Kami berdua menangis sederu-derunya, bermunajat sedalam-dalamnya, malu semalu-malunya karena banyaknya dosa pada diri, serta kecil sekecilnya diri hamba ini di hadapan-Nya. Kami ketuk dinding-Mu, serasa Engkau teramat dekat, namun bibir ini terasa malu untuk mengucapkan doa harapan-harapan, karena betapa hinanya kami yang bergelimang dosa karena sering abaikan Engkau ya Allah.
Itulah yang saya rasakan bersama istri ketika mendapat kesempatan langka dapat menyentuh dinding Kakbah, pada saat menjalankan ibadah Umrah pada tahun 2019.Â
Atas ijin Allah, kami berdua mendapat rejeki tak disangka-sangka diberikan kesempatan untuk dapat beribadah Umrah sekitar bulan September 2019, tepat 3 bulan sebelum terjadi wabah pandemi Covid-19.
Banyak kisah 'ajaib' dalam perjalanan umrah kami, namun salah satu kisah yang akan kami share pada artikel ini adalah pengalaman ketika kami dapat menyentuh dinding Kakbah, sementara kisah lain InsyaAllah akan saya tuliskan pada artikel yang lain.
Artikel ini tentunya bukan bermaksud riya', namun lebih untuk sharing pengalaman, utamanya bagi para calon haji yang akan menunaikan ibadah Haji tahun ini, yang puncaknya pada pertengahan bulan Juni nanti, dan juga untuk para umat muslim yang hendak melakukan umrah agar dapat berhasil dan leluasa bisa menyentuh tempat arah kiblat jutaan umat muslim sedunia itu.
Sungguh saya sendiri pun tak menyangka bisa mendapat kesempatan langka seumur hidup tersebut, bahkan aroma misk kain Kiswah penutup dinding Kakbah pun masih bisa saya ingat hingga sekarang, serta halusnya sutera Kiswah masih terasa serat-seratnya di tangan yang hina ini.
Lamanya umrah saya pada saat itu adalah selama 9 hari, yang terdiri dari 4 hari di Madinah dan 5 hari di Mekkah. Dari jatah 5 hari di kota Mekkah tersebut, saya berhasil menyentuh dinding Kakbah dua kali dan mencium Hajar Aswad sekali.Â
Tentunya, bagi calon Haji mempunyai kesempatan waktu hari yang lebih banyak agar bisa berkesempatan menyentuh dinding Kakbah, namun di sisi lain tentunya ada tantangan yaitu jumlah jemaah yang jauh lebih membludak karena bertepatan musim haji, maka disarankan melakukannya di hari-hari yang agak jauh dari hari tasyrik.
Itulah tantangan utama dalam upaya dapat menyentuh dinding Kakbah, yaitu kepadatan area tawaf Masjidil Haram yang sangat luar biasa serta 24 jam tiada henti.Â