Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Alasan Saya Tidak Percaya Survey Elektabilitas Pilpres

11 Februari 2024   05:45 Diperbarui: 11 Februari 2024   06:06 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alasan terakhir adalah jika kita terlalu percaya pada hasil survey pilpres yang dikeluarkan beberapa lembaga survey adalah membuat kita sulit untuk berpikir jernih dan obyektif ketika menjatuhkan pilihan dalam pilpres.

Bagi orang yang berintelektualitas tinggi, mungkin sama sekali tidak menggunakan hasil survey sebagai parameter dalam memilih, tetapi untuk masyarakat awam, yang semula ingin memilih memakai hati nurani, bisa menjadi berubah pendiriannya ketika melihat hasil survey jagoan calon presidennya jeblok jumlahnya, sehingga besar kemungkinan bisa golput atau pindah ke calon lain, hanya gara-gara terlalu berpegang dengan hasil survey.

Saya sendiri ada melihat lembaga survey yang mempunyai hasil memenangkan calon jagoan saya, tetapi saya pun tak percaya penuh dengan hasil survey tersebut. 

Karena parameter memilih bagi saya cukup sederhana, yaitu rekam jejak pengalaman masing-masing capres-cawapres ketika menjadi pejabat publik, saya menilai siapakah yang paling lama berpengalaman dalam melayani rakyat, saya tidak menilai prestasinya bagus atau tidak, punya keburukan atau tidak, karena itu sifatnya subjektif dan penuh perdebatan tidak penting.

Ibaratnya seperti karyawan yang melamar ke perusahaan, dimana kita sebagai rakyat cukup melihat Curicullum Vitae si Capres yaitu pernah kerja sama rakyat itu jadi apa dan berapa lama, sudah cukup itu saja. Jika menuntut yang ideal, semuanya mungkin tidak bisa dipilih, maka dalam memilih saran saya, seobjektiflah dan sesederhanalah dalam menggunakan parameter. Makin simpel, makin logislah kita dalam memilih.

Tidak ada yang salah jika kita mempercayai hasil survey pilpres yang dirilis oleh beberapa lembaga survey, karena mereka pun sudah menggunakan metode statistik yang benar. Namun permasalahannya, bukan masalah pada benar atau salah, tetapi bisa atau tidak menggunakannya sebagai dasar kita dalam memilih siapa calon pemimpin bangsa kita, karena memilih itu pakai kebenaran hati, bukan kebenaran nisbi. Semoga Bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun