Jenis tanah ini cenderung miskin hara makro Ca, K dan Mg. Inilah yang menyebabkan tanah podsolik tidak cocok bila ditanami oleh jenis tanaman satu musim.Â
Untuk tanaman pohon besar, mungkin hal ini tidak menjadi masalah, namun untuk tanaman pangan seperti palawija, akan menjadi pengambat kesuburan tanaman.
Kadar Bahan Organik Rendah
Tanah podsolik termasuk ke dalam tanah dengan lapisan permukaan yang tipis. Dengan demikian, kadar N, S, dan P pun menjadi rendah sehingga keberadaannya terbatas.
Bisa diartikan, tanah podsol bukanlah tanah humus yang subur, sehingga jika harus ditanami tanaman pangan, maka harus diberikan pupuk dalam jumlah yang banyak agar kadar N,S,P yang menunjang pertumbuhan akar bisa maksimal. Saya rasa itu bukan solusi yang bijak, karena butuh biaya yang tak sedikit.
Daya Simpan Air Terbatas
Tanah podsolik cenderung mudah mengalami kekeringan. Pasalnya, kandungan lempung tanah ini yang tidak bisa menyerap air. Oleh karena itu, tanah ini mudah sekali mengalami kekeringan.
Air adalah instrumen penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman, jika tanah Podsol tak mampu menyerap air dengan baik, maka bisa dipastikan tanaman akan mudah layu dan kering dengan cepat.
Hal ini bisa diatasi dengan membuat kanal-kanal air pada lahan yang dimaksud. Namun, sekali lagi ini pun bukan solusi yang cerdas, karena membuat kanal juga butuh lahan luas, dan jenis air di sungai Kalimantan cenderung mengandung unsur asam yang tinggi.
Unsur Hara Rendah
Tanah yang subur memiliki ciri utama dapat menyimpan unsur hara di dalamnya. Namun, ada beberapa jenis tanah yang memiliki daya simpan unsur hara yang rendah salah satunya tanah podsolik.
Kemampuan kurangnya daya simpan unsur hara pada tanah ini, membuat jenis tanah ini termasuk ke dalam tanah yang kurang subur dan tidak cocok dijadikan sebagai media tanam.
Bagaikan menabur garam di lautan, artinya walaupun kita menabur pupuk sebanyak-banyak pada lahan tanah podsol, maka unsur dalam pupuk tersebut akan tergerus juga, karena ketidakmampuan jenis tanah ini dalam menyimpan unsur hara.
Bukannya kita menyalahkan para pejabat pengambil keputusan dalam megaproyek ketahanan pangan, kita sebagai rakyat pun memahami bahwa kita butuh lahan luas untuk ditanami tanaman pangan. Namun, seyogyanya dalam menjalankan proyek tersebut harus secara terbuka dan melibatkan akademisi terkait, agar benar-benar misi ketahanan pangan bisa tercapai. Semoga Bermanfaat.