Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tips Mengoptimalkan Anak Berkecerdasan Spasial-Visual

29 Januari 2024   05:09 Diperbarui: 29 Januari 2024   07:10 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Eksperimen Spasial-Visual (dokumen pribadi)

Hampir setiap orang tua rata-rata membelikan anaknya permainan puzzle atau balok lego, tetapi jika kita jeli melihat perkembangan anak, terkadang kita melihat terkadang ada beberapa anak yang memiliki kemampuan menyelesaikan puzzle dengan cara cerdas atau menyusun balok dengan konsep yang terstruktur.

Jika sang anak dalam usia balita sudah mampu menyelesaikan puzzle sederhana dengan baik dan cepat, atau menyusun balok tanpa asal-asalan, bisa dipastikan sang anak memiliki bakat kecerdasan spasial-visual.

Jika sudah demikian, seiring bertambah usianya, berikanlah terus permainan edukatif yang bertambah terus level kesulitannya. Bagi anak yang memiliki kecerdasan spasial-visual, semakin sulit permainannya, justru semakin menyenangkan bagi mereka, karena memang otak mereka sangat senang dengan sesuatu yang bersifat terstruktur dan terkonsep.

Belajar Bentuk

Jika anak sedang asyik menggambar, sesekali ajarkan tentang konsep berbagai bentuk 2 dimensi sederhana, seperti konsep garis, melengkung, zig-zag, bulat, persegi dan lain-lain. Apabila sang anak, justru mampu membuat konsep bentuk-bentuk baru hasil dari imajinasinya sendiri dan dia mampu menjelaskannya dengan sederhana, maka cukup jelas dia memiliki kecerdasan spasial-visual yang kentara.

Intinya jika sang anak mampu menggambar sesuatu dengan konsep jelas serta mampu juga menjelaskan dengan detail apa yang digambar dengan logika yang masuk akal, maka kita harus selalu merangsangnya dengan memberikannya buku-buku yang berbau bangun rancang, seperti buku ensiklopedi jenis-jenis transportasi, jenis-jenis rumah adat dan lain-lainnya.

Dengan memberikan buku-buku seperti itu, maka akan merangsang daya imajinasinya menjadi lebih terstruktur, sehingga menumbuhkan minat untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam merancang suatu desain.

Belajar Mengamati

Observasi adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagi anak berkecerdasan spasial-visual, maka ajaklah sang anak untuk mengamati hal-hal yang baru, buatlah permainan-permainan sederhana yang sifatnya petualangan. Jika sang anak mampu menjelaskan apa yang diamatinya dengan penuh antusias serta detail, maka kemampuan kecerdasan spasial-visual-nya sudah tak diragukan lagi dimiliki olehnya. Hal tersebut dikarenakan otaknya ibarat seperti mesin scanning yang mampu menangkap apa yang dilihatnya dari berbagai sudut.

Walau anak berkecerdasan spasial-visual memiliki ketertartikan tinggi terhadap hal yang sifatnya visual, bukan berarti kita membiarkannya untuk bermain gadget smartphone. Karena biasanya, anak berkemampuan spasial-visual bisa terjebak rentan kecanduan bermain game smartphone ketimbang anak-anak lainnya. Maka dari itu, sebisa mungkin sang anak dibatasi dengan tegas dalam pemakaian gawai smartphone.

Pada intinya anak berkecerdasan spasial-visual adalah anak yang sangat peka terhadap lingkungan sekitar, solutif dan penuh kreasi. Namun, di sisi lain anak seperti ini memerlukan perhatian yang sangat ekstra, karena jika dia berada di lingkungan yang salah atau apa segala yang dilihatnya adalah sesuatu hal buruk, maka dia pun akan sangat cepat mereplikasi hal yang tak baik tersebut. Maka dari itu, jika putra-putri anda memiliki kecenderungan kecerdasan spasial-visual, berikanlah ekosistem pendidikan yang benar-benar baik tumbuh kembangnya. Semoga Bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun