Di tengah gegap gempita suasana kemenangan hari raya Idul Fitri yang dirayakan umat muslim sedunia, nama Islam lagi-lagi justru dicoreng oleh aksi meresahkan kelompok bersenjata ISIS. Dimana kelompok bersenjata berkedok agama Islam ini akan mengancam beberapa pertandingan babak 8 besar Liga Champions.
Hal tersebut itu diutarakan perwakilan ISIS melalui Yayasan Al Azaim yang bertanggung jawab mempublikasikan pesan-pesan ISIS di sosial media pada 8 April 2024 lalu. Pada unggahan yang diumumkan ke public memperlihatkan seorang militan ISIS memegang senapan laras panjang dengan latar belakang stadion-stadion tempat berlaganya babak 8 besar liga Champions yaitu Stadion Emirates, Santiago Bernabeu, Parc des Princes, dan Wanda Metropolitano. Dalam kesempatan itu pihak teroris mengancam keselamatan para supporter yang turut hadir dalam pertandingan-pertandingan tersebut.
Babak 8 besar liga Champions sedianya dijadwalkan pada Rabu (10/3/2024) dini hari WIB ada laga Arsenal vs Bayern Munich di Emirates dan Real Madrid vs Manchester City di Santiago Bernabeu, kemudian keesokan harinya dipertandingkan duel Paris Saint German vs Barcelona (Parc des Princes) dan Atletico Madrid vs Borussia Dortmund (Wanda Metropolitano).
Merespons hal tersebut, pihak berwenang keempat kota terselanggaranya laga pertandingan tersebut menyatakan bahwa pertandingan tetap akan dilangsungkan seperti biasa, namun dengan penambahan personel keamaan yang lebih ketat, untuk mengantisipasi kemungkinan serangan teroris ISIS.
Gertakan ISIS bukanlah isapan jempol semata, belum lama ini organisasi ekstremis ini mengklaim bertanggung jawab dalam serangan di Balai Kota Crocus, Moskow,pada  22 Maret lalu. 4 anggota teroris melakukan penembakan massal yang menyebabkan 144 orang tewas pada sebuah acara konser yang berlangsung disana.
Dikutip dari BBC, sebenarnya dalam beberapa tahun terakhir serangan ISIS sudah banyak berkurang hingga 50 % di berbagai tempat. Walau demikian hal tersebut tetaplah menjadi keresahan bagi warga benua biru, dikarenakan kawasan Eropa memiliki kerentanan serangan ISIS yang sangat tinggi. Berikut beberapa serangan bersenjata di wilayah Eropa yang di klaim oleh pihak ISIS
Pada 13 Nopember 2015 terjadi Serangan Paris yang dilakukan oleh sekelompok pria bersenjata dan pengebom bunuh diri ISIS asal Perancis dan Belgia. Insiden tersebut menewaskan 130 orang di gedung konser Bataclan, di bar dan restoran, serta di stadion Stade de France.
Kemudian pada 14 Juli 2016 terjadi serangan truk di Nice, dimana sebuah truk menabrak kerumunan orang yang sedang menonton pesta kembang api Hari Bastille di kota Nice. Insiden itu menewaskan 86 orang dan melukai lebih dari 400 lainnya.
Sementara di Belgia terjadi serangan pada bandara dan metro di Brussels, 35 orang tewas Pada 22 Maret 2016, serangan bom bunuh diri ISIS ini membunuh setidaknya 35 orang dan melukai 340 orang lainnya di bandara Brussels dan stasiun metro Maelbeek, dekat markas besar Uni Eropa.
Berlanjut lagi serangan pada konser di Manchester, dikabarkan 22 orang tewas pada 22 Mei 2017, seorang pemuda Inggris keturunan Libya melakukan bom bunuh diri di sebuah konser pop Ariana Grande di kota Manchester.
Selanjutnya terjadi Serangan Catalonia, dikabarkan 16 orang tewas pada 17 Agustus 2017, dimana sekelompok pemuda  yang teradikalisasi menabrakkan sebuah mobil van ke arah para pejalan kaki di jalan Ramblas yang populer di Barcelona. Keesokan harinya, lima orang lainnya menabrakkan mobil ke arah pejalan kaki di Cambrils, sebuah kota tepi pantai yang berjarak 100 kilometer. Kedua serangan tersebut, yang menewaskan 16 orang dan melukai 140 lainnya, diklaim oleh sel ISIS.
Tentunya hal ini menjadi keprihatinan bagi umat muslim dunia, utamanya di daerah Eropa, yang sebenarnya trend positif Islam sedang baik-baiknya di sana. Sepakbola telah menyatukan semuanya, termasuk dakwah Islam. Diharapkan para pemain sepakbola muslim bisa menjadi duta kedamaian Islam dalam dakwah di benua biru. Berikut kiranya yang bisa dilakukan para pemain sepakbola muslim dalam dakwah Islam agar bisa menggagalkan gerakan radikal ISIS yang juga ikut 'berlaga' di liga Champions.
Memberikan Pesan Damai Islam
Sudah banyak pemain-pemain muslim top yang selalu aktif memberikan pesan-pesan damai Islam seperti Karim Benzema atau Sadio Mane. Hal ini menjadi sangat penting, untuk mereduksi Islamophobia yang menjangkit dunia Barat.
Pihak Barat perlu disadarkan bahwa perilaku terorisme bukanlah cermin dari wajah Islam sesungguhnya. Dan diharapkan dalam kondisi terkini, para pemain sepakbola muslim yang sedang dalam top perform bisa memberikan statement pesan damai tentang Islam untuk memperbaiki hubungan dunia Islam dan Eropa.
Kegiatan Kemanusiaan
Pemain-pemain seperti Mesut Ozil atau Mohammad Salah sangat terkenal akan kegiatan filantropinya. Kegiatan kemanusiaan ini tidak terbatas hanya untuk kaum muslim saja, tetapi juga lintas keyakinan dan inklusif untuk semua pihak.
Dalam ajaran Islam, sudah menjadi barang kewajiban untuk selalu membantu sesama, tak terbatas untuk kaum muslim saja. Diharapkan banyak pemain sepakbola muslim top lainnya meningkatkan kegiatan filantropinya di eropa, seperti bagi-bagi makanan, pembagian baju musim dingin dan hal lainnya yang kiranya akan memberikan citra positif Islam.
Proaktif dengan Komunitas Islam di Eropa
Hal ini belum banyak dilakukan oleh pemain muslim top, padahal hal ini cukup ampuh dalam menekan radikalisasi para pemuda muslim di kantung-kantung komunitas masyarakat Islam di Eropa. Tercatat pemain perancis yang pernah merumput bersama Arsenal, Abou Dhiaby tergabung dalam komunitas hafiz Quran, dan diharapkan hal ini bisa menjadi inspirasi bagi pemain muslim lainnya.
Keberadaan komunitas Islam di Eropa adalah wajah sesungguhnya tentang bagaimana Islam dipraktekkan di dalam masyarakat, maka jika para pemain sepakbola muslim banyak yang aktif di dalamnya, maka bukan tidak mungkin dampak positif rahmatan lil alamin bisa dirasakan oleh masyarakat Eropa seluruhnya.
Menunjukkan Kepribadian Islami
Konon katanya, selebrasi Mohammad Salah yang selalu sujud syukur setiap setelah mencetak gol, membuat banyak orang Eropa memutuskan untuk menjadi mualaf. Tentunya hal ini memperlihatkan bahwa para pemain sepakbola muslim terkenal bisa melakukan dakwah dengan menunjukkan kepribadian Islami.
Ritual berdoa sebelum pertandingan, shalat lima waktu di sela-sela latihan, bahkan tetap berpuasa kendati walau posisi masih bertanding adalah beberapa cerminan wajah Islam yang bisa diperlihatkan kepada publik Barat, bahwa nilai-nilai Islam begitu sangat indah untuk dipraktekkan dalam keseharian.
Semoga ancaman dari kelompok bersenjata ISIS pada laga babak 8 besar liga Champions tidak benar-benar terjadi, dan dakwah Islam tetap berlangsung damai di Bumi Eropa lewat kaki-kaki lincah pesepakbola muslim. Semoga Bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H