan, namun untuk penggarapan sawah, hampir sulit dijalankan oleh para pemuda setempat.

Padahal apabila lahan sawah banyak dikerjakan para pemuda, saya yakin akan lebih maksimal hasilnya, karena selain lebih energik, memiliki daya inovasi yang lebih tinggi dalam memajukan pertanian jika dijalankan dengan sistem KUB Pemuda Tani. Kita bisa lihat di Thailand dan Vietnam yang menggunakan pola KUB, bisa menghasilkan hasil panen yang berlipat-lipat di atas petani Indonesia dengan perbandingan luas petak lahan yang sama.

Sosialiasi KUB Pemuda Tani di SMA

Upaya Kementan dalam melakukan sosialisasi janganlah berfokus pada kantor kelurahan atau desa, tetapi justru juga menyasar SMA yang terletak pada desa lumbung padi. 

Berikan pengertian kepada para pelajar SMA tersebut, bahwa KUB Pemuda Tani bersifat gotong royong, sehingga imej pekerjaan petani seolah sangat berat bisa sirna dalam pandangan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun