Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tips Mengoptimalkan Anak Berkecerdasan Spasial-Visual

29 Januari 2024   05:09 Diperbarui: 29 Januari 2024   07:10 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Eksperimen Spasial-Visual (dokumen pribadi)

Dalam satu sesi pelajaran menggambar, saya meminta para murid menggambar dengan tema transportasi masa depan. Saya mencoba mengajak anak-anak untuk berimajinasi tentang gambaran kendaraan transportasi di masa depan menurut rancangan mereka sendiri.

Hasilnya, memang aneh-aneh dan di luar ekspetasi, namanya juga anak-anak Esde, ada yang menggambar mobil yang super panjang, ada yang menggambar pesawat yang dipenuhi dengan rudal, ada pula yang menggambar kapal super besar dilengkapi berbagai persenjataan bagaikan kapal induk.

Bagi saya, yang menjadi pertanyaan bukan karena bentuk kendaraan-kendaraan aneh yang mereka gambar, tetapi bagaimana mereka mendapat ide-ide seperti itu. Namun, ada yang saya perhatikan salah satu murid memiliki hasil karya yang detail, dan dia mampu menjelaskan dengan baik fungsi-fungsi dari setiap detail yang dia buat. Sepenuhnya saya jujur, apa yang dia gambar dan apa yang dia jelaskan benar-benar di atas rata-rata kemampuan anak seusianya, walau cara dia menggambar perlu diperhalus.

Di dalam dunia perkembangan anak, kemampuan murid yang saya jelaskan di atas disebut anak yang memiliki kecerdasan spasial-visual. Menurut ahli psikologi anak dari Universitas Iowa, David F. Lohman, memberikan definisi tentang kecerdasan spasial adalah kemampuan untuk menghasilkan, memelihara, memanggil kembali, serta mengubah imaji visual yang terstruktur dengan baik pada otak.

Contoh paling populer dari kecerdasan spasial, adalah gambar-gambar sketsa mahakarya dari Leonardo Da Vinci, yang dimana kebanyakan karyanya tidak dipahami oleh orang di masa abad pertengahan, namun baru bisa dipahami oleh teknokrat di jaman sekarang, seperti rancangan helikopter, stuktur rinci organ manusia hingga detail alur riak-riak air pada sungai kecil yang dihitung dengan presisi. Jenius.

Kecerdasan spasial-visual pada umumnya dimiliki para pelukis, pemahat, arsitek dan pilot. Anak yang memiliki kecerdasan spasial-visual adalah seorang pengamat sejati dalam hidupnya. Mereka amat peka terhadap tanda-tanda alam dan mengamatinya secara holistik atau menyeluruh.

Anak dengan tipe kecerdasan seperti ini biasanya menyukai pelajaran yang dikemas dengan metode diagram, grafik, tabel dan mind mapping. Menurut pakar perkembangan anak, Andi Yudha Asfandiyar dalam bukunya "Kenapa Guru Harus Kreatif", menjelaskan ada 4 cara untuk mengembangkan kecerdasan spasial-visual anak, berikut keempat poinnya.

Kenalkan Arah

Pada saat anak mulai menginjak usia 2 tahun, kita sudah bisa menstimulasinya mengenal arah dengan membedakan tangan kanan dan kiri atau kaki kanan dan kiri. Atau ketika kita sedang perjalanan pulang, tanyakan kepada anak, dimana harus kendaraannya mengarah, apakah ke kanan atau ke kiri.

Jika pada tahap stimulasi awal ini, sang anak cukup cepat dalam membedakan arah kanan, kiri, atas bawah dan lainnya, maka bukan tidak mungkin anak memiliki kecerdasan spasial-visual yang cukup baik.

Ajaklah anak untuk mengeksplor tempat-tempat baru dan mengingat arah-arah yang harus ditempuh serta ajarkan tentang konsep peta sederhana. Jika sang anak memiliki ketertarikan yang sangat tinggi, maka teruskanlah untuk mengkreasi permainan-permainan yang ada kaitannya dalam mengenal arah.

Bermain Puzzle dan Balok

Hampir setiap orang tua rata-rata membelikan anaknya permainan puzzle atau balok lego, tetapi jika kita jeli melihat perkembangan anak, terkadang kita melihat terkadang ada beberapa anak yang memiliki kemampuan menyelesaikan puzzle dengan cara cerdas atau menyusun balok dengan konsep yang terstruktur.

Jika sang anak dalam usia balita sudah mampu menyelesaikan puzzle sederhana dengan baik dan cepat, atau menyusun balok tanpa asal-asalan, bisa dipastikan sang anak memiliki bakat kecerdasan spasial-visual.

Jika sudah demikian, seiring bertambah usianya, berikanlah terus permainan edukatif yang bertambah terus level kesulitannya. Bagi anak yang memiliki kecerdasan spasial-visual, semakin sulit permainannya, justru semakin menyenangkan bagi mereka, karena memang otak mereka sangat senang dengan sesuatu yang bersifat terstruktur dan terkonsep.

Belajar Bentuk

Jika anak sedang asyik menggambar, sesekali ajarkan tentang konsep berbagai bentuk 2 dimensi sederhana, seperti konsep garis, melengkung, zig-zag, bulat, persegi dan lain-lain. Apabila sang anak, justru mampu membuat konsep bentuk-bentuk baru hasil dari imajinasinya sendiri dan dia mampu menjelaskannya dengan sederhana, maka cukup jelas dia memiliki kecerdasan spasial-visual yang kentara.

Intinya jika sang anak mampu menggambar sesuatu dengan konsep jelas serta mampu juga menjelaskan dengan detail apa yang digambar dengan logika yang masuk akal, maka kita harus selalu merangsangnya dengan memberikannya buku-buku yang berbau bangun rancang, seperti buku ensiklopedi jenis-jenis transportasi, jenis-jenis rumah adat dan lain-lainnya.

Dengan memberikan buku-buku seperti itu, maka akan merangsang daya imajinasinya menjadi lebih terstruktur, sehingga menumbuhkan minat untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam merancang suatu desain.

Belajar Mengamati

Observasi adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagi anak berkecerdasan spasial-visual, maka ajaklah sang anak untuk mengamati hal-hal yang baru, buatlah permainan-permainan sederhana yang sifatnya petualangan. Jika sang anak mampu menjelaskan apa yang diamatinya dengan penuh antusias serta detail, maka kemampuan kecerdasan spasial-visual-nya sudah tak diragukan lagi dimiliki olehnya. Hal tersebut dikarenakan otaknya ibarat seperti mesin scanning yang mampu menangkap apa yang dilihatnya dari berbagai sudut.

Walau anak berkecerdasan spasial-visual memiliki ketertartikan tinggi terhadap hal yang sifatnya visual, bukan berarti kita membiarkannya untuk bermain gadget smartphone. Karena biasanya, anak berkemampuan spasial-visual bisa terjebak rentan kecanduan bermain game smartphone ketimbang anak-anak lainnya. Maka dari itu, sebisa mungkin sang anak dibatasi dengan tegas dalam pemakaian gawai smartphone.

Pada intinya anak berkecerdasan spasial-visual adalah anak yang sangat peka terhadap lingkungan sekitar, solutif dan penuh kreasi. Namun, di sisi lain anak seperti ini memerlukan perhatian yang sangat ekstra, karena jika dia berada di lingkungan yang salah atau apa segala yang dilihatnya adalah sesuatu hal buruk, maka dia pun akan sangat cepat mereplikasi hal yang tak baik tersebut. Maka dari itu, jika putra-putri anda memiliki kecenderungan kecerdasan spasial-visual, berikanlah ekosistem pendidikan yang benar-benar baik tumbuh kembangnya. Semoga Bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun