Mungkin banyak di antara kita masih kesal dengan hasil pertandingan timnas U-23 Indonesia melawan timnas U-23 Qatar dalam ajang Piala Asia U-23 pada Senin (15/4/24) kemarin, di mana Qatar juga bertindak selaku tuan rumahnya. Wasit dalam hal ini menjadi kambing hitam kekalahan timnas kita, dan cukup banyak artikel dari Kompasianer yang mengangkat pemberitaan ini.
Banyak yang menganggap Qatar bukanlah negara sepak bola selayaknya penguasa Asia lainnya seperti Jepang, Arab Saudi, Korea Selatan atau bahkan dibandingkan dengan negara kita yang terkenal suporter fanatiknya.
Hal tersebut bisa dimaklumi karena Qatar hanyalah sebuah negara jazirah kecil di teluk Persia yang luasnya mungkin hampir setara dengan Provinsi Sulawesi Utara, serta jumlah penduduk hanya 2 jutaan saja, didominasi para ekspatriat, apalah yang mau diharapkan dari persepak bolaan negara mungil ini.
Pesepak bola legendaris Perancis, Eric Cantona bahkan dengan terang-terangan menganggap Qatar tidak layak menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2022, karena dia menganggap Qatar bukanlah negara sepak bola.
Namun, apabila kita mengorek sejarah sepak bola negara kaya minyak ini, sungguh agak kurang pantas menganggap bahwa Qatar adalah negara yang baru sukses beberapa tahun terakhir ini hanya dengan modal 'fulus' menggaet banyak pemain naturalisasi.
Sepak bola Qatar lahir sekitar medio tahun 50-an, di mana permainan ini masih dimainkan klub-klub lokal pekerja antar perusahaan minyak di sana, mungkin mirip-mirip fun football bapak-bapak selepas pulang kerja, bahkan lapangan yang digunakan belum menggunakan rumput, mengingat iklim gurun negara arab.
Qatar baru serius menggarap sepak bolanya mulai tahun 70an, ketika mereka mulai mendaftar sebagai anggota FIFA.
Awalnya timnas mereka belum bisa berbuat banyak, masih sering kalah bersaing dengan negara-negara Arab Lainnya dalam satu dekade awal persepakbolaan mereka, bahkan pernah dibantai Kuwait dengan skor 7-0.
Perlahan tapi pasti, di tahun 80an, tim yang berjuluk "The Maroon" ini menggebrak dunia persepakbolaan dalam ajang Piala Dunia Junior (sekarang Piala Dunia U-20) tahun 1981 yang diselenggarakan di Australia.
Secara mengejutkan mereka lolos babak grup, kemudian di babak perempat final mengalahkan Brazil dengan skor 3-2, lanjut dengan kejutannya pada babak semifinal mengandaskan perlawanan Inggris dengan kedudukan 2-1.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!