Jangankan untuk bisa menyentuh dinding Kakbah, untuk bisa jalan dengan lancar saat keliling tawaf saja sulitnya minta ampun, entah itu terpisah dari rombongan, atau terinjak-injak oleh Jemaah Afrika yang tinggi besar.
Maka dari itu, akan saya bagikan beberapa tips agar kita bisa leluasa dapat menggapai dinding Kakbah, sehingga dapat memanjatkan doa di tempat yang sangat mustajab tersebut, berikut tipsnya.
Pelajari Area Masjidil Haram
Jauh hari sebelum keberangkatan umrah, saya mempelajari betul peta dari Masjidil Haram, utamanya pintu Bab-Bab nya yang banyak jumlahnya, dari kesekian pintu Bab tersebut, saya harus bisa menghapal jalur mana yang bisa langsung ke arah hotel kami menginap, patokan saya adalah Jabal Qubais, Menara Jam dan Jabal Omar.Â
Kebetulan hotel kami berada di area Jabal Omar, yang saat itu sedang konstruksi, sehingga harus memakai jasa shuttle bus untuk menuju jalanan di luar Masjidil Haram.
Hal kenapa anda harus mempelajari lingkungan Masjidil Haram, karena apabila pergi Umrah atau Haji bersama pasangan suami/istri, itu adalah kesempatan emas untuk beribadah berdua dengan leluasa saat berada di Mekkah, berbeda jika pada saat di kota Madinah, untuk pergi ke Masjid Nabawi, sudah pasti untuk para istri harus bersama rombongan.
Namun di Masjidil Haram, anda bisa mencari posisi dimana suami dan istri bisa berdekatan shafnya, itulah pentingnya harus menghapal lingkungan Masjidil Haram.
Dan yang paling terpenting, bisa kembali pulang ke Hotel, tanpa harus bergantung rombongan. Mungkin awalnya ada keraguan, karena begitu luasnya masjid dan padatnya Jemaah, tapi jika sudah diantisipasi dari awal dengan menghapal jalan keluar masuknya, maka keraguan itu akan sirna.
Amati Kepadatan
Setelah cukup mempelajari area Masjidil Haram, langkah selanjutnya adalah mengamati perilaku tawaf Jemaah, para askar penjaga, dan hal lainnya seperti jadwal petugas kebersihan.Â
Di hari pertama saya di Mekkah, setelah menunaikan umrah, saya mengamati seharian hingga malam pola tersebut sambil tentunya beribadah seperti shalat, tadarus dan dzikir tepat di depan Kakbah bersama istri.
Baru di hari kedua saya beranikan diri untuk mencoba untuk dapat menyentuh dinding Kakbah. Saat itu melakukannya sendirian tanpa istri pada saat sekitar jam 9 pagi, selepas menunaikan ibadah shalat Dhuha. Saya melakukan pada jam tersebut, karena di hari sebelumnya saya amati tampaknya cukup longgar pada area tawaf.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!