Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Waspada Bahaya Penyakit Ain Sosial Media di Bulan Ramadan

30 Maret 2024   06:03 Diperbarui: 30 Maret 2024   06:33 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penyakit Ain Sosial Media (sumber : Depositphotos)

Menjelang kepulangan sekolah, tampak beberapa guru perempuan di sekolah kami tampak asyik membicarakan gosip artis yang viral di sosial media. Artis yang dimaksud terkenal aktif memperlihatkan pencapaian dan aktifitas kesehariannya yang diraihnya di platform sosial medianya, entah itu  si artis sedang merenovasi rumah mewahnya, bingung memilih mobil mewah yang mau dibelinya hingga aktifitas memburu takjilnya yang dijadikan konten pada akun sosial medianya.

Trend para artis-artis atau para pesohor yang membuat konten 'pamer' harta yang dimiliki atau aktifitas kesehariannya cukup jamak kita lihat dalam dekade terakhir.  Demi meraih cuan lewat sosial medianya, mereka membuat konten sebanyak-banyaknya , imbasnya banyak masyarakat yang menirunya dengan membuat konten atau postingan yang memamerkan harta atau pencapaian di akun sosial medianya.

Padahal perilaku ini sudah diperingatkan oleh Rasulullah SAW, dimana kita tidak boleh memamerkan sesuatu dari kita secara berlebihan, sehingga mungkin bisa membuat orang lain yang melihatnya menjadi racun iri dengki, hingga akhirnya terucap melaknat orang yang pamer tersebut, dan bisa saja laknat yang terucap bisa menjadi kenyataan. Perihal ini di jaman Rasulullah, disebut penyakit Ain, dimana Nabi Muhammad SAW bersabda, "Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh 'ain itu yang bisa." (HR. Muslim No. 2188).

Orang yang terkena penyakit ain akan mengalami gangguan kejiwaan bahkan mungkin saja mengarah kematian. Sebagaimana dijelaskan oleh Al Lajnah Ad Daimah dalam fatwanya sebagai berikut:

"Ain dari kata 'aana - ya'iinu yang artinya: terkena sesuatu hal dari mata. Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respons jiwa yang negatif, lalu jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandang tersebut.

Jika kita melihat dari kacamata sosial budaya, kebiasaan memamerkan apa yang dimilikinya di sosial media secara berlebihan, memang bisa membuat permasalahan psikologis, seperti rasa tidak tenang, takut tersaingi bahkan hingga gangguan kejiwaan karena haus akan pengakuan dari pihak lainnya, dan inilah Ain yang dimaksud oleh Rasulullah di jaman modern, jika gangguan kejiwaan sudah terlalu akut, bukan tidak mungkin masalah psikis bisa muncul dari hal tersebut.

Di bulan Ramadan, budaya pamer di sosial media, bukannya malah mereda, namun justru malah makin menggila dan meluas di masyarakat. Bulan puasa yang seharusnya menjadi waktu untuk beribadah dengan tawadhu', malah justru menjadi ajang pamer postingan-postingan apa yang mereka miliki, karena banyak diantara masyarakat yang memiliki rasa gengsi tinggi jika menjelang lebaran tiba tentang apa yang sudah mereka raih selama setahun.

Lalu, apa yang harus kita lakukan agar tidak terkena dan menjadi penyebab penyakit Ain, berikut 4 hal yang kiranya dapat kita lakukan pada akun sosial media kita selama bulan puasa.

Stop Postingan Hidangan Berbuka

"Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain." (HR. Muslim No. 2865)

Kutipan hadis di atas memberikan penekanan agar kita tidak boleh overproud atas apa yang kita miliki, dalam konteks Ramadan, banyak diantara kita yang sering memposting memamerkan hidangan buka puasa di sosial media, sehingga mungkin saja ada orang yang bisa iri atas hal tersebut, hingga muncul penyakit ain diantara mereka.

Sebagian ulama menyatakan bahwa perihal memposting makanan di sosial media hukumnya makruh, artinya akan sangat jauh lebih baik, agar tidak memamerkan makanan yang kita miliki kepada khalayak umum. Banyak postingan pada saat bulan puasa yaitu orang memamerkan takjil apa saja yang mereka beli secara berlebihan dan hal tersebut adalah sesuatu yang tidak begitu penting untuk ditampilkan.

Maka dari itu, marilah kita menghentikan postingan memamerkan makanan yang kita miliki di sosial media, kecuali kita memposting barang dagangan takjil yang akan dijajakan, justru hal tersebut tak mengapa jika dilakukan.

Stop Postingan Pencapaian Duniawi

Kita sering melihat postingan sosial media menjelang lebaran, tentang pencapaian atau harta yang dimiliki, dan trend ini kita sering menyebutnya dengan istilah 'flexing', penyakit Ain di era modern ini memang sangat meresahkan diantara kita, dan parahnya para artis-artis kondang melestarikan budaya buruk ini secara berlebihan, dan hal yang memperhatinkan banyak masyarakat menyenangi konten-konten ini, padahal tayangan-tayangan tersebut banyak tidak mendidik dan bisa menimbulkan penyakit iri, dengki hingga sombong, Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi. Ada seseorang yang bertanya: Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus? Beliau menjawab: Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain."

Dari konteks hadis tersebut, bisa kita ambil hikmahnya untuk konteks jaman sekarang, agar kita tidak mudahnya memposting memamerkan harta yang kita miliki, karena bisa saja hal tersebut bisa menimbulkan perasaan meremehkan orang lain, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Jadi marilah kita, menghentikan postingan-postingan tentang pencapaian atau harta yang kita miliki, agar tidak muncul penyakit Ain.

Membatasi Membuka Sosmed

"Pandangan adalah panah dari panah-panah Iblis, siapa yang meninggalkannya (menjaga pandangannya) karena takut kepada Allah Ta'ala, Allah akan memberinya keimanan yang akan dirasakannya manis dan indah dalam hatinya." (HR Ahmad dan Ath-Thabrani.)

Hadis di atas sangat relevan sekali dengan konteks perilaku sosial media di jaman sekarang, dimana jika suka melihat konten-konten yang tidak bermanfaat seperti postingan 'sampah' artis-artis yang memamerkan harta-hartanya secara berlebihan, justru hal tersebut merupakan perilaku setan yang merasuk ke dalam diri kita.

Maka dari itu, di bulan Ramadan yang suci ini, sudah saatnya kita mengikrarkan diri untuk membatasi penggunaan sosial media, dan menggunakanya  untuk hal-hal yang penting saja, tidak dihabiskan untuk melihat postingan reel, story atau video pendek yang sangat menghabiskan waktu, agar kita tidak terjebak pada perilaku setan yang tidak kita sadari.

Sibukkan Diri Dengan Target Ibadah

Tips paling mujarab agar kita tidak terjebak dengan aktifitas sosial media yang tak penting selama bulan puasa adalah mensibukkan diri pada target-target ibadah yang ingin dicapai, sehingga diharapkan waktu dan energy yang dihabiskan hanya tertuju pada peningkatan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Target-target ibadah seperti shalat-shalat sunnah yang tak bolong, tarawih setiap malamnya, khatam Al Quran sebanyak-banyaknya, dzikir serta shalawat sepanjang-panjangnya hingga iktikaf tentunya merupakan aktifitas yang harus kita tingkatkan selama bulan Ramadan, sehingga kita pun akhirnya menjadi jarang membuka hal-hal tak penting pada sosial media.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Allah memerintahkan kita untuk berpuasa di bulan Ramadan, agar supaya kita menjadi manusia yang taqwa, manusia yang mengetahui mana yang benar, dan mana yang bathil, seyogyanya kita menjadikan momen ini untuk menjauhi hal-hal yang dapat menurunkan ketaqwaan kita seperti membuat atau melihat postingan-postingan pamer pencapaian diri yang kiranya bisa menimbulkan penyakit Ain.

Penyakit Ain sosial media di bulan Ramadan adalah sesuatu yang nyata dan gamblang, sudah seharusnya kita umat muslim untuk menghindarinya, agar kita menjadi pribadi yang tawadhu dan tidak sombong. Semoga Bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun